ANALISIS KELAYAKAN PENGENDALIAN GULMA MENGGUNAKAN KNAPSACK HANDSPRAYER
ANALISIS KELAYAKAN PENGENDALIAN
GULMA MENGGUNAKAN KNAPSACK HANDSPRAYER
(Laporan
Analisis Mata Kuliah Ekonomi Teknik)
Oleh:
Kelompok
1. Haposan
Simorangkir 1314071027
2. Hendri
Setiawan 1314071028
3. Japen
H Sigiro 1314071030

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnyalah
kami dapat menyelesaikan Laporan Analisis Pengendalian Gulma Menggunakan
Knapsack Handsrpayer ini sebagaimana mestinya. Laporan ini ditulis guna
memenuhi salah satu persyaratan lulus mata kuliah Ekonomi Teknik.
Pada
kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu proses penyusunan laporan, yaitu:
1.
Dr. Ir. Sigit Prabawa, M. Si. selaku
dosen penanggung jawab mata kuliah Ekonomi Teknik.
2.
Dr. Ir. Agus Haryanto, M. S. selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Teknik.
3.
Anna Ditya selaku asisten dosen mata
kuliah Ekonomi Teknik.
4.
Mahasiswa Teknik Pertanian angkatan
2013.
Atas
bantuannya serta dukungan yang mereka berikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Makalah
ini disusun berdasarkan data yang nyata dan didapat dari berbagai sumber. Isi
dari laporan ini adalah tentang bagamana menyusun suatu proyek pengendalian
gulma menggunakan knapsack handsprayer. Adanya kelebihan atau kekurangan dalam
laporan ini hanya sebatas kesalahan teknis saja. Karena dalam menyusunnya kami
masih menemukan kesulitan di dalamnya.
Harapan kami, laporan ini dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan yang
dapat digunakan sebagai penelitian khususnya mengenai knapsack handsprayer.
Demikian
laporan tentang knapsack hand sprayer ini, kami sebagai penyusun laporan ini
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan yang
ditemukan. Sekian, kami ucapkan banyak terimakasih.
Bandar Lampung, 22 Desmber 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ………………………………………………......... i
KATA
PENGANTAR ……………………………………………. ii
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………. 1
1.2 Tujuan ……………………………………………. 2
1.3 Manfaat ……………………………………………. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………. 3
III. METODOLOGI ……………………………………………. 10
3.1 Waktu dan Tempat ……………………………………. 10
3.2 Alat dan Bahan ……………………………………. 10
3.3 Metode Analisis …………………………………..... 10
3.4 Prosedur Analisis ……………………………………. 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………. 11
4.1 Hasil ……………………………………………………. 11
4.1.1 Data Pengamatan ……………………………. 11
4.1.2 Analisis Ekonomi ……………………………. 11
4.2.3 Analisis proyek ……………………………. 15
4.2 Pembahasan ……………………………………………. 15
V. KESIMPULAN ……………………………………………. 20
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………. 21
LAMPIRAN ……………………………………………………………. 23
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata
pencaharian di bidang pertanian. Tentunya dalam hal ini masing-masik penduduk
mempunyai komoditas jenis tanaman yang berbeda-beda. Dalam proses bertani
tentunya memerlukan perawatan terhadap gulma tanaman yang menyebabkan hasil
produksi tidak maksimal. Atas dasar tersebut, maka diperlukan adanya perawatan
yang baik dalam tanaman pertanian agar didapatkan hasil pertanian yang
berkualitas. Karena tanaman pertanian tidak terlepas dari hama dan penyakit
serta gulma yang menyerang. Dalam menjaga kualitas tanaman pertanian yang baik,
sehat harus diusahakan suatu pengendalian hama/penyakit tanaman serta gulma.
Untuk memudahkan pengendalian tanaman terhadap gulma dan segala penyakit yang
menyerang, tentunya membutuhkan alat pertanian yang cocok dan efisien dalam
penggunaannya. Sebab jika menggunakan alat yang tidak cocok akan berdampak pada
efek pengendalian hama yang tidak sempurna dan akan menurunkan hasil produksi.
Oleh karena itu pada praktikum analisis pengendalian gulma kali ini kita akan
melakukan analisis kelayakan terhadap alat tersebut. Alat pertanian yang akan
di analisis yaitu knapsack handsprayer.
Praktikum
analisis kali ini sangat erat hubungannya dengan studi praktikan. Hal ini karena nantinya praktikan akan
menemui peralatan maupun mesin-mesin tersebut di dalam kehidupan kerjanya.
Dengan mempelajari praktikum analisis kali ini, maka praktikan diharapkan akan
mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai knapsack handsprayer sehingga tidak
akan mengalami kesulitan ketika nantinya sudah bekerja di bidang teknologi
pertanian. Selain itu praktikan juga akan mendapatkan ilmu yang lebih, sehingga
dalam masa perkuliahannya akan semakin mudah menyelesaikan masalah-masalah yang
ada.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa
mampu menganalisis kelayakan alat pertanian terhadap penggunaanya di bidang
pertanian.
2. Mengetahui
kondisi layak dan tidak layak alat untuk aplikasinya pada bidang pertanian.
1.3 Manfaat
Pada
praktikum analisis kali ini diharapakan dapat membuat mahasiswa bisa
mendapatkan kondisi yang layak serta tidak layaknya terhadap penggunaan
knapsack handsprayer dalam pengendalian gulma. Selain itu diharapkan juga
mengetahui jenis-jenis Knapsack handsprayer yang digunakan dalam proses
pengendalian gulma.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sprayer
adalah salah satu dari penggunaan mesin secara umum untuk bahan kimia cair
untuk pengendalian gulma dan serangga. Pupuk cair juga dapat menggunakan
sprayer. Tipe dari penyemprotan pertanian digolongkan berdasarkan tujuan
pemakaian, penggunaan bahan kimia, dan tekanan dari sprayer (Jacobs,1983).
Alat
penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu
bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek
semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi
dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan
aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet)
yang melekat pada objek dan sasaran semprot (Kastaman, 2002).
Faktor
– faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan sprayer. Faktor yang berasal
dari peralatan sendiri, yaitu lebar nozzle, tekanan, bentuk nozzle. Faktor yang
