-->

Wednesday, June 8, 2016

PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATURE (DBT) DAN WET BULB TEMPERATURE (WBT) DALAM GREENHOUSE








PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATURE (DBT) DAN
WET BULB TEMPERATURE (WBT) DALAM GREENHOUSE

Oleh :
Kelompok 3
1.      Fatkhul Rohman         1314071023
2.      Hendri Setiawan         1314071028
3.      M Adita Putra             1314071035
4.      Nasrullah                     1314071041











JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.                   PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lingkungan bangunan pertanian adalah salah satu metode pembelajaran untuk mempelajari bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk menjaga atau meningkatkan produksi pertanian dari hal kualitas maupun kuantitas. Bidang pertanian memiliki arti luas, mencakup pertanian dalam bercocok tanam, berkebun, usaha konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha peternakan. Dari berbagai bidang yang dicakup oleh pertanian sudah banyak ditebak memiliki banyak tipe-tipe bangunan pertanian sesuai dengan penggunaannya, bahkan dari keseluruhan bidang tersebut, tipe bangunan satu dengan yang lainnya itu pasti berbeda.
Salah satu bangunan pertanian yang menjadi pilihan untuk bercocok tanam yaitu rumah kaca (green house). Yang perlu diperhatikan dari green house adalah suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban dalam green house kebanyakan relatif tinggi jika tidak ada pengkontrolnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengontrolan suhu dan kelembaban dalam green house serta perlu untuk mengetahui keadaan lingkungan dalam green house untuk kelangsungan bercocok tanam. Terdapat alat untuk mengukur dry bulb dan wet bulb. Alat ini untuk mengetahui besar suhu bola kering dan bola basah di dalam suatu bangunan pertanian. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini akan mengaji dan mengetahui suhu bola kering dan basah dalam suatu green house.




1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1)      Mengukur suhu bola kering dan suhu bola basah pada ruangan greenhouse
2)      Menentukan nilai (a) Relative Humidity; (b) Humidity Ratio; (c) Dewpoint Terperature; (d) Specific Volume, dan (e) Enthalpy

II.                METODOLOGI

2. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at, 8 April 2016 yang bertempat di green house Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sling (thermometer bola kering dan bola basah), thermohygrometer, kamera, ATK.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah diagram psikometrik, green house.
2.3 Langkah Praktikum
Adapun langakah praktikum yaitu sebagai berikut:
1)      Dilakukan pengukuran suhu lingkungan green house menggunakan sling.
2)      Ditentukan nilai parameter lainnya, seperti; (a) Relative Humidity; (b) Humidity Ratio; (c) Dewpoint Terperature; (d) Specific Volume, dan (e) Enthalpy dengan menggunakan diagram psikometrik.
3)      Dibuat tabulasi data dan disajikan dalam bentuk grafik.


III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil praktikum kali ini adalah:
Tabel 1. Hasil pengukuran suhu lingkungan dalam dan luar green house
Parameter
Lingkungan Luar
Lingkungan Dalam
TBK (Suhu Bola Kering)
28,3 0C
29,5 0C
TBB (Suhu Bola Basah)
25,7 0C
26,1 0C

Tabel 2. Nilai parameter lainnya menggunakan diagram psikometrik
Parameter
Lingkungan Luar
Lingkungan Dalam
Relative Humidity (RH)
82%
78 %
Specific Volume (v)
0,880 m3/kg
0,883 m3/kg
Humidity Ratio (HR)
0,0200
0,0202
Dewpoint Themperature
25 0C
25,2 0C
Enthalpy (h)
80 KJ/kg
81,5 KJ/kg

3.2 Pembahasan
Dari data pengamatan yang dapat kita lihat di atas, bahwa diperolah dari temperatur bola kering (TBK) dan temperatur bola basah (TBB) berbeda. Dengan hanya satu kali ulangan dengan selang waktu 15 menit. Pengukuran dilakukan di dalam dan luar green house.
Dari tabel termometer bola kering (TBK) dan termometer bola basah (TBB) di atas dapat dilihat bahwa suhu udara di dalam green house lebih tinggi daripada di luar green house.Jika udara pda suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum (Zailani, 1986).

Kejadian ini terlihat pada keadaan di dalam green house. Selain itu fenomena tersebut disebabkan karena perbedaan sirkulasi udara panas dari matahari. Jika di dalam green house udara akan sulit keluar sehingga akan melembabkan ruangan green house dan ditambah lagi bahan material green house yang dapat menghantarkan panas dari luar ke dalam. Berbeda di luar green house, suhunya rendah karena panas dari matahari tetap tersirkulasi dengan udara ke lingkungan dengan baik. Dari hasil pengukuran dengan diagram psikometrik menunjukkan nilai RH (%) yang berbeda pula. Tingkat RH atau kelembaban di luar lebih tinggi dari pada di daam green house.
Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara dalam berbagai hubungan yaitu:
1)      Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun di dalam tanah, maka kelembaban akan semakin tinggi.
2)      Ada atau tidak adanya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembaban semakin tinggi, namun suhu akan semakin rendah.
3)      Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah.
4)      Pengaruh aktifitas manusia dipersemaian terbuka.
Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan (evaporasi). Dalam green house yang dijadikan tempat prakyikum ini, banyak penampungan air dari sistem hidroponik sehingga tingkat penguapan juga akan lebih tinggi setiap saatnya. Oleh karena itu suhu bola kering dan bola basah di dalam green house akan lebih tinggi dibandingkan di luar green house.

IV.             KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1)      Tingkat suhu bola kering dan suhu bola basah di dalam green house relatif lebih tinggi daripada di luar green house.
2)      Tingkat kelembaban udara di dalam green house relatif lebih kecil dari pada di luar green house menurut pengukuran dengan diagram psikometrik.
3)      Besar suhu bola kering dan bola basah di luar green house yaitu 28,3 0C dan 25,7 0C. Sedangkan suhu bola kering dan bola basah di dalam green house yaitu 29,5 0C dan 26,1 0C.
4)      Besar kelembabap udara di luar dan di dalam green house menurut pengukuran dengan diagram psikometrik yaitu 82 % dan 78 %.
5)      Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara di dalam green house yaitu tingkat penguapan yang tinggi oleh partikel air di dalam green house, aktifitas manusia, dan sirkulasi yang kurang baik.



DAFTAR PUSTAKA

Zailani, Kadir. 1986. Klimatologi Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

0 comments:

Post a Comment

Kontak Saya

No. WhatsApp:

+62 852 9091 95XX

Alamat:

Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah

Email:

hendriseetiawan@gmail.com