Pengenalan Alat Pengolahan Tanah Primer
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga pada
akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca panen. Dalam proses-proses
tersebut yang merupakan proses awal adalah pengolahan lahan (soil tillage).
Pada proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan
kotoran-kotoran dan sampah pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap
pembajakan dan penggaruan.
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman,
pengolahan tanah yang awalnya dilakukan dengan cara konvensional, dengan
menggunakan tenaga hewan ternak, dapat berupa sapi ataupun kerbau. Sekarang,
dengan semakin berkembangnya teknologi, pengolahan dengan cara konvensional
diganti dengan teknologi yang lebih canggih. Traktor adalah mesin pertanian
yang paling umum digunakan untuk membajak
lahan pertanian. Pada traktor, dapat digandeng dengan berbagai jenis
bajak sesuai dengan jenis tanah yang akan diolah.
1.2
Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui macam-macam alat pengolahan tanah
primer (bajak singkal) maupun sekunder.
b. Mahasiswa mengetahui fungsi-fungsi dari bajak singkal.
c. Mahasiswa mampu menghitung kapasitas kerja bajak.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah
penyiapan tanah untuk penanaman dan proses mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma
selama pertumbuhan tanaman budidaya (Smith, 1990: 188).
Pengolahan tanah
meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami.
Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer
(pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah
kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling
tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah
sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya.
Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam
(>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan
pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil
olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk
ditanami) (Anonim,
2008).
Sifat fisik dan kimia
tanah sangat erat hubunganya dengan jenis dan kondisi tanah serta iklim
setempat, dimana langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat tanah yang baik selain
dipengaruhi oleh bahan induk dan proses pembentukannya juga oleh
tindakan pengolahan tanah. Struktur, tekstur dan solum tanah mempengaruhi
aerasi tanah, perkembangan atau dalamnya perakaran dan perkembangan faktor
biotis. Dari hal tersebut diatas maka dalam budidaya tanaman masalah pengolahan
tanah perlu mendapat perhatian.(Sachez,1993)
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1.No tillage (tanpa olah tanah).
2.Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang
ditanami). 3.Maximum tillage (pengolahan intensif pada seluruh lahan yang akan
ditanami). (Sosroatmojo,1980)
Fungsi
tanah yang primer menurut Haryadi (1988) adalah :1. Memberikan
unsur-unsur mineral, melayani baik sebagai medium pertukaran maupun
sebagai tempat persediaan. 2. Memberikan air dan melayaninya sebagai perubahan.
3.Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Untuk
mendapatkan tanah yang bagus, maka pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi
lingkungan antara lain ; iklim, keadaan
tanah, jenis tanaman dan saat tanam.
Pengolahan tanah
meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. pengolahan
tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan
tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun
pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang tindih).
Contoh alat dan mesin pengolahan tanah pertama adalah: bajak singkal, bajak
piringan, bajak pahat (chisel plow), rotavator atau rotary tiller, cangkul, dan
lain-lain. Contoh alat dan mesin pengolahan tanah kedua adalah: garu gerigi,
garu pegas (spring tooth harrow), garu piringan, rotavator, cangkul, dan
berbagai macam alat pembentuk guludan atau juringan (Anonim, 2009).
Macam-macam Bajak
Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah
untuk memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91
cm. Alat-alat tersebut yaitu :
1.
Bajak
Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat
baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong
dan membalik tanah disebut botton,
yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : singkal (molg board), pisau (share)
dan penahan samping (landside).
Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan dengan rangka
(frame) melalui batang penarik
(beam).
Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar disamping:
2.
Bajak
Piringan (Disk Plow)
Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit
bagi bajak singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat
menggelinding dan berputar, sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur
sehingga diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang
terjadi. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan
pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket
pada piringan juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Gambar disamping menunjukkan piringan bajak.
Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu :
a.
Dapat
bekerja di tanah keras dan kering.
b.
Dapat
untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu.
c.
Dapat
untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran.
d.
Dapat
untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal.
e.
Dapat
untuk pembajakan yang dalam (Wijanto, 1996).
3.
Bajak Rotary
Alat pengolah tanah
yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang berputar dari
sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar dari traktor
(PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau bongkahan
tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana lebar
poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan Standardisasi Nasional, 2009).
Macam-macam Garu
Pengolahan Tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah pengolahan
tanah kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah
sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat
pengolah tanah kedua meliputi:
1.
Garu
(Harrow)
Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah
bongkahan tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan
sering juga dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan
macam-macam garu, yaitu:
a.
