Bakteri Penghasil Enzim
TUGAS MIKROBIOLOGI HASIL PERTANIAN
Oleh:
Kelompok
V (Lima)
1. Hendri
Setiawan 1314071028
2. Japen
H Sigiro 1314071030
3. Komang
Suarme 1324071034
4. Juianto 1314071032
5. Kholfira
M 1314071033
6. Juliadi 1314071031

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Nama NPM Paraf
1.
Hendri
setiawan 1314071028 1.
2.
Julianto 1314071032 2.
3.
Japen
H Sigiro 1314071030 3.
4.
Komang
Suarme 1314071034 4.
5.
Kholfira
Masoyogie 1314071033 5.
6.
Juliadi
T 1314071031 6.
Bakteri Penghasil Enzim
BakteriProteolitik
Bakteri
proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstraselular, enzim protease ini diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan
ke mediumnya. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, namun tidak
semua enzim protease tersebut dilepaskan ke mediumnya (Abraham et al., 1993).
Dekomposisi protein lebih sulit dibandingkan pemecahan karbohidrat.
Produk akhir dari dekomposisi protein pun lebih bervariasi. Hal ini disebabkan
struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme dengan sistem enzim yang
kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Abraham et al., 1993).
Bakteri proteolitik
dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, tidak membentuk spora
2. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, membentuk spora
3. Bakteri anaerobik pembentuk spora
Beberapa bakteri
penghasil proteolitik antara lain genus Bacillus (B. cereus, B. pumilus,
B. subtilis, B. licheniformis, B. stearothermophilus, B. polymixa), Aeromonas,
Lactobacillus, Pseudomonas, Serratia, Streptomyces dan Staphylococcus. Selain
bakteri, fungi juga menghasilkan enzim proteolitik, yakni dari
genus Acremonium, Aspergillus, Candida, Sacharomyces, Fusarium,
Mucor dan Rhizopus (Rao dkk, 1998).
Di dalam tubuh manusia enzim proteolitik diproduksi oleh pankreas.
Di dalam tubuh manusia enzim proteolitik diproduksi oleh pankreas.
Pencari Data :
Julianto
Bakteri
amilolitik merupakan adalah bakteri yang memproduksi enzim amilase dan memecah
pati (Frazier & Westhoff 1988). Genus bakteri yang termasuk kelompok
bakteri amilolitik yang cukup dikenal luas ialah Bacillus dan Clostridium,
Bacteriodes, Lactobacillus dan Micrococcus (Pelczar 1988).\
Pelczar
MJ, Chan ECS. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Terjemahan Ratna
Siri, Tedja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka. Jakarta: UI-Press.
Morfologi Kapang
Pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu
miselium dan spora. Miseliummerupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut
hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa
vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut
hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena pemanjangannya mencapai
bagian atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan (Sylvia, 2008)
Terdapat 3 macam morfologi hifa, yaitu :
1.
Aseptat (Coenocytic hypha), yaitu hifa yang memiliki dinding sekat (septa)
2.
Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa membagi hifa
enjadi ruang-ruang berisi 1 inti dan pada tiap sekat terdapat pori-pori yang
memungkinkan berpindahnya inti dan sitoplasma dari satu ruang keruag lainnya.
3.
Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari satu inti (multinukleat)
(Sylvia, 2008)
Pratiwi,
Sylvia.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta
Hifa
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hifa vegetatif atau hifa tumbuh dan
hifa fertilyang membentuk bagian reproduksi. Pada kebanyakan kapang hifa fertil
tumbuh di atas permukaan,tetapi pada beberapa kapang mungkin terendam.
Penyerapan nutrien terjadi pada permukaan miselium.
Identifikasi
Kapang
Identifikasi
kapang biasanya dilakukan dengan melihat morfologi terutama secara mikroskopik.Sifat-sifat
yang digunakan untuk identifikasi kapang adalah :
1. Hifa
berseptat atau non septat
2.
Miselium terang atau keruh
3.
Miselium berwarna atau tidak berwarna
4.
