BUDIDAYA TANAMAN CABAI
LAPORAN
HASIL PENELITIAN USAHA
BUDIDAYA
TANAMAN CABAI
Disususn Oleh :
Nama : Dwi Sriyanti
No. Peserta : 013
Program Keahlian : Pemasaran
SMK MA’ARIF NU 06 SEKAMPUNG
LAMPUNG TIMUR
TA 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga penelitian ini saya dapat menyelesaikan pada waktunya.Walaupun
hasilnya masih jauh dari apa yang menjadi harapan saya.Namun sebagai awal
pembelajaran dan agar menambah spirit dalam mencari pengetahuan yang luas
dilapangan , bukan sebuah kesalahan jika kami mengucapkan kata syukur.
Terimakasih saya ucapkan kepada
pihak-pihak yang telah membantu memberikan arahan terkait penelitian ini.Tanpa
bimbingan dari mereka munkin saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini
sesuai dengan format yang berlaku.
Demikian, harapan saya semoga hasil
dari pengkajian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Dan menambah referensi
yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula,amin.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................... iii
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................... 1
Bab 2 Pembahasan ........................................................................... 3
2.1 Persiapan Benih ................................................... 3
2.2 Persiapan Lahan ................................................... 3
2.3 Penanaman ............................................................... 4
2.4 Pemeliharaan ............................................................... 4
2.5 Pengendalian OPT ................................................... 5
2.6 Panen & Pasca Panen ................................................... 5
Bab 3 Penutup ........................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ............................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman cabai (Capsicum annum L)
berasal dari dunia tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia,
Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai
pertama kali ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang
telah berumur lebih dari 5000 tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko.
Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti
Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis.
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua
Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk Negara Indonesia. Cabai mengandung kapsaisin,
dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten,
kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung
mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif
kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin
terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air
mata. Selain kapsaisin, cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk
memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi system pencernaan. Unsur
lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi
pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal.
Salah satu tehnologi untuk meningkatkan keberhasilan produksi
cabai dengan penggunaan penambahan pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena
pupuk kandang memang dapat menyediakan unsur hara tanaman dan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap sifat fisik dan kimia tanah serta mendorong
jasad renik.
Pupuk kandang merupakan campuran kotoran padat, air kencing, dan
sisa makanan (tanaman). Dengan demikian susunan kimianya tergantung dari: (1)
jenis ternak, (2) umur dan keadaan hewan, (3) sifat dan jumlah amparan, dan (4)
cara penyimpanan pