-->

Thursday, March 26, 2015

TRANDUSER DAN PENGUAT DALAM KOTAK HITAM

TEKNIK PERTANIAN
UNILA.BMPFAKULTAS PERTANIAN UNILA
Tgl. Praktikum  :
Tgl. Dikumpul  :
Nilai                   :
           






TRANDUSER DAN PENGUAT DALAM KOTAK HITAM
LAPORAN PRAKTIKUM
MK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA   ABE612205



KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
No
Nama
NPM
1
Devira Ayu widya Mustika
13140710
2
Esa Filorenchi P
13140710
3
Hendri Setiawan
1314071028
4
Japen H Sigiro
13140710
5
Julianto
13140710
6
Muhammad Agung Hardiyanto
13140710



UNVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS PERTANIAN
2014

I.          PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepatterutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semiotomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti penggunaanFlexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture(CIM) dan sebagainya.Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangattergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukansecanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepadatransduser yang digunakan.Transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Besaran masukan pada kebanyakansistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dansebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistemmanipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubahterlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer Sebelum lebih jauh kita mempelajari transduser ada sebuah alat lagi yang selalumelengkapi dan mengiringi keberadaan transduser dalam sebuah sistem pengukuran,atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan yaitu yang disebut alat ukur.
1.2              Tujuan
-           





II.        TINJAUAN PUSTAKA

Kotak Hitam, apa itu?
Dalam bab sebelumnya, anda melihat bagaimana sistem instrumentasi yang terdiri atas rangkaian elemen-elemen dasar tertentu mampu memperagakan atau mencatat hasil pengukuran yang dilakukan oleh sistem. Sistem ini diperlihatkan lagi pada Gambar 1.1.
Gambar 1.3.jpg
Gambar 1.1 sebuah sistem instrumentasi
Perhatikan bahwa tiap-tiap elemen pada sistem instrumentasi di atas digambarkan dalam sebuah kotak yang menunjukkan fungsinya masing-masing. Sebagai contoh, Kotak pengolah sinyal berfungsi menerima sinyal dari tranduser, lalu memproses dan mentransmisikannya pada kotak pencatat atau peraga. Untuk memakai kotak ini, maka perlu mengetahui semua karakteristik sinyal yang diterima dari tranduser dan juga sifat-sifat sinyal yang akan dikirim ke alat peraga. Kita tidak perlu tahu bagaimana kotak pengolah sinyal ini memperlakukan sinyal-sinyal tersebut. Tentu saja pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada kotak pengolah sinyal rumit, dan kita akan menemui kemacetan bila kita mencoba untuk menggambarkan bagaimana cara kerjanya, dan ini menyebabkan kita tak pernah dapat memakainya! Karena kita tidak membutuhkan cara kerja Kotak pengolah sinyal tersebut, maka kita hitamkan kotak itu, sebab dengan demikian kita hanya tertarik pada apa yang dilakukannya. Maka kotak hitam adalah sebuah elemen pada kebanyakan sistem yang mempunyai informasi masukan menuju kepadanya, kemudian dia bertindak menurut cara-cara tertentu sampai akhirnya dihasilkan informasi keluaran yang dibutuhkan.



Gambar 1.2 Kotak hitam – input dan output
Termometer elektrik.jpgSeberapa banyak kita ikut terlibat dalam kotak hitam bergantung pada seberapa detil fungsi dari bermacam-macam elemen pada suatu sistem ingin kita ketahui.


                                                                                                                                                Gambar 1.3 Termometer Elektronik
Termometer elektronik yang terlihat dalam Gambar 1.3 dengan sendirinya dapat dipikirkan terbuat dari skalar-skalar, amplifier-amplifier, dan sebagainya, yang masing-masing elemen dapat ditempatkan pada sebuah kotak hitam. Nyatanya, dalam pekerjaan selanjutnya anda akan membuat instrumen-instrumen yang tersusun atas kotak-kotak hitam, sebuah berupa penguat, lainnya akan bertindak sebagai tranduser. Sebelum anda memakai elemen-elemen ini, yang merupakan suatu hal yang sudah umum dalam sistem instrumentasi, perlu anda ketahui lebih banyak mengenai fungsinya. Anda telah mengenal fotosel yaitu sebuah tranduser yang mampu mengkonversi perubahan intensitas cahaya ke dalam bentuk perubahan resistansi listrik.
Kotak Hitam Tranduser – Termistor
Karena ternperatur merupakan suatu besaran yang sering kali diukur, maka kita butuhkan sebuah tranduser yang mampu mengkonversi perubahan temperatur ke dalam bentuk sinyal listrik yang terukur. Termistor merupakan suatu tranduser yang mampu melakukan hal tersebut, dalam Gambar 1.4 ditunjukan dua macam termistor. Pada gambar sebelah kiri terlihat sebuah termistor dengan bagian yang peka cahaya berupa piringan dan di sebelah kanannya adalah termistor glass bead. Fotosel dan termistor dibuat dari bahan semikonduktor, yang juga merupakan bahan dasar dalam pembuatan transistor maupun IC.





Gambar 1.4 Dua macam termistor
Bila anda kerjakan Tugas 1 dan 2  pada kegiatan 2, maka akan anda temukan bahwa termistor disc mempunyai resistansi yang akan berkurang nilainya bilamana suhunya naik. Lebih lanjut dalam Gambar 1.5 diperlihatkan perubahan resistansi terhadap temperaturnya tidak linier. Dengan perkataan lain, pada temperatur rendah, katakan perubahan temperaturnya 100C akan menghasilkan perubahan resistansi yang lebih besar bila dibanding perubahan temperatur, yang sama pada temperatur-temperatur yang lebih tinggi. Ada banyak cara untuk membuat karakteristik resistansi temperatur termistor yang sangat tidak linier menjadi linier, dengan demikian termometer-termometer elektronik yang bekerja atas dasar termistor mudah di kalibrasi.









Gambar 1.5 Grafik ini menunjukan resistansi termistor
                                         Turun secara non-linier dengan adanya
                                         Kenaikan temperatur.
Termistor dikenal dengan tranduser pasif karena arus harus dilewatkan padanya sehingga perubahan temperatur yang dialaminya menyebabkan terjadinya perubahan resistansi. Bagaimanapun juga, transduser temperatur yang disebut termokopel ini memerlukan perubahan tegangan disamping suhu, tanpa membutuhkan sumber energi listrik yang berasal dari luar. Transduser ini dibuat dengan jalan menyambungkan dua kawat logam dari bahan yang berbeda untuk membuat suatu pertemuan. Bila ujung-ujung dari dua kawat bebas itu dihubungkan pada sebuah voltmeter yang sensitif, maka perubahan temperatur pada pertemuan menyebaban perubahan kecil tegangan (Gambar 1.6).





Gambar 1.6 Transduser Termokopel
Meskipun transduser termokopel kurang sensitif dibanding dengan transduser termistor, tapi dia menghasilkan perubahan tegangan terhadap temperatur yang linier untuk perubahan temperatur yang besar. Seperti halnya yang akan anda lihat pada  Bab 9, sebuah dioda semikonduktor dapat juga dipakai sebagai transduser temparatur yang linier.
Kotak Htam Penguat – Penguat Operasional 741
Karena tegangan sinyal yang dihasilkan oleh bermacam-macam transduser sangatlah kecil, maka perlu adanya penguatan tegangan sebelum besaran yang diukur dapat diperagakan hasilnya. Penguat tegangan dapat dianggap bagian dari pengolah sinyal kotak hitam, karena itu dimasukkan pada kotak pengolah sinyal daris sistem instrumentasi. (Gambar 1.7). Kotak hitam penguat umumnya digambarkan dalam bentuk segi tiga tempat sinal-sinyal input dikirim dan pada output didapat sinyal yang telah dikuatkan. Penguat juga memerlukan sebuah pencatu daya yang dihubungkan dengannya, tapi hubungan-hubungan  ini tidak ditandai saat ini – lihat Gambar 1.8.
Gambar 1.7 Kotak hitam – pengolah sinyal




Gambar 1.8 Simbol Penguat
Penguat tegangan khusus yang akan dipakai untuk membuat instrumen-instrumen kelihatannya seperti sebuah kotak hitam yang benar. Ini adalah sebuah rangkaian terintegrasi atau integrated circuit (IC) yang memiliki 8 kaki atau pin yang dipakai untuk membuat hubungan-hubungan dengannya. Hubungan yang utama pada kotak hitam ini adalah sinyal-sinyal input dan sinyal output. Gambar 1.9 adalah foto dari dekat sebuah penguat tegangan yang dikenal sebagai penguat operasional (op amp singkatannya) dan memiliki tipe umum dengan kode “741”. Op amp dipakai dalam rangkaian-rangkaian penghitung untuk melakukan opersi-operasi matematika sesuai dengan namanya.


