PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATURE (DBT) DAN WET BULB TEMPERATURE (WBT) DALAM GREENHOUSE
PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATURE (DBT) DAN
WET BULB TEMPERATURE (WBT) DALAM GREENHOUSE
Oleh :
Kelompok 3
1.
Fatkhul Rohman 1314071023
2.
Hendri Setiawan 1314071028
3.
M Adita Putra 1314071035
4.
Nasrullah 1314071041
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan bangunan pertanian adalah salah satu metode
pembelajaran untuk mempelajari bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk
menjaga atau meningkatkan produksi pertanian dari hal kualitas maupun
kuantitas. Bidang pertanian memiliki arti luas, mencakup pertanian dalam
bercocok tanam, berkebun, usaha konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha
peternakan. Dari berbagai bidang yang dicakup oleh pertanian sudah banyak
ditebak memiliki banyak tipe-tipe bangunan pertanian sesuai dengan
penggunaannya, bahkan dari keseluruhan bidang tersebut, tipe bangunan satu
dengan yang lainnya itu pasti berbeda.
Salah satu bangunan pertanian yang menjadi pilihan untuk bercocok
tanam yaitu rumah kaca (green house).
Yang perlu diperhatikan dari green house adalah suhu dan kelembaban. Suhu dan
kelembaban dalam green house kebanyakan relatif tinggi jika tidak ada
pengkontrolnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengontrolan suhu dan
kelembaban dalam green house serta perlu untuk mengetahui keadaan lingkungan
dalam green house untuk kelangsungan bercocok tanam. Terdapat alat untuk
mengukur dry bulb dan wet bulb. Alat ini untuk mengetahui besar suhu bola
kering dan bola basah di dalam suatu bangunan pertanian. Oleh karena itu dalam
praktikum kali ini akan mengaji dan mengetahui suhu bola kering dan basah dalam
suatu green house.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1)
Mengukur suhu bola kering dan suhu bola basah pada
ruangan greenhouse
2)
Menentukan nilai (a) Relative Humidity; (b) Humidity
Ratio; (c) Dewpoint Terperature; (d) Specific Volume, dan (e) Enthalpy
II.
METODOLOGI
2.
1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at, 8 April 2016
yang bertempat di green house Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sling
(thermometer bola kering dan bola basah), thermohygrometer, kamera, ATK.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah diagram
psikometrik, green house.
2.3
Langkah Praktikum
Adapun langakah praktikum yaitu sebagai berikut:
1)
Dilakukan pengukuran suhu lingkungan green house
menggunakan sling.
2)
Ditentukan nilai parameter lainnya, seperti; (a) Relative
Humidity; (b) Humidity Ratio; (c) Dewpoint Terperature; (d) Specific Volume,
dan (e) Enthalpy dengan menggunakan diagram psikometrik.
3)
Dibuat tabulasi data dan disajikan dalam bentuk grafik.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Adapun hasil
praktikum kali ini adalah:
Tabel 1. Hasil pengukuran suhu
lingkungan dalam dan luar green house
Parameter
|
Lingkungan Luar
|
Lingkungan Dalam
|
TBK (Suhu
Bola Kering)
|
28,3 0C
|
29,5 0C
|
TBB (Suhu
Bola Basah)
|
25,7 0C
|
26,1 0C
|
Tabel 2. Nilai parameter
lainnya menggunakan diagram psikometrik
Parameter
|
Lingkungan Luar
|
Lingkungan Dalam
|
Relative
Humidity (RH)
|
82%
|
78 %
|
Specific
Volume (v)
|
0,880 m3/kg
|
0,883 m3/kg
|
Humidity
Ratio (HR)
|
0,0200
|
0,0202
|
Dewpoint
Themperature
|
25 0C
|
25,2 0C
|
Enthalpy (h)
|
80 KJ/kg
|
81,5 KJ/kg
|
3.2
Pembahasan
Dari data pengamatan yang dapat kita lihat di atas, bahwa
diperolah dari temperatur bola kering (TBK) dan temperatur bola
basah (TBB) berbeda. Dengan hanya satu kali ulangan dengan selang
waktu 15 menit. Pengukuran dilakukan di dalam dan luar green house.
Dari tabel termometer bola kering (TBK) dan
termometer bola basah (TBB) di atas dapat dilihat bahwa suhu udara
di dalam green house lebih tinggi daripada di luar green house.Jika udara pda
suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur
tersebut mencapai maksimum (Zailani, 1986).
Kejadian ini terlihat pada keadaan di dalam green house.
Selain itu fenomena tersebut disebabkan karena perbedaan sirkulasi udara panas
dari matahari. Jika di dalam green house udara akan sulit keluar sehingga akan
melembabkan ruangan green house dan ditambah lagi bahan material green house
yang dapat menghantarkan panas dari luar ke dalam. Berbeda di luar green house,
suhunya rendah karena panas dari matahari tetap tersirkulasi dengan udara ke
lingkungan dengan baik. Dari hasil pengukuran dengan diagram psikometrik
menunjukkan nilai RH (%) yang berbeda pula. Tingkat RH atau kelembaban di luar
lebih tinggi dari pada di daam green house.
Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara dalam berbagai
hubungan yaitu:
1)
Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air
baik diudara maupun di dalam tanah, maka kelembaban akan semakin tinggi.
2)
Ada atau tidak adanya vegetasi, semakin rapatnya jarak
antara vegetasi maka kelembaban semakin tinggi, namun suhu akan semakin rendah.
3)
Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu
tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah.
4)
Pengaruh aktifitas manusia dipersemaian terbuka.
Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan
(evaporasi). Dalam green house yang dijadikan tempat prakyikum ini, banyak
penampungan air dari sistem hidroponik sehingga tingkat penguapan juga akan
lebih tinggi setiap saatnya. Oleh karena itu suhu bola kering dan bola basah di
dalam green house akan lebih tinggi dibandingkan di luar green house.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini
adalah:
1)
Tingkat suhu bola kering dan suhu bola basah di dalam
green house relatif lebih tinggi daripada di luar green house.
2)
Tingkat kelembaban udara di dalam green house relatif
lebih kecil dari pada di luar green house menurut pengukuran dengan diagram
psikometrik.
3)
Besar suhu bola kering dan bola basah di luar green house
yaitu 28,3 0C dan 25,7 0C. Sedangkan suhu bola kering dan
bola basah di dalam green house yaitu 29,5 0C dan 26,1 0C.
4)
Besar kelembabap udara di luar dan di dalam green house
menurut pengukuran dengan diagram psikometrik yaitu 82 % dan 78 %.
5)
Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara di dalam green
house yaitu tingkat penguapan yang tinggi oleh partikel air di dalam green
house, aktifitas manusia, dan sirkulasi yang kurang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Zailani,
Kadir. 1986. Klimatologi Dasar.
Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala,
Darussalam, Banda Aceh.
0 comments:
Post a Comment