sistem pelumasan pada motor bakar
SISTEM
PELUMASAN PADA MOTOR BAKAR
(
Laporan Praktikum Motor Bakar dan Traktor Pertanian )
Oleh:
Kelompok
V (Lima)
1. Fanya
Alfacia Arafat 1314071022
2. Fery
Yanto 1314071025
3. Galih
Pratama 1314071026
4. Haposan
Simorangkir 1314071027
5. Hendri
Setiawan 1314071028

LABORATORIUM
DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Motor bakar merupakan
sumber penggerak yang sering dipakai di bidang pertanian. Motor bakar yang
sering digunakan untuk pertanian antara lain seperti traktor, dan traktor
tangan. Contoh pemanfaatan motor bakar pada pertanian yaitu sebagai alat untuk
membajak. Motor bakar tentunya terdapat mesin di dalamnya. Dan motor bakar
tersebut tidak bisa dipakai secara terus menerus. Karena apabila motor bakar
bekerja terus menerus maka akan menyebabkan mesinnya panas, menyebabkan
keausan, motor kehilangan daya dan juga menyebabkan mesin akan cepet rusak
bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk mengawetkan mesin
motor serta melancarkan ataupun menstabilkan kerja motor.
Motor bakar dalam
penggunaannya mengubah bahan bakar kimia menjadi energi panas dan energi gerak.
Dalam pengubahan bahan bakar menjadi energi tentunya terdapat suatu gesekan
antara komponen-komponen motor bakar. Gesekan-geskan itu dapat menyebabkan
mesin panas, aus, dan dapat kehilangan daya . Oleh karena itu, diperlukan
pelumas untuk dapat mengurangi gesekan dan mesin dapat bekerja dengan lancar.
Pelumas ini digunakan untuk dapat memperlancar dan menstabilkan kerja mesin.
Praktikum
kali ini akan membahas tentang sistem pelumasan pada motor bakar. Disini akan
dipelajari bagian-bagian dan mekanisme kerja dari sistem pelumasan pada motor bakar.
2.1 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian dan cara kerja sistem pelumasan pada motor bakar.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Tujuan
pelumasan yang pertama adalah mengurangi gesekan, gesekan langsung antara dua
permukaan bagian-bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya lapisan pelumas
diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak menjadi langsung,
tetapi didasari/dialasi oleh lapisan minyak pelumas sehingga dapat mengurangi
tahanan gesek atau perlawanan gerak. Kedua adalah
mengurangi keausan, berkurangnya keausan akan memperoleh keuntungan ganda
antara lain, mencegah biaya yang tinggi dari penggantian suku cadang (spare
part) yang aus. Ketiga mengurangi panas, untuk memelihara suhu yang dikehendaki sekitar bagian-bagian mesin
yang dilumasi tersebut, maka panas yang diserap bergantung kepada kemampuan dan proses
pelumasan yang digunakan. Keempat mencegah karat, dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian-bagian mesin atau permukaan logam tersebut terlindungi
dari pengaruh proses pengkaratan (Catur, 2008).
Untuk
mengurangi bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh bagian-bagian yang bergesekan
maka diperlukan adanya pelumasan yang sempurna. Dengan adanya pelumasan ini
bagian-bagian yang bergesekan seperti metal-metal, roda-roda gigi, dan
sebagainya tidak menjadi terlalu panas, sehingga tidak lekas menjadi aus
(Saleh, 1972).
Fungsi
minyak pelumas di dalam mesin bukan hanya sekedar untuk mencegah terjadinya
gesekan antara kedua komponen yang saling meluncur, seperti contohnya antara
torak dan dinding silinder, bantalan-bantalan dan komponen lainnya. Minyak
pelumas juga dapat berfungsi sebagai sekat untuk mencegah menerobosnya gas dari
bagian ruang bakar ke bagian bak engkol, kemudian minyak pelumas dapat
memindahkan energi panas dari komponen-komponen di dalam mesin untuk dibuang
pada udara di dalam bak penampung minyak (carter). Disamping itu dengan adanya
minyak pelumas berarti dapat dicegah terbentuknya karat di dalam mesin dan
produk-produk gas pembuangan akibat penyalaan bahan bakar dapat diredam atau
dikurangi (Daryanto, 1997).