Gambar 1.9 Penguat operasional 741
                    (kira-kira empat kali ukuran
                    Yang sebenarnya)













Gambar 1.10 Hubungan rangkaian untuk op amp
Bila Op amp digambar dalam rangkaian-rangkaian instrumentasi kita, dia akan nampak seperti pada Gambar 1.10. Dalam seluruh rangkaian anda, Op amp 741 akan memperoleh tenaga dari pencatu daya ganda. Pencatu daya ganda mempunyai tiga terminal output, sebuah terminal bumi (OV), sebuah terminal positif (+V), dan sebuah terminal negatif (-V). Nilai-nilai +V dan –V diukur dari terminal bumi (OV). Hubungan +V dibuat pada pin 7 dan hubungan –V dibuat pada pin 4 dari IC tipe 741.
Perhatikan bahwa penguat mempunyai dua terminal input, yaitu pin 2 dan pin 3 penguat sendiri akan memperkuat perbedaan yang ada pada kedua sinyal input-nya denga suatu pelipatgandaan yang amat besar yaitu sampa 100.000 kali. Jadi, untuk memperoleh tegangan output di antara 0-5 V (dibandingkan dengan hubungan pengebumian OV), maka perbedaan tegangan pada input-input-nya haruslah sangat kecil. Sebagai contoh, bila penguat tegangan adalah 100.000 dan tegangan output-nya 5 V, maka perbedaan tegangan diberikan oleh:
      atau      
Ini adalah 50 per sejuta dari 1 volt. Maka untuk penggunaan praktis, tegangan-tegangan pada pin 2 dan pin 3 dianggap sama.
Input Inversi dan Input Non-inversi pada Op Amp
Apa yang menentukan tegangan output lebih tinggi (lebih positif) atau lebih rendah (lebih negatif) bila dibandingkan dengan terminal bumi (OV)? Jawabannya bergantung pada pin 2 apakah tegangannya lebih tinggi atau lebih rendah dari pada pin 3 (bahkan untuk suatu perbedaan yang hanya sebesar 50 per sejuta volt). Aturan yang berlaku pada input op amp:
1.      Bila tegangan pin 3 lebih tinggi (lebih positif) dari pada tegangan pin 2, maka tegangan output-nya positif.
2.      Bila tegangan pin 2 lebih tinggi (lebih positif) dari pada tegangan pin 3, maka tegangan output-nya negatif.
Jadi dengan memberikan tegangan yang lebih positif pada pin 3 menyebabkan tegangan output-nya positif. Terminal input ini disebut Input non-inversi. Bila diberikan tegangan lebih positif pada pin 2, menyebabkan tegangan output-nya negatif. Terminl input ini disebut input inversi.
Penguat Umpan Balik Inversi dan Non-inversi
Penguat tegangan pada kotak hitam op amp (“741”) sangtlah besar sehingga penguatan ini perlu “dijinakkan ” untuk dapat dikendalikan besarnya sebelum dia dipakai sebagai sebuah instrumentasi penguat yang bermanfaat. Penjinakkan atau penyesuaian penguatan tegangan oleh op am untuk mencapai suatu nilai yang tepat dapat diperoleh dengan memakai umpan balik negatif (negative feedback). Ini berarti bahwa sebagian tegangan output (pin 6) diumpakan kembali pada input inversi (pin 2) penguat dengan suatu alat berupa resistor umpan balik Rf. Umpan balik negatif ini dipakai dalam dua rangkaian yang akan anda jumpai sewaktu mendesign instrumen-instrumen. Tipe yang pertama disebut penguat umpan balik inversi (Gambar 1.11), dan tipe yang kedua disebut penguat umpan balik non-inversi (Gambar 1.12). Perhatikan dalam dua rangkaian ini hubungan-hubungan pencatu daya tidak ditunjukkan, tapi mereka akan dibuat seperti terlihat pada Gambar 1.10.