Garu
Piringan (Disk Harrow)
Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa tanaman
yang tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan atas sehingga
paliran akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak paliran sehingga
mencegah terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik. Penggunaan
setelah pembajakan untuk menggemburkan tanah dan menempatkan tanah dalam
keadaan yang lebih baik bagi benih. Tujuan lain adalah :
-
Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam
-
Pendangiran
tanah
-
Pemberaan
-
Menutup
biji yang disebarkan dengan tanah. (Dian, 2010).
Pembajakan yang baik
terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang bersih
bulat seragam. Pembajakan memiliki peran penting dalam pengolahan tanah,
sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
-
Puncak paliran (furrow) sedikit
bergerigi.
-
Tanah harus digemburkan dengan sempurna
dari puncak sampai dasar paliran.
-
Masing-masing paliran harus lurus dari
ujung ke ujung lahan yang rata.
-
Setiap paliran balik sedikit lebih
tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan sempurna.
-
Garis besar paliran harus pada satu
titik tanpa patahan dan cekungan.
-
Semua seresah harus terbenam empurna di
sudut kanan paliran yang lebih rendah.
-
Paliran haris sepenuhnya seragam.
-
Kedalaman semua paliran harus sama, yang
berlanjut dengan kedalaman yang seragam.
-
Alur buntu harus bebas dari semua
seresah.
-
Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan
di antara paliran dalam pembajakan menurut kontur (garis tinggi) (Dahono, 1997).
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian yang
berjudul Alat Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal) ini dilaksanakan pada
hari rabu, 11 Maret 2015 pukul 08:00 – 10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di
Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran,
buku tulis, pena, dan alat penghitung.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bajak
singkal.
3.3 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir praktikum adalah sebagai berukut:
![]() |
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
Adapun hasil pengukuran dari praktikum ini bisa dilihat
pada tabel dibawah ini:
Dimensi Volume Singkal
Alat
|
Nilai
|
||
Panjang
|
Lebar
|
Tinggi
|
|
Bajak
|
185 cm
|
85 cm
|
105 cm
|
Dimensi Pembajakan
Alat
|
Nilai
|
|
Panjang
|
Lebar
|
|
Bajak
|
120 cm
|
65 cm
|
4.2 Pembahasan


Gamabar Bajak singkal Saat
Mengukut Volume Singkal
Pada praktikum kali ini yang berjudul Pengenalan Alat
Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal) kita akan melakukan pengukuran terhadap
alat pengolahan tanah primer dan dalam hal ini kita menggunakan bajak singkal.
Dalam praktikum ini

Gambar disamping pada saat pengukuran dimensi pembajakan
pengukuran mencakup dimensi volume singkal dan dimensi
pembajakan. Pada awal praktikum kita harus menyediakan alat dan bahan terlebih
dahulu. Setelah alat dan bahan sudah ada, langsung dilakukan pengukuran.
Pengukuran sendiri untuk dimensi pembajakan meliputi panjang dan lebarnya. Sedangkan
untuk dimensi volume singkal meliputi panjang, lebar dan tingginya. Untuk
pengukuran volume singkal garis terluar diambil dari sisi paling luar bajak.
Sedangkan untuk pengukuran pembajakan diukur dari ujung mata bajak.
Pada
pengukuran pembajakan tidak mengikuti arah mata bajak tetapi mengikuti arah
pembajakan. Dari pengukuran diatas didapat hasil pengukuran volume singkal
yaitu 185 cm x 85 cm x 105 cm. Sedangkan untuk pengukuran pembajakan dihasilkan
120 cm x 65 cm.
Fungsi Bajak Singkal
Fungsi dari bajak singkal sendiri pada umumnya sebagai
pengolahan tanah sebelum ditanami tanaman. Namun secara terperinci yaitu untuk memotong, membalikkan, memecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah. Bajak singkal sendiri dalam susunannya dibuat miring
sedemikian rupa dikarenakan memiliki fungsi sebagai pemblik tanah setelah
dipotong oleh mata bajak.
Bajak singkal terbagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Bajak singkal satu arah (one way moldboard plow) adalah jenis bajak singkal
yang pada saat melakukan pembajakan tanah akan
melempar dan membalikkan tanah hanya satu arah.
2. Bajak singkal dua arah ( two way / reversible moldboard plow), adalah jenis
bajak singkal yang pada saat
melakukan pembajakan tanah akan melempar dan membalikkan tanah dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini
mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan
ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan
tanah yang dikehendaki.
Dari kedua jenis bajak singkal tersebut, yang akan dibahas adalah bajak
singkal satu arah. Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis
tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.
Bagian Bajak Singkal Beserta Fungsinya
Dibawah ini adalah bagian-bagian
dari bajak singkal beserta fungsinya:
1.
Pisau bajak
(share): untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari
logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik
tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju,
tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan
dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak.
2.
Penahan samping
(landside): berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus,
dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal
pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
3.