ditentukan oleh cairannya adalah viskositas, harga kerapatan cairan, dan
tegangan muka sangat mempengaruhi bentuk ukuran butiran maupun penyebaran
butirannya. (Ciptohadijoyo, 2003).
Ditinjau
dari sumber daya penggeraknya, sprayer dibedakan menjadi dua, yaitu sprayer
yang digerakkan dengan sumber daya penggerak manusia dan sprayer yang
digerakkan dengan daya penggerak motor (Ciptohadijoyo, 1998). Kemudian apabila
ditinjau dari ukuran dan prinsip kerjanya, sprayer dapat digolongkan sebagai
berikut (Irwanto, 1980) :
ü Sprayer
Hidraulik
Pada tipe hidraulik tekanan di dalamnya berasal dari
kerja pompa pada bahan semprotan yang cair. Tekanan yang terjadi mendesak
cairan melalui nozzle yang memecah semprotan ke dalam tetes-tetes kecil dengan
ukuran yang tepat dan memancarkannya dalam pola semprot yang diinginkan. Tenaga
yang cukup besar juga diberikan pada tetes-tetes semprotan untuk membawa
tetes-tetes itu dari nozzle ke permukaan yang diberi perlakuan.
ü Sprayer Hidropneumatik
Sprayer tipe ini mempunyai kisaran penggunaan
kira-kira sama dengan penyemprot tekanan rendah volume rendah yang telah
dipertelakan sebelumnya. Cairan semprotan dibawa di dalam tangki bertekanan dan
tekanan penyemprotan diberikan oleh kompresor udara yang digerakkan oleh mesin.
Pengadukan dilakukan dengan pengadukan mekanik atau dengan pipa udara yang
mengeluarkan udara di bawah permukaan cairan di dalam tangki.
ü Sprayer Tiup
Sprayer tiup juga dikenal sebagai penyemprot
konsentrat atau penyemprot kabut. Dikembangkan untuk pemberian pestisida dalam
bentuk yang pekat. Penyemprot ini digunakan untuk penyemprotan kebun pohon
buah-buahan yang luas, pohon peneduh yang besar, sayuran, serta tanaman
budidaya tertentu lainnya.
ü Sprayer Aerosol
Sprayer ini menyebarkan bahan semprotan dalam bentuk
tetes-tetes yang sangat halus (diameter 1-50 mikron) yang bertahan di dalam
udara dalam waktu yang cukup lama. Pembunuhan serangga dengan alat ini
bergantung pada tersentuhnya oleh insektisida di udara karena lazimnya tidak
ada atau sangat kecilnya pengaruh aksi-aksi bahan kimia. Alat ini digunakan
untuk pengendalian sementara nyamuk dewasa, lalat, dan serangga lain
sejenisnya.
Alat
penyemprot hama dan penyakit. Sprayer berfungsi untuk memecah zat cair menjadi
partikel- partikel kecil dengan ukuran yang efektif dan menyebarnya secara merata
pada permukaan atau ruangan yang akan dilindungi, dan mengatur jumlah
pestisida/insektisida untuk mencegah penggunaan yang berlebihan yang akan
merusak atau terbuang (Daywin, 1977).
Menurut tekanan yang digunakan, sprayer dapat
digolongkan sebagai berikut (Purwadi, 1999) :
a)
Tekanan rendah
b)
Tekanan 20 – 30
kg/cm2
c)
Tekanan 30 – 40
kg/cm2
d)
Tekanan 40 – 50
kg/cm2
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan nozzle : Tipe pekerjaan penyemprotan, yaitu padang
penggembalaan penyemprotan gulma, insektisida, dan lain-lain, jumlah larutan
semprotan total yang harus diberikan per akre untuk tiap penyemprotan, jarak
antar larikan dan jumlah nozzle yang digunakan per larik, jika penyemprotan
harus dilakukan terhadap tanaman larikan, jarak antar nozzle semprot jika keseluruhan
areal, seperti dalam pekerjaan di lahan penggembalaan harus disemprot, tipe
pola semprotan yang diinginkan, seperti tipe kipas atau kerucut, perkiraan
kecepatan yang harus ditempuh, dan perkiraan tekanan yang harus digunakan.
(Smith, 1955).
Kalibrasi adalah usaha untuk menentukan atau memperbaiki pada ukuran yang
sesuai. Dalam hal ini kalibrasi berhubungan dengan penggunaan volume bahan
kimia yang akan disemprotkan persatuan luas, sesuai yang diinginkan. Kalibrasi
ini bisa dilakukan dengan cara laboratorium atau dengan efektif di lapangan
(Purwadi, 1999).
Klasifikasi
Manfaat dan Biaya
Dalam
menentukan manfaat dan biaya suatu program atau proyek harus dilihat secara
luas pada manfaat dan biaya sosial dan tidak hanya pada individu saja. Oleh
karena menyangkut kepentingan masyarakat luas maka manfaat dan biaya dapat
dikelompokkan dengan berbagai cara (Mangkoesoebroto, 1998; Musgrave and
Musgrave, 1989):
1. Real
(Riil)
·
Primer-Sekunder
·
Tangible-Intangible
·
Internal-Eksternal
2. Semu
(Pecuniary)
·
Primer
Salah satunya yaitu
mengelompokkan manfaat dan biaya suatu proyek secara riil (real) dan
semu (pecuniary). Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang
yang tidak diimbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain. Manfaat semu
adalah yang hanya diterima oleh sekelompok tertentu, tetapi sekelompok lainnya
menderita karena proyek tersebut. Manfaat riil dibedakan lagi menjadi
langsung/primer dan tidak langsung/sekunder (direct/primary dan indirect/secondary).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan manfaat adalah hanya kenaikan
hasil atau kesejahteraan yang diperhitungkan sedangkan kenaikan nilai suatu
kekayaan karena adanya proyek tersebut tidak diperhitungkan. Misalnya pada
proyek dam maka kenaikan harga tanah disekitar proyek tidak dimasukkan dalam
manfaat dari proyek tersebut. Hal ini karena perhitungan kenaikan produktivitas
tanah dan kenaikan harga tanah menyebabkan perhitungan ganda dari manfaat
adanya proyek tersebut (Prasetya, 2012).
Manfaat langsung
berhubungan dengan tujuan utama dari proyek atau program. Manfaat langsung
timbul karena meningkatnya hasil atau produktivitas dengan adanya proyek atau
program tersebut. Misalnya proyek pembangunan dam untuk mengairi sawah. Manfaat
langsung adalah kenaikan hasil sawah karena kenaikan produktivitas tanah
sebagai akibat dari bertambah baiknya pengairan sawah. Dalam menentukan manfaat
ini akan timbul masalah apabila suatu proyek juga memberikan manfaat kepada
proyek lain. Sebagai contoh, sebuah jalan dibangun untuk proyek dam dan proyek
tenaga listrik. Perhitungan manfaat dari jalan tersebut harus dibagi antara
kedua proyek tersebut (Prasetya, 2012).
Manfaat tidak langsung
adalah manfaat yang tidak secara langsung disebabkan karena adanya proyek yang
akan dibangun atau merupkan hasil sampingan. Dalam hal proyek di atas manfaat
tidak langsungnya adalah kenaikan produktivitas tanah di luar area pengairan
dari dam tersebut. Manfaat tidak langsung ini dapat menjadi luas sekali,
tergantung dari sejauh mana memasukkan manfaat tidak langsung ke dalam
analisis. Adanya dam juga dapat pula memberikan manfaat lain seperti sebagai
tempat rekreasi, pusat tenaga listrik, tempat penghijauan dan sebagainya. Semua
manfaat tidak langsung ini dapat dimasukkan ke dalam perhitungan manfaat dari
proyek yang akan dibangun pemerintah (Prasetya, 2012).
Konsep Analisis Manfaat dan Biaya
Dalam melaksanakan
analisis terutama pada proyek yang mempunyai umur ekonomis yang relatif panjang
dan memberikan manfaat serta menimbulkan biaya pada saat yang berbeda-beda maka
harus memperhitungkan konsep nilai uang. Analisis harus dilakukan dengan
menghitung seluruh manfaat dan biaya dari suatu proyek selama umur proyek yang
bersangkutan dan dihitung dalam nilai sekarang.
a)
Konsep Future
Value (Nilai Uang yang Akan Datang)
Apabila mempunyai uang
sebesar Rpn yang kita bungakan terus menerus dengan tingkat bunga sebesar 10
persen setahun, maka hasil setiap tahun adalah seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 2. Dengan anggapan bunga yang diterima pada suatu saat dipinjamkan
kembali (sistem bunga berbunga).
Tabel
2. Hasil Bunga Berbunga Uang Sebesar RpU,-
Akhir tahun
|
Jumlah uang
|
|
0
|
U
|
|
1
|
U + U x 10% = (1 +
0,1) U
|
|
2
|
U (1 + 0,1) + U (1
+ 0,1) x 10% = U (1 + 0,1)2
|
|
3
|
U (1 + 0,1)2
|
+
U (1 + 0,1)2 x 10% = U (1 + 0,1)3
|
.
|
||
.
|
||
N
|
U (1 + 0,1)n-1
|
+ U (1 + 0,1)n-1 x 10% = U (1 + 0,1)n
|
Sumber: Mangkoesoebroto, 1998
Dari Tabel 2 dapat
dilihat bahwa uang sebesar RpU,- pada tahun ke n akan bernilai sebesar U
(1+0,1)n. Dengan analisis seripa maka kita tahu apabila kita
mempunyai uang sebesar Rp5 juta kita bungakan terus menerus selama 30 tahun,
pada akhir tahun ke-30 akan bernilai 5 (1,10)30 atau sebesar Rp87
juta.
Rumus umum penghitungan nilai akan datang (future
value):
Pn
= Po (1 + i)n
di mana:
Pn = nilai uang di masa datang
Po = nilai uang sekarang
I = tingkat bunga
n = tahun
b)
Konsep Present
Value (Nilai Uang Sekarang)
Karena sifat manusia
yang myopic tersebut maka uang yang akan kita terima beberapa tahun yang akan
datang nilainya tidak sama dengan apabila jumlah uang tersebut kita terima saat
ini. Berapa nilai sekarang dapat dihitung dengan menggunakan konsep present
value (nilai uang sekarang).
Apabila kita menerima
uang sebesar RpU,- yang diterima pada n tahun yang akan datang, maka
penghitungan nilainya sekarang (Po) dari uang tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Po
= U / (1 + i)n
di mana:
Po =
nilai uang sekarang
U =
jumlah uang yang akan diterima 30 tahun yang akan datang
i =
tingkat bunga
n =
tahun
Sebagai contoh, apabila kita akan menerima uang
sebesar Rp5 juta pada lima tahun yang akan datang, maka nilai uang tersebut
sekarang adalah tidaklah sebesar Rp5 juta, akan tetapi sebesar Rp5 / (1+0,10)5
atau hanya sebsar Rp3,10juta.
Dari
analisis di atas dapat kita ketahui bahwa dalam melaksanakan evaluasi atas
suatu proyek, terutama pada jenis proyek yang mempunyai umur ekonomis yang
relatif panjang dan memberikan manfaat serta menimbulkan biaya pada saat yang
berbeda-beda, maka dalam mengevaluasinya kita harus mempertimbangkan
faktor-faktor di atas, yaitu kita menghitung seluruh manfaat dan biaya dari
suatu proyek selama umur proyek yang bersangkutan dan kita hitung nilainya
sekarang (Prasetya, 2012).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Kegiatan
analisis dan penyusunan laporan dengan judul Analisis Kelayakan Pengendalian
Gulma Menggunakan Knapsack Handsprayer ini dilakukan di Bandar Lampung mulai
dari bulan September sampai November 2014.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada kegiatan analisis ini adalah laptop, alat tulis,
kalkulator.
3.3 Metode
Analisis
Metode yang
digunakan pada kegiatan analisis ini yaitu menggunakan metode sinking fund.
Serta data-data yang diolah berasal dari hasil wawancara dengan petani maupun
toko tempat menjual alat pertanian, pencarian dari internet, dan asumsi-asumsi
yang masih dalam lingkup wajar.
3.4 Prosedur
Analisis
Adapun
prosedur yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
![]() |
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
yang didapat dari kegiatan analisis kelayakan ini berupa data yang diperoleh
tentang alat pengendali gulma yaitu knapsack handsprayer, analisis biaya
terhadap alat dan analisis kelayakannya untuk mengendalikan gulma.
4.1.1 Data Pengamatan
Dari
hasil studi pustaka melalui wawancara terhadap knapsack handsprayer, maka
didapat data sebagai berikut:
KOMPONEN
|
NILAI
|
SATUAN
|
|
Harga Awal (P)
|
300.000
|
Rp
|
|
Nilai Akhir (S)
|
30.000
|
Rp
|
|
Umur Ekonomis (N)
|
5
|
Tahun
|
|
Jam Kerja Per Tahun (Wt)
|
1.760
|
Jam/Tahun
|
|
Kapasitas Kerja (k)
|
0
|
Ha/Jam
|
|
Tingkat Suku Bunga (i)
|
12
|
%
|
|
Persentase Asuransi (i)
|
5
|
%
|
|
Upah Operator (Uop)
|
6.500
|
Rp/Jam
|
|
Harga Tetapan x
|
2
|
||
Harga Tetapan y
|
15
|
||
Harga Sewa Penyemprotan Gulma Pertama
|
60.000
|
Rp/Ha
|
4.1.2 Analisis Biaya/Ekonomi
Dari
data yang sudah diperoleh melalui wawancara kepada petani maupun toko-toko yang
menjual alat pertanian yaitu knapsack handsprayer, maka langkah selanjutnya
yaitu menghitung analisis biaya/ekonomi
dan analisis proyek dengan menggunakan metode
sinking fund. Tujuan analisis ini yaitu untuk memperoleh biaya pokok dari
alat knapsack handsprayer ini. Perhitungan biaya adalah sebagai berikut:
4.1.2.1 Biaya Tetap
Komponen
dari biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya bunga modal dan asuransi, biaya
pajak, dan biaya bangunan dan garasi.
a)
Biaya
Penyusutan
(A/F,12%,5)
=
0,157409732

(F/P.12%,5) =
1,12

Dn = (P-S) (A/F,12%,5) (A/P,12%,5)
= (300.000-30.000)( 0,157409732)( 1,12)
= Rp 47600,70294/Tahun.
Dari perhitungan dihasilkan
biaya penyusutan adalah sebesar Rp47600,70294 /Tahun.
b)
Biaya
Bunga Modal dan Asuransi

Dari
perhitungan besar bunga modal dan asuransi adalah
30.600/Tahun.

c)
Pajak
Pajak
dalam analisis kali ini dianggap memiliki nilai nol, karena alat pertanian tidak menggunakan pajak.
d)
Biaya
Bangunan/Garasi

Biaya
garasi bernilai 0,5-1 % dari harga awal. Untuk analisis kali ini kita asumsikan
1 % dan setelah dihitung mendapatkan hasil sebesar Rp 3000,-.
Dari
perhitungan di atas bisa dihitung biaya tetapnya. Maka, biaya tetap dari
knapsack handsprayer adalah penjumlahan dari biaya penyusutan, biaya bunga
modal dan asuransi, pajak, dan biaya garasi.

=
Rp 81.200,70294
4.1.2.2 Biaya Tidak Tetap
Pada perhitungan biaya
tidak tetap ini kita akan menggunakan rumus untuk alat. Komponen dari
biayatidak tetap yaitu biaya perbaikan dan pemeliharaan alat, biaya suku cadang,
dan biaya operator. Adapun perhitungan biaya tidak tetap untuk knapsack
handsprayer adalah sebagai berikut:
a.
Biaya Perbaikan dan
Pemeliharaan


= Rp 57.024
Hasil dari perhitungan
didapat biaya PPa sebesar Rp 57.024.
b.
Biaya Suku Cadang

Biaya suku cadang yang
didapat yaitu sebesar Rp 24.000.
c.
Biaya Operator

Biaya operator yang
dikeluarkan pertahunnya adalah sebesar
11.440.000.

Dari data perhitungan di
atas biaya total dari biaya tidak tetap adalah sebagai berikut:


=
Rp 11.521.024
ü BIAYA TOTAL
Maka biaya total untuk
analisis biaya ini adalah sebagai berikut:



ü BIAYA POKOK
Biaya pokok adalah biaya
yang dikeluarkan per unit produk. Maka biaya pokok dari knapsack handsprayer
adalah:



Adapun perhitungan
analisis biaya atau ekonomi dari pengendalian gulma menggunakan knasack
handsprayer ini sudah terselesaikan di atas. Hasil dari perhitungan kita yaitu
biaya pokok. Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan per unit produk.
4.1.3 Analisis Proyek
Analisa proyek
dilakukan untuk mengetahui proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Untuk
mengetahui proyek layak atau tidak kita harus tahu nilai dari NPV, IRR, serta
B/C Ratio dan analisis sensitif dari data yang mendukung untuk proyek ini. Dari
perhitungan anilisis biaya di atas maka di dapat nilai-nilai tersebut yang
terperinci di bawah ini:
ü Nilai NPV
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan tabel arus kas
maka didapat nilai NPV sebesar Rp 1.794.368,545. Jika menggunakan cara kedua
hasilnya pun juga menunjukkan nilai yang sama. Perhitungan ini
menggunakan discount factor 12% dan
dengan hasil ini proyek dinyatakan layak.
ü Nilai
IRR
Pada
perhitungan IRR kita menggunakan tabel arus kas dan pada kasus ini terdapat
kasus bahwa IRR memiliki nilai tak terhingga, karena rentan discount factor dan
NPV bernilai positif terus. Maka dari nilai NPV yang positif terus proyek
sangat menguntungkan.
ü Nilai
B/C Ratio
Dari
perhitungan B/C ratio didapatkan hasil sebesar 1,043. Hasil ini melebihi angka
satu yaitu batas dari proyek layak. Oleh karena nilai B/C Ratio lebih besar
dari 1 maka proyek dinyatakan layak.
4.2 Pembahasan
Langkah
Analisis
Pada tugas
akhir mata kuliah Ekonomi Teknik yaitu membuat laporan analisis tentang
kelayakan pengendalian gulma menggunakan knapsack handsprayer ini kami banyak
melalui tahap-tahapan dalam menyelesaikannya. Kegiatan dimulai dengan mencari
data dari alat yang ingin kita analisis kinerjanya terhadap kegunaan alat. Pada
kali ini alatnya yaitu Knapsack Hansprayer. Setelah data terkumpul yang
bersumber dari wawancara dan searching di internet kami memulai perhitungan
analisis biaya atau ekonomi dengan menggunakan metode penyusutan sinking fund.
Dalam perhitungan analisis biaya banyak komponen biaya yang harus dihitung, dan
komponen tersebut terbagi atas biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).
Biaya tersebut akan dapat menentukan biaya pokok (B) dari alat tersebut.
Setelah terhitung biaya pokok alat tersebut, maka selanjutnya kita akan
menghitung analisis proyek dengan komponen Biaya dan manfaat. Dari perhitungan
analisis proyek inilah kita akan mengetahui proyek layak atau tidak dengan kriteria
nilai NPV, IRR, dan B/C Ratio. Pada kasus ini proyek yang kami analisis
memiliki kriteria proyek yang layak dilaksanakan.
Analisis
biaya
Pada analisis biaya, komponen yang dihitung pertama
yaitu penyusutan yang terjadi setiap tahunnya. Metode penyusutan dibagi menjadi
empat yaitu Metode Garis Lurus (Straight
Line method), Metode Penjumlahan Angka Tahun (Sum Of The Year Digits Method), Metode Keseimbangan Menurun Berganda (Double Declining Balance Method), Metode
Sinking Fund (Sinking Fund Method)
(Prabawa, 2013). Dalam proyek kali ini kami menggunakan salah satu metode yaitu
metode sinking fund. Metode ini adalah metode yang paling mendekati nilai
sebenarnya. Sebelum menghitung analisis biaya tentunya ada komponen-komponen
dari analisis biaya ini. Komponen-komponen itu yaitu dikelompokkan dalam Biaya
Tetap (BT) dan Biaya Tidak Tetap (BTT).
Pada biaya tetap kali ini
terdiri dari biaya penyusutan (Dn), Biaya bunga modal dan asuransi (I), Biaya
bangunan atau garasi (BG). Untuk alat petanian biaya pajak dianggap memiliki
nilai nol (0). Pada perhitungan biaya penyusutan ini merupakan nilai yang turun
akibat dari pemakaian atau umur pakai bertambah. Setelah dihitung dengan
menggunakan metode sinking fund, biaya penyusutan knapsack handsprayer yaitu
sebesar Rp 47.600,70294/ tahun. Nilai ini adaah nilai yang cukup besar untuk
nilai penyusutan harga. Untuk perhtungan biaya bunga modal dan yang harus
dikeluarkan tiap tahunnya yaitu sebesar Rp 30.600/ tahun. Dalam hal ini ita