Gambar 1.11 Hubungan untuk penguat umpan balik inversi







Gambar 1.12 Hubungan untuk penguat umpan balik non-inversi
Ada dua buah persamaan sederhana yang menyatakan penguatan tegangan pada dua buah rangkaian penguat ini. Untuk penguat umpan balik inversi pada Gambar 1.11, penguat tegangan (A) diberikan oleh persamaan:
atau    
dan untuk penguat non-inversi pada Gambar 1.12 penguatan tegangan (A) diberikan oleh persamaan:
 
atau    
Perhatikan bahwa penguatan tegangan untuk penguat umpan balik ini hanya bergantung  pada nilai resistor, maka dapat dipilih nilai resistor yang akan penguatan tegangan yang diingnkan.
Contoh, bila R1 = 10 kΩ dan Rf = 500 kΩ,
Maka penguatan tegangan untuk penguat umpan balik inversi diberikan oleh:
Dan untuk penguat umpan balik non-inversi diberikan oleh:

Instrumentasi Penguat Ideal
1.      Penguatan tegangan pada kotak hitam dengan sendirinya haruslah sangat besar (idelnya malah sampai nilai tak terbatas)
2.      Arus yang mengalir dalam pin 2 atau pin 3 haruslah sangat kecil (idealnya nol atau nilai yang sangat kecil sampai tak terbatas)














III.       METODOLOGI PERCOBAAN

3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum Listrik dan elektronika yang berjudul Transduser dan Penguat dalam Kotak hitam ini dilaksanakan pada tanggal 06, 13, 20 November 2013 pukul 10.00 – 12.00 WIB di Laboratorium        Komputer, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah termistor, resistor 4,7 kΩ, voltmeter FSD 5 V, baterai 9 V, thermometer, Op amp 741, resistor variabel 50 kΩ, voltmeter FSD 0,5 V, kabel, soket, cangkir, hitter.
3.3       Prosedur Percobaan
Kotak Hitam Transduser Termistor
-          Rangkaiakan resistor secara seri dengan resistor 4,7 kΩ
-          Hubungkan voltmeter melintasi resistor
-          Gunakan pencatu daya dc dengan daerah nilai antara 6 sampai 9 V untuk memberikan untuk memberikan tegangan
-          Hangatkan termistor dan catat tegangan yang turun nilainya sedikit
Penguat Tegangan Tinggi pada Penguat Instrumentasi
-          Rangkaikan komponen membentuk rangkaian Op amp umpan balik
-          Periksa rangkaian dan jangan dihubungkan penguat pada pencatu daya
-          Hubungkan pencatu daya ke dalam rangkaian
-          Biarkan fotosel dikenai cahaya dan aturlah resistor variabel sehingga tegangan output berubah dari positif ke negatif
-          Tutup fotosel dan perhatikan bahwa tegangan output naik dengan tiba-tiba
-          Tunjukkan bahwa perubahan tingkat penyinaran yang sangat kecil cukup untuk menyebabkan tegangan output berubah dari positif dan negatif
-          Ulangi kegiatan di atas dengan menempatkan termistor pada tempat fotosel
-          Gunakan voltmeter dengan FSD 0,5 V untuk menunjukkan bahwa kita tidak dapat mendeteksi perbedaan tegangan yang melintasi pin 2 dan 3
Penguat Tegangan dengan Umpan Balik Negatif
-          Rangkaikan komponen membentuk rangkaian non-inversi dan rangkaian inversi
-          Hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan 9 V sebanyak 2 buah
-          Pada setiap rangkaian catat hasil output dan input dari tegangan rangkaian















IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
Adapun hasil yang didapat dari percobaan satu yaitu:
Tegangan
3.58 V
3.67 V
4.02 V
4.18 V
4.21 v
4.72 V
4.82 V
Suhu
70 0C
62 0C
55 0C
50 0C
47 0C
37 0C
32 0C

Adapun hasil yang didapat dari percobaan tiga (penguat tegangan dengan umpan balik negatf yaitu:
No
Rangkaian
Tegangan
input
output
1
Penguat non-inversi
0.3 V
3 V
2
Penguat inversi
0.2 V
-2 V