Besarnya gesekan ditentukan berdasarkan besarnya koefisien
gesek antara permukaan yang saling kontak. Fungsi utama oli adalah
mereduksi koefisien gesek tersebut, sehingga nilainya menjadi lebih kecil. Hal
ini dikarenakan di antara kedua permukaan yang bersinggungan tersebut terdapat
lapisan oli. Semakin tinggi kekentalan atau viskositas oli, maka koefisien gesek
yang direduksi akan semakin besar. Kekentalan oli ditentukan berdasarkan
tingkat kekentalan yang ditetapkan oleh sebuah organisasi otomotif, yaitu
Society of Automotive Engineers (SAE) (Crovse, 1980).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum mata kuliah Motor Bakar dan Traktor Pertanian
dengan judul Sistem Pelumasan Pada Motor Bakar ini dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 22 September 2014 pukul 15.00 –
16.40 WIB, di Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Sistem Pelumasan Pada Motor Bakar yaitu buku atau
kertas untuk mencatat komponen-komponen
dan sistem pelumasan pada motor bakar.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu contoh mesin motor bakar bensin 2
tak dan 4 tak, serta
motor bakar diesel.
3.3 Diagram
Alir
Sistem Pelumasan Campuran (Mix)

|
![]() |
|||
![]() |
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
IV. HASIL
DAN PEMBAHSAN
3.1 Hasil
Adapun hasil dari
praktikum kali ini dapat dilihat berdasarkan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.Macam-macam
sistem pelumasan.
No
|
Sistem
|
Macam-macam
|
1
|
Pelumasan
|
1. Sistem Pelumasan Campur (Mix)
|
2. Sistem Pelumasan Autolube
|
||
3. Sistem Pelumasan Percik
|
||
4. Sistem Pelumasan Tekan
|
3.2 Pembahasan
Pengertian Sistem Pelumasan

Prinsip kerja dari sistem pelumasan yakni oli diangkat dari bak oli ( carter),
oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi
yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa
oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan dinding bersirip untuk
memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara
sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua
sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam
pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa,
baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada
Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod
langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep, melalui celah antara push rod
dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk
pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga
masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case).
Penyebab utama terjadinya keausan
pada mesin adalah pelumasan yang tidak tepat dan tidak mencakupi. Banyaknya
kesulitan tersebut dapat diketahui dengan adanya kekurangan pemeliharaan,
konstruksi bantalan yang jelek dan kegagalan penyediaan sarana yang memadai
untuk menyalurkan pelumas kepada satuan bantalan. Karena itulah maka pelumasan
diperlukan.
Minyak lumas yang digunakan di dalam
bak mesin mempunyai berbagai fungsi yaitu mengurangi keausan dan gesekan,
membantu dalam pendinginan, mengurangi goncangan dan kegaduhan, membantu
merapatkan silinder, menjaga kebersihan suku-suku dan mencegah pengkaratan
mesin.
Fungsi Sistem Pelumasan
Adapun fungsi dari system pelumasan yaitu:
1.
Mengurangi
gesekan antar komponen mesin.
2.
Sebagai
peredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
3.
Sebagai
anti karat.
4.
Sebagai
pendingin mesin.
5.
Sebagai
pembersih mesin.
Bagian-bagian yang penting dari mobil yang memerlukan
pelumasan ialah:
·
Dinding silinder
dan torak.
·
Bantalan poros
engkol dan batang penggerak.
·
Bantalan poros
kam.
·
Mekanisme katup.
·
Pena poros.
·
Kipas angin.
·
Pompa.
·
Mekanisme
pengapian.
Macam-Macam
Sistem Pelumasan Berdasarkan Prinsip Kerjanya
è Sistem Pelumasan Campur (Mix)
Sistem
pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur
langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan bahan bakar (bensin)
sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.
Sifat-sifat sistem pelumasan campur :
ü
Tangki bahan bakar berada diatas mesin
atau lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi).
ü
Sistem pelumasan jenis oli yang paling
sederhana
ü
Pemakaian oli boros, timbul
polusi udara tinggi
ü
Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan
kapasitas kecil.