Memproduksi atau tidak memproduksi spora seksual dan jenis sporanya yaitu
oospora,zigospora
atau askospora
5. Jenis
spora seksual : sporangiospora, konidia atau arhospora (oidia)
6. Ciri
kepala pembawa spora :
a. Sporangium : ukuran, warna,
bentuk dan lokasi
b. Kepala spora pembawa konidia :
tunggal, berantai, pertunasan atau
kumpulan (massa),bentuk dan rangkaian
sterigmata atau fialides.
7.
Penampakan sporangiofora atau konidiofora: sederhana atau bercabang, jika
bercabang bentukpercabangan, ukuran dan
bentuk kolumela pada ujung
sporangiofora,
konidiofora tunggal atau bergerombol.
8.
Penampakan mikroskopik spora aseksual, terutama konidia : bentuk, ukuran,
warna,
halus ataukasar, satu, dua atau banyak sel.
9.
Adanya struktur atau spora spesifik : stolon, rhizoid, “foot cell”(sel kaki),
apofisis, khlamidospora, sklerotia dan
sebagainya.
Kapang adalah
fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan
mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul
akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari
suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang
disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak =
mycelia) (Pelczar,2005).
Tubuh atau talus
kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel
bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm.Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).
Menurut
fungsinya ada dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif.Hifa fertil
dapat membentuk sel-sel reproduktif atau badan buah (spora).Biasanya arah
pertumbuhannya ke atas sebagai hifa udara.Hifa vegetatif berfungsi mencari
makanan ke dalam substrat. Sedangkan menurut morfologinya, ada 3 macam hifa:
(1) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum; (2) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi
ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum terdapat
pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari
satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak
terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap
ruang itu biasanya dinamakan sel; (3) Septat dengan sel-sel multinukleat,
septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap
ruang. (Syamsuri 2004).
melakukan reproduksi dan penyebaran
menggunakan spora.Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan
spora aseksual.Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan spora seksual.Spora aseksual memiliki ukuran yang
kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara
pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia
dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar
Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga. JakartaSumber : http://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/28/morfologi-kapang-dan-khamir/
Bakteri Termofilik
Bakteri merupakan organisme uniseluler bersel tunggal.
Jumlah bakteri sangat banyak dibanding jumlah makhluk hidup lain. Bakteri
menghuni berbagai habitat di permukaan bumi, mulai setetes air selokan, usus
manusia, hingga tempat ekstrem seperti kawah gunung berapi. Salah satu jenis
bakteri yang menyukai kondisi ekstrem adalah bakteri termofilik.
Habitat
Bakteri Termofilik
Bakteri termofilik menyukai kondisi panas. Mereka hidup dan
berkembang biak dalam suhu ekstrem, yaitu antara 45°C hingga 80°C. Bahkan, ada
bakteri termofilik yang bereproduksi pada suhu 121°C. Bakteri ini diberi nama Strain
121. Suhu 121°C lebih panas daripada suhu air mendidih. Tidak banyak
tempat di muka bumi yang mampu menyediakan habitat ekstrem bagi bakteri
termofilik.Beberapa di antaranya adalah di sumber air panas, kawah gunung
berapi, dan di celah hidrotermal kedalaman laut. Celah tersebut adalah rekahan
permukaan bumi di bawah laut tempat magma merembes dan memanaskan air. Bakteri
termofilik pertama kali ditemukan pada 1960 oleh Thomas Brock. Bakteri ini
ditemukan di sumber air panas di Yellowstone.
Toleransi
para ilmuwan, tidak
ada mikroorganisme yang mampu bertahan hidup pada suhu lebih dari 150°C. Namun,
hal tersebut belum pernah dibuktikan keberadaannya. Bakteri termofilik ekstrem
(hyperthermofil) membutuhkan suhu 80°C hingga 105°C untuk berkembang.
Banyak bakteri termofilik yang membutuhkan elemen belerang untuk tumbuh dan
berkembang.
Beberapa di antaranya merupakan bakteri anaerob yang
menggunakan belerang sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi selular.