4.2       Pembahasan
Percobaan 1 (Kotak Hitam Transduser Termistor)
Transduser didefinisjkan sebagai sebuah alat yang bila terkena suatu bentuk energi dapat mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Sifat transduksi dapat dari mekanik listrik, atau optika menjadi bentuk yang lain. Pengkondisi sinyal mempunyai variasi ke kompleksan mulai dari rangkaian resistor sederhana atau rangkaian maching impedansi hingga yang terdiri dari mulai tingkat penguat, detektor, demodulator dan filter. IstiIah lain dari pengkondisi sinyal adalah pemodifikasi sinyal atau pemroses sinyal. Sinyal output dapat berbentuk analog atau besaran digital.
Termistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstanatau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Temperatur atau suhu merupakan suatu besaran yang sering kali perlu diukur. Maka dalam dunia elektronika diperlukan sebuah alat bernama transduser yang mampu mengkonversi perubahan temperatur ke dalam bentuk sinyal listrik yang terukur.
Dalam praktikum ini kita menggunakan rangkaian resistor secara seri. Pada rangkaian tersebut dihubungkan termistor yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu menjadi sinyal listrik. Pada percobaan ini didapat hasil berupa perubahan tegangan yang terjadi akibat perubahan suhu. Maka dapat kita lihat pada tabel hasil percobaan satu terdapat beberapa tingkatan suhu dan perubahan tegangan yang terjadi. Pada suhu 70 0C didpat perubahan tegangan 3,58 v yang terlihat pada multimeter voltmeter. Sedangkan hasil selanjutnya didapat pada suhu 62 0C didapat perubahan tegangan yaitu 3,67 V. Sampai didapat hasil pada suhu 32 0C yaitu 4,82 V. Dari hasil yang didapat bahwa semakin turun suhu maka akan semakin besar perubahan tegangan yang terjadi.
Apabila perubahan tegangan akibat perubahan suhu tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka akan didapat hasil kurva yang menurun.









Gambar 1.13. Hubungan tegangan terukur dengan suhu air
Percobaan 2 (Penguat Tegangan Tinggi Pada Penguat Instrumentasi)





Gambar 1.14. Op amp tanpa umpan balik
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:
opampl2
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
·         Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥-
·         Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
·         Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥
·         Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
·         Lebar pita (band width) BW = ¥
·         Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
·         Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi.
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp.  Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
Percobaan 3 (Penguat Tegangan Dengan Umpan Balik Negatif



Pada percobaan yang sudah kita lakukan dengan menggunakan dua rangkaian yaitu rangkaian penguat non-inversi dan rangkaian penguat inversi akan didapat hasil keluaran dan masukan terhadap rangkaian penguat. Pada rangkaian penguat non-inversi didapat  hasil output sebesar 3 Volt dan input sebesar 0,3 Volt. Hal ini terjadi karena tegangan output itu 1/10 dari tegangan masukan terhadap rangkaian penguat. Hubungan keluaran dan masukan ini yang sering kita sebut umpan balik. Pada rangkaian penguat inversi didapat hasil output sebesar -2 Volt dan input sebesar 0,2 Volt. Mengapa pada tegangan output bernilai negatif karena pada gain loop atau K terjadi pembalikan polaritas sinyal dan ini yang disebut umpan balik negatif. Pada rangkaian ini semakin terang cahaya pada fotosel maka akan semakin kecil tegangan output yang terjadi.
Pada percobaan ini kita menggunakan resistor 4,7 kΩ. Jika akan menggunakan resistor yang senilai 10 kΩ maka hasil ouput yang didapat akan sebesar 2 kali output pada resistor 4,7 kΩ.



V.        KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Pada percobaan penguat kotak hitam transduser termistor perubahan tegangan yang semakin tinggi disebabkan oleh perubahan suhu yang menurun.
2.      Pada percobaan penguat tegangan dengan umpan balik pada rangkaian non-inversi didapat hasil output dan input bernilai positif yaitu output 3 V dan input 0,3 V.
3.      Sedangkan pada rangkaian inversi didapat hasil output negatif dan input bernilai positif yaitu output -2 V dan input 0,2 V. Output bernilai positif dikarenakan terjadinya pembalikan polaritas.













DAFTAR PUSTAKA

Plant, Malcolm dan Dr Jan Stuart. 1985. Pengantar Ilmu Teknik Instrumentasi.
Jakarta: PT Gramedia.
WWW.id.m.wikipedia.org/wiki/Termistor diakses pada tanggal 25 November 2014
pukul 22:45 WIB.
tanggal 25 November 2014 pukul 23:00 WIB.




0 comments:

Post a Comment

Kontak Saya

No. WhatsApp:

+62 852 9091 95XX

Alamat:

Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah

Email:

hendriseetiawan@gmail.com