ü Menggunakan oli
khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% – 4%
oli samping.
Cara kerja dari prinsip ini adalah pada
saat kran bensin akan dibuka, maka campuran bensin dan oli samping akan
mengalir menuju karburator di karburator bensin, oli samping dan udara
bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan
selanjutnya campuran bensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang
berada di ruang engkol dan didinding silinder. Contoh kendaraan atau mesin yang
menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor stasioner, vespa.
è Sistem pelumasan autolube
Sistem
pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang engkol
dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau campur ini
lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin
2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari
jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
Cara kerja dari
prinsip ini adalah saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke
karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang
menyebabkan oli samping atau campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang
engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping atau
campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang
engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
è Sistem Pelumasan Percik
Sistem
pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari
bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak
pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem pelumasan ini biasanya
digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas kecil.
Cara kerja dari
prinsip ini adalah saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol
yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik
ke atas melumasi dinding silinder.
è Sistem Pelumasan Tekan
Minyak pelumas
di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan
menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi
bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada
jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.
Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan
pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian
mesin akan kembali ke karter kembali.
Cara kerja dari prinsip ini adalah
minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer
dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh
filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan
kembali ke karter.
Lima kondisi yang
mengotori oli pelumas engine :
·
Kotoran karbon dari pembakaran engine.
·
Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke
engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
·
Bagian yang halus dari logam, merupakan
hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
·
Bahan bakar liar dan pembakaran
menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkoll.
·
Kondensasi / pengembunan air dari udara
yang melalui engine.
Tiga tipe yang berbeda
dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.
Engine menggunakan
sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan sebuah
saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi
saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini
dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah
saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah
pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.
Komponen-komponen
Sistem Pelumasan

-
Oil Pressure
Switch
Suatu komponen yang
berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli
tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
-
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli
yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
-
Relief Valve
Komponen ini bekerja
untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.
-
Oil Strainer
Komponen yang berupa
saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang
besar dari oli.
-
Oil Filter
Komponen ini berfungsi
sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara
bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
Cara Pemeriksaan Minyak
Pelumas
ü Tempatkan
kendaraan ditempat yang rata
ü Apabila
kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
ü Apabila
kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
ü Tarik
batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali
dengan tepat.
ü Tarik
kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
ü Periksa
volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
ü Periksa
Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
ü Periksa
perubahan warna minyak mesin
Perubahan Warna Minyak
Mesin
ü Warna
merah berarti minyak tercampur bensin
ü Warna
kelabu berarti bercampur serbuk bantalan
ü Warna
susu berarti bercampur dengan air
ü Warna
coklat berarti bercampur dengan karbon.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1.
Pelumas
berfungsi mengawetkan mesin agar tidak cepat rusak, menetralisasi asam dari
permukaan logam, menyerap kotoran hasil pembakaran, dan menyerap debu, partikel
yang bisa mempercepat ausnya mesin.
2.
Sistem
pelumas kendaraan secara umum terdiri dari bak oli, pompa oli, filter oli dan
saluran oli.
3.
Sistem terdiri dari 4 macam yaitu
campuran (mix), autolube, percik, dan tekan.
4.
Komponen-komponen pelumasan antara lain oil pressure switch, oil pump, relief valve,
oil strainer, oil filter.
DAFTAR
PUSTAKA
Catur, S. A. dan Djunaidi. 2008. Kegiatan Pelumasan Pada Peralatan Reaktor
Serba Guna G. A. Siwabessy.
Crovse H. William. 1980. Automotive Mechanics 8th edition. USA :
McGraw Hill.
Daryanto, Drs. 1997. Petunjuk
Praktis Service Mesin Mobil. Jakarta : Bumi
Aksara.
Dani, Almandala.2013. Http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/pengertian-fungsi-komponen-cara
kerja.html. diakses pada tanggal 28 September 2014
pukul
17.00 WIB.
Saleh, Marie r.a. 1972. Teknik
Pemeliharaan Mobil. Jakarta : Kanisius.
0 comments:
Post a Comment