menggunakan discount rate sebesar 12% dan asuransi sebesar 5%. Untuk biaya
pajak bernilai nol karena alat pertanian kebanyakan tidak memakai pajak dan
dalam analisis ini kita anggap nol. Untuk biaya garasi berkisar antara 05-1 %
dari harga awal (P). Setelah dihitung dengan menggunakan 1 % dari harga awal
yaitu sebesar Rp 3.000. total biaya tetap (BT) alat yaitu sebesar Rp
81.200,70294.
Pada biaya tidak tetap
terdiri dari biaya perbaikan dan pemeliharaan (PPa), biaya suku cadang (SCa),
dan biaya operator (BO). Pada biaya tidak tetap menggunakan rumus untuk alat,
karena kita menganalisis alat dan bukan menganalisis mesin. Untuk perhitungan
biaya pemeliharaan didapat nilai sebesar Rp 57.024. nilai ini cukup besar untuk
biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan. Untuk biaya suku cadang alat setelah
dihitung memiliki nilai sebesar Rp 24.000. biasanya tidak banyak yang diganti
dari knapsack handsprayer ini. Mungkin hanya penggantian dibagian knpsack dan
alat penyemprotnya. Untuk biaya operator kita menggunakan upah umum pada
masyarakat. Biasanya petani mengupah orang yang menyemprt dengan knapsack
handsprayer ini sebesar Rp 50.000 per hari. Oleh karena itu, setelah dihitung
dengan menggunakan kapasitas 8 jam kerja per hari maka didapat biaya opertor
sebesar Rp 11.440.000/ tahun. Dari komponen di atas maka didapat jumlah biaya
tidak tetap (BTT) alat sebesar Rp 11.521.024/ tahunnya. Ternyata pengeluaran
tidak tetap masih terlalu besar untuk kriteria alat sedang seperti knapsack
hansprayer.
Dari komponen biaya tetap dan biaya
tidak tetap menghasilkan biya total dari alat selama satu tahun atau tahun
pertama. Jumlah nilai tersebut yaitu sebesar Rp 11.602.224,7 tiap tahunnya.
Nilai cukup besar untuk alat pertanian yang harga ekonomisnya kecil. Dari
komponen biaya tetap ini bisa dihitung biaya pokok alat per hektarnya. Biya
pokok adalah biaya yang dikeluarkan per unit produk. Dari hasil yang sudah
dihitung menghasilkan biaya pokok sebesar Rp 52.737,38501 per hektar.
Biaya pokok merupakan
biaya yang diperlukan suatau alat/mesin pertanian untuk setiap unit produk.
Sebagai contoh biaya pengolahan tanah perhektar (Rp/Ha), biaya penggilingan
padi per kg (Rp/kg). Jika terdiri dari beberapa alat mesin mesinmaka biaya
pokok merupakan gabungan. Perhitungan biaya pokok bersangkutan dengan kapasitas
mesin dalam perhitungannya (Prabawa, 2013).
Biaya pokok knapsack
handsprayer ini lebih rendah jika dihitung dengan metode sinking fund dan
dibandingkan dengan metode lainnya. Hal ini bisa dilihat pada tabel analisis
biaya.
Tabel Biaya Pokok
Knapsack Handsprayer Dengan Macam-Macam Metode.
BIAYA POKOK
|
NILAI
|
SATUAN
|
Metode Garis Lurus
|
52861.47558
|
Rp/Ha
|
Motode Penjumlahan
Angka Tahun
|
52848.29091
|
Rp/Ha
|
Metode Kesetimbangan
Menurun Berganda
|
53066.47273
|
Rp/Ha
|
Metode Sinking Fund
|
52737.38501
|
Rp/Ha
|
Dari perhitungan
analisis biaya diatas bisa dilihat bahwa alat kecil pun menghasilkan biaya yang
besar setiah tahunnya. Tujuan dari analisis tersebut yaitu meraih keuntungan
dari proyek yang dilaksanakan. Jika pada knapsack handsprayer ini memiliki
potensi keuntungan, karena biaya sewa dari knapsack ini lumayan besar dan
pengeluaran dari alat ini sedikit. Oleh karena itu, dari situ bisa dipastikan
proyek layak.
Analisis proyek
Pada kali ini kita akan
membahas analisis proyek pada alat pertanian yaitu knapsack handsprayer. Tujuan
analisis ini yaitu ingin melihat bahwa proyek layak apa tidak. Namun sebelum
itu kita harus tahu apa yang dimaksud proyek itu sendiri. Menurut Sigit Prabawa
(2013) proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah
sumber daya untuk memperoleh suatu manfaat (Benefit). Hal ini selaras dengan
tujuan kami yaitu ingin mengetahui bahwa proyek yang kami analisis ini layak
apa tidak.
Pada kegiatan analisis
kali ini knapsack handsprayer sebagai bahan kami. Mulai dari biaya investasi
yang dibutuhkan sampai hasil yang dikeluarkan dari alat akan kami jelaskan di
bawah ini. Pada knapsack handsprayer biaya investasi atau cost, diambil dari
biaya total alat setiap tahunnya. Biaya tersebut adalah Rp 11.602.224,7. Biaya
ini cukup besar untuk alsintan kecil. Dan manfaat pada analisis ini diambil
dari biaya upah operator dikali tetapan x untuk alsintan dan dikali dengan
harga sewa alat. Biaya tersebut menghasilkan Rp 12.100.000,00. Hasil ini
tentunya menentukan proyek layak atau tidak.
Kriteria menentukan
proyek layak atau tidak ada tiga yaitu:
ü NPV
ü IRR
ü B/C Ratio
NPV
NPV sendiri adalah
perbedaan nilai sekarang dari manfaat biaya. Jika NPV dihasilkan memiliki nilai
yang negatif maka proyek mengalami kerugian. Dan jika proyek mengalami
keuntungan maka akan ditandai dengan hasil NPV positif. Pada analisis kali ini
jika manfaat dikurang dengan biaya investasi maka hasilnya akan positif.
Selanjutnya akan dikalikan dengan discount faktor setiap tahunnya selama 5
tahun. Dan untuk proyek kali ini dinyatakan layak untuk diteruskan. NPV
tersebut adalah sebesar Rp 1.794.368,545.
IRR
Pada analisis dengan IRR
ini mempunyai syarat proyek layak yaitu IRR lebih besar dari tingkat discount
rate. IRR sendiri adalah tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu
proyek. IRR juga merupakan tingkat bunga dimana NPV bernilai nol. Namun pada
kasus analisis kami saat ini NPV akan bernilai positif terus walaupun discount
rate memakai 100%. Hal ini menunjukkan proyek akan sangat menguntungkan.
B/C Ratio
B/C Ratio merupakan
Manfaat dibagi dengan biaya. Jika B/C Ratio menunjukkan nilai lebih besar sama
dengan 1 maka proyek dinyatakan layak. Pada analisis saat ini knapsack
handsrpayer dinyatakan layak karena menghasilkan B/C ratio melebihi angka 1.
Yaitu sebesar 1,043.
Kendala yang dihadapi
saat melakukan analisis yaitu sering tidak telitinya dalam memasukkan angka ke
dalam excel maupun perhitungan. Inilah yang mengakibatkan proyek tidak sesuai dengan
kenyataan. Selain itu faktor kelelahan menjadi fokus utama, karena terlalu
banyak angka yang dihitung. Sedangkan keuntungan dari kegiatan ini adalah dapat
memperoleh informasi mengenai alsintan maupun teknologi pertanian.
V. KESIMPULAN
Bedasarkan
analisis yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Biaya
total pengendalian gulma dengan knapsack handsprayer menggunakan metode sinking
fund yaitu sebesar Rp 11602224.7/tahun.
2. Biaya pokok pengendalian
gulma dengan knapsack handsprayer menggunakan metode sinking fund yaitu sebesar
Rp 52737.38501/Ha.
3. Dari perhitungan
analisis biaya didapat NPV bernilai posotif, IRR melebihi batas proyek layak
yaitu discount rate, dan B/C Ratio melebihi satu.
4. Berdasarkan kriteria
proyek layak yaitu NPV, IRR, dan B/C Ratio menunjukkan nilai yang melebihi
batas atau positif maka proyek dinyatakan layak.
5. Kendala yang dihadapi
saat menyusun laporan analisis ini adalah tidak teliti memasukkan angka dalam
perhitungan.
6. Keuntungan analisis ini
adalah mengetahui teknologi pertanian serta mengenal alsintan.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptohadijoyo,
Sunarto. 2003. Hand Out Mata Kuliah Mesin Produksi Pertanian.
Yogyakarta:Fakultas
Teknologi Pertanian.
Daywin, Frans J..1977. Teknik Budidaya Pertanian. Departemen Mekanisasi
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan THP
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Irwanto,
Kohar. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian
Bogor,
Departemen Mekanisasi Pertanian: Bogor.
Jacobs,O.Clinton.,William
R. Harrel, 1983, Agricultural Power and Machinery,
Gregg
Division McGraw-Hill Book Company, USA
Kastaman,
Roni, Wahyu Daradjat dan Entun Santosa. 2002. Aplikasi Alat Penyemprot
Listrik-Statik Sistem Butiran Terkontrol. (diakses tanggal
18
November 2014). (URL:http://72.14.235.132/search?q=cache:Y-
YmuosTnc0J:resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/No.03%2520paperskimRoni2.pdf+fungsi+sprayer&cd=11&hl=id&ct=lnk&gl=id&client=firefox-a).
Prasetya, Ferry, SE., M.App Ec. 2012. Modul Ekonomi Publik Bab VI Analisis
Biaya dan
Manfaat. Universitas Brawijaya:
Malang.