Ada juga bakteri termofilik litotrof yang mengoksidasi belerang menjadi asam
sulfat sebagai sumber energi. Bakteri termofilik litotrof mampu beradaptasi
dengan pH yang sangat rendah. Oleh karena itu, bakteri ini juga termasuk
golongan acidofil.
termofilik litotrof
menghuni habitat bersuhu tinggi yang kaya belerang. Biasanya, mereka terdapat
di kawah gunung berapi, sumber air panas, geyser, dan fumarol. Beberapa bakteri
termofilik litotrof berwarna karena memiliki pigmen fotosintesis. Contoh
bakteri termofilik adalah Thermus aquaticus dan Thermococcus
litoralis.
Bakteri Halofilik
Bakteri ekstrim
halofit, Bakteri ini hidup di air sangat asin menggunakan garam menghasilakn
energi (ATP). Laut mati dan danau asin merupakan habitat yang ideal untuk
pertumbuhan bakteri ini
Dengan cir – ciri sebagai berikut :
- Dapat bertahan hidup
pada kadar garam 9%. Ada yang tumbuh optimum dengan kadar garam 17-23% dan
bertahan pada kadar garam 35%
- Bentuk bulat dan
batang tidak beraturan
-
Jenis gram positif dan gram negatif
- Kisaran suhu :
mesofil dan sedikit termofil
- Kebutuhan oksigen :
aerob
- Memiliki flagel
- Memiliki pigmen
merah/orange (bakteriodopsin) untuk memanfaatkan energi cahaya dalam mengubah
co2 menjadi bahan organik
- Hidup berkoloni dan
dapat membusukkan bahan makanan yang diasinkan
- Habitat : laut
mati, danau great salt
contoh : Halobacterium salinarium, Halococcus,
NatronobacteriumProkariota adalah kumpulan
organisme yang bahan inti selnya belum dilapisi
membran. Cara reproduksi organismo prokariotdapatberlangsung
secara aseksual dan seksual. Reproduksiaseksualdilakukandengan cara
pembelahanbiner (bineryfision), fragmentasiatauspora. Reproduksi secara
seksualadalahdengan cara konjugasi, transduksimaupuntransformasi.
OrganismeprokariotikdigolongkandalamdomainEubacteria dan Archaebacteria,
keduanyaberbedadalamhalpenyusundindingsel, membransel, susunan RNA ribosom, dan
habitatnya. DomainArchaebacteriaBerdasarkanfisiologinya,
diklasifikasikanmenjadimetanogen, ekstremhalofil, dan termoasidofil. SedangkandomainEubacteriaberanggotakanbakteri
dan gangganghijaubiru(Cyano bacteria atauCyanophyta).
Berdasarkanmetabolime dan lingkunganhidupnya yang ekstrim,
Arkhaebakteriadigolongkandalam 3 kelompokyaitutermofilikekstrim,
halofilikekstrim, dan metanogen. SelainituadakelompokArkhaebakteriatanpadindingsel.
Temperatur Suhu Bakteri
Temperatur (suhu)
Tiap-tiap bakteri mampunyai temperatur optimum, agar bakteri dapat tumbuh
dengan baik. Terutama untuk pembelahan sel, karena sangat peka pada pengaruh
temperatur tinggi. Terdapat batas-batas suhu pertumbuhan bakteri, yaitu:
a. Psikhrofilik: -5oC – 30oC
dengan optimum 10o – 20oC
b. Mesofilik: 10o – 45oC
dengan suhu optimum 20o – 45o C
c. Termofilik: 25o – 80o
C dengan suhu optimum 50o – 60oC 1
Sebagian besar organisme adalah mesofilik, dengan 30oC merupakan
suhu optimal beberapa mikroba yang hidup bebas, dan temperatur pejamu adalah
suhu optimal untuk simbiosis hewan berdarah panas.
Mikroorganisme memiliki respon syok panas dan dingin. Respon syok panas
berupa sintesis sesaat seperangkat “protein syok panas”, bila terkena suhu yang
tiba-tiba meningkat di atas suhu optimum pertumbuhan. Protein-protein tersebut
sangat tahan terhadap panas dan dapat menstabilkan protein sel yang sensitif
panas. Sedangkan syok dingin ialah pembunuhan sel akibat pendinginan yang
cepat. Namun sejumlah senyawa dapat melindungi sel dari pembekuan atau syok
dingin, yaitu dengan gliserol dan dimetil sulfoksida paling sering digunakan.
Pencari Data :
Hendri Setiawan
0 comments:
Post a Comment