Penyatu (frog):
menyatukan tiga bagian utama yaitu moldboar, share, dan landside.
4.
Batang penarik
(beam): batang yang dihubungkan dengan penarik bajak singkal.
5.
Rangka (frame):
rangka dari bajak singkal.
6.
Land wheel:
berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan.
7.
Mata bajak
(point of share): memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil
pemotongan ke bagian moldboar.
8.
Daun singkal
(mold board): Daun singkal adalah bagian yang menerima lempengan tanah dan
membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.
9.
Wing of share:
ujung dari pisau bajak singkal.
BAB V KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum iniadalah:
1.
Bajak
singkal digolongkan menjadi dua yaitu bajak singkal satu arah dan bajak singkal
dua arah.
2.
Bagian-bagian
dari bajak singkal yaitu mata bajak, penahan samping, penyatu, batang penarik,
rangka, land wheel, singkal, wing of
share.
3.
Ukuran
luas pembajakan bervariasi tergantung banyaknya bottom atau bajak dalam satu
rangka.
4.
Bajak
singka memiliki fungsi pembajakan yang cocok untuk tanah jenis apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pengantar
Mata Kuliah Mesin Peralatan Pertanian.
http://teknoperta.wordpress.com/2008/09/18/pengantar-mk-mesin-peralatan-pertanian-2/.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2015
pukul 17:15 WIB.
Anonim, 2009. Mesin pertanian.
http:// Rizaltekpert's Blogspot.com. Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 14:00 WIB.
Badan
Standardisasi Nasional, 2009. Traktor
Roda Dua-Unjuk Kerja dan Cara Uji.http://pphp.deptan.go.id/download/layanan_informasi/mutu_dan_standarisasi/sni-sni_tanaman_pangan/31146_sni_0738-2010.pdf.
Diakses pada 2 Maret 2015 pukul
17:25 WIB.
Dahono, 1997. Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan.
Jakarta: Bagian
Proyek
Pendidikan Kejuruan Teknik IV
/2010/05/alat-dan-mesin-pengolahan-tanah.html.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2015
pukul 17:45 WIB.
Haryadi, M.M. Sri Setyati. 1988.
Pengantar Agronomi. PT Gramedia,Jakarta.
Sanchez, Pedro A. 1993.
Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB,
Bandung.
Smith, H. P. dan
Wilkes, L. H. 1990. Mesin dan Peralatan
Usaha Tani (Edisi keenam).
Texas: Gadjah Mada University Press.
Sosroatmodjo, P.L.A. 1980.
Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Penunjang
Pembangunan Nasional, Jakarta.
Wijanto,
1996. Memilih, Merawat, dan Menggunakan
Traktor Tangan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
LAMPIRAN
Kapasitas Lapang Teoritis (KLT)
Rumus dari KLT adalah:
KLT = 0,36 ( V x Lp )
Keterangan:
KLT = Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam)
V = Kecepatan Rata-rata (m/detik)
Lp = Lebar Pembajakan rata-rata (m)
Kapasitas Lapang Efektif (KLE)
Rumus dari KLE adalah:
KLE = L/Wk
Keterangan:
KLE = Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam)
L = Luas Lahan Hasil Olahan (Ha)
Wk = Waktu Kerja (Jam)
Efisiensi Lapang (EFF)
Rumus dari EFF adalah:
EFF = (KLE/KLT) x 100%
Keterangan:
EFF = Efisiensi Lapang (%)
KLT = Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam)
KLE = Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam)
Slip Roda Traksi (Si)
Rumus dari Si adalah:
Si = (1 – (Sb/So)) x 100%
Keterangan:
Si = Slip Roda Traksi (%)
So = Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban Dalam
5 Putaran Roda
Traksi (m)
Sb = Jarak Tempuh Trakor Saat Pengolahan
Tanah Dalam 5 Putaran
Roda Traksi (m)
Contoh Soal:
Diketahui :
V = 4 Km/Jam = 1,11 m/detik
Lp = 2 m
Luas = 1 Ha = 10.000 m2
Waktu = 2 jam = 7200 detik
Ditanya:
KLT....?
KLE....?
EFF.....?
Si.........?
Jawab:
KLT = 0,36 ( V x Lp )
KLT = 0,36
(1,11 x 2 )
KLT = 0,7992
Ha/Jam
KLE = L/Wk
KLE = ½
KLE = ½ Ha/Jam
EFF = (KLE/KLT) x 100%
EFF = ((½
Ha/Jam)/(0,7992 Ha/Jam)) x 100%
EFF = 67,56 %\
Sb = 10 m
So = 15 m
Si = (1 – (Sb/So)) x 100%
Si = (1 – (10/15))
x 100%
Si = 33,33 %
0 comments:
Post a Comment