Purwadi, Tri, Ir. M. Eng. 1999. Mesin Tanam dan Mesin Pemeliharaan Tanaman. Program Studi Teknik
Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Smith,
Harris P. 1935. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta
: Gadjah
Mada University Press.
LAMPIRAN
A.
Lampiran Excel
Analisis Pengendalian Gulma Dengan Knapsack Handsprayer
|
||||
NO
|
PARAMETER
|
NILAI
|
SATUAN
|
|
1
|
Harga Awal (P)
|
300,000
|
Rp
|
|
2
|
Nilai Akhir (S)
|
30,000
|
Rp
|
|
3
|
Umur Ekonomis (N)
|
5
|
Tahun
|
|
4
|
Jam Kerja Per Tahun
(Wt)
|
1,760
|
Jam/Tahun
|
|
5
|
Kapasitas Kerja (k)
|
0.125
|
Ha/Jam
|
|
6
|
Tingkat Suku Bunga (i)
|
12
|
%
|
|
7
|
Persentase Asuransi
(i)
|
5
|
%
|
|
8
|
Upah Operator (Uop)
|
6,500
|
Rp/Jam
|
|
9
|
Harga Tetapan x
|
2
|
||
10
|
Harga Tetapan y
|
15
|
||
11
|
Harga Sewa
Penyemprotan Gulma Pertama
|
55,000
|
Rp/Ha
|
(A/P,12%,5) atau crf
|
0.277409732
|
|
(A/F,12%,5)
|
0.157409732
|
|
(F/P,12%,5)
|
1.12
|
V1
|
180000
|
|
V0
|
300000
|
BIAYA TETAP
|
NILAI
|
SATUAN
|
1. Biaya Penyusutan
|
||
a. Metode Garis Lurus
|
74900.62762
|
Rp/Tahun
|
b. Metode Penjumlahan Angka Tahun
|
72000
|
Rp/Tahun
|
c. Metode Kesetimbangan menurun
Berganda
|
120000
|
Rp/Tahun
|
d. Metode Sinking Fund
|
47600.70294
|
Rp/Tahun
|
2. Biaya Bunga Modal
dan Asuransi
|
30600
|
Rp/Tahun
|
3. Pajak
|
0
|
Rp/Tahun
|
4. Biaya Garasi
|
3000
|
Rp/Tahun
|
TOTAL BIAYA TETAP
|
NILAI
|
SATUAN
|
Metode Garis Lurus
|
108500.6276
|
Rp/Tahun
|
Motode Penjumlahan
Angka Tahun
|
105600
|
Rp/Tahun
|
Metode Kesetimbangan
Menurun Berganda
|
153600
|
Rp/Tahun
|
Metode Sinking Fund
|
81200.70294
|
Rp/Tahun
|
BIAYA TIDAK TETAP
|
NILAI
|
SATUAN
|
Biaya Perbaikan Dan
Pemeliharaan
|
57024
|
Rp/Tahun
|
Biaya Suku Cadang
|
24000
|
Rp/Tahun
|
Biaya Operator
|
11440000
|
Rp/Tahun
|
TOTAL BIAYA TIDAK
TETAP
|
11521024
|
Rp/Tahun
|
BIAYA TOTAL
|
NILAI
|
SATUAN
|
Metode Garis Lurus
|
11629524.63
|
Rp/Tahun
|
Motode Penjumlahan
Angka Tahun
|
11626624
|
Rp/Tahun
|
Metode Kesetimbangan
Menurun Berganda
|
11674624
|
Rp/Tahun
|
Metode Sinking Fund
|
11602224.7
|
Rp/Tahun
|
BIAYA POKOK
|
NILAI
|
SATUAN
|
Metode Garis Lurus
|
52861.47558
|
Rp/Ha
|
Motode Penjumlahan
Angka Tahun
|
52848.29091
|
Rp/Ha
|
Metode Kesetimbangan
Menurun Berganda
|
53066.47273
|
Rp/Ha
|
Metode Sinking Fund
|
52737.38501
|
Rp/Ha
|
Analisis Proyek Menggunakan Metode Sinking Fund
|
||||||
Tahun
|
Biaya ( C )
|
Manfaat ( B )
|
B - C
|
DF 12%
|
Nilai Sekarang
|
Keterangan
|
(Rp/Th)
|
(Rp/Th)
|
(Rp/Th)
|
(Rp/Th)
|
|||
1
|
11602224.7
|
12100000
|
497775.2971
|
0.892857143
|
444442.2295
|
Layak
|
2
|
11602224.7
|
12100000
|
497775.2971
|
0.797193878
|
396823.4192
|
|
3
|
11602224.7
|
12100000
|
497775.2971
|
0.711780248
|
354306.6243
|
|
4
|
11602224.7
|
12100000
|
497775.2971
|
0.635518078
|
316345.2003
|
|
5
|
11602224.7
|
12100000
|
497775.2971
|
0.567426856
|
282451.0717
|
|
NPV Cara Pertama (Rp)
|
1794368.545
|
Tahun
|
Nilai Sekarang
|
Keterangan
|
||
C
|
B
|
|||
1
|
10359129.2
|
10803571.43
|
Layak
|
|
2
|
9249222.499
|
9646045.918
|
||
3
|
8258234.374
|
8612540.999
|
||
4
|
7373423.548
|
7689768.749
|
||
5
|
6583413.883
|
6865864.954
|
||
NPV
|
41823423.5
|
43617792.05
|
1794368.545
|
|
GROSS B/C
|
1.042903435
|
≥ 1 DR (Proyek Layak)
|
B
- C
|
DF
12%
|
Nilai
sekarang 12%
|
DF
15%
|
Nilai
sekarang 15%
|
DF
20 %
|
Nilai
sekarang 20%
|
(Rp/th)
|
(Rp/th)
|
(Rp/th)
|
(Rp/th)
|
|||
497,775.30
|
0.892857143
|
444,442.23
|
0.869565217
|
432,848.08
|
0.833333333
|
414,812.75
|
497,775.30
|
0.797193878
|
396,823.42
|
0.756143667
|
376,389.64
|
0.694444444
|
345,677.29
|
497,775.30
|
0.711780248
|
354,306.62
|
0.657516232
|
327,295.34
|
0.578703704
|
288,064.41
|
497,775.30
|
0.635518078
|
316,345.20
|
0.571753246
|
284,604.64
|
0.482253086
|
240,053.67
|
497,775.30
|
0.567426856
|
282,451.07
|
0.497176735
|
247,482.30
|
0.401877572
|
200,044.73
|
NPV (Rp)
|
1,794,368.54
|
NPV (Rp)
|
1,668,620.00
|
NPV (Rp)
|
1,488,652.85
|
IRR(%)
|
61.3590152
|
≥ DISCOUNT RATE PROYEK LAYAK
|
B/C
Ratio



B.
Lampiran Foto
Knapsack
Handsprayer Tipe SA-14
0 comments:
Post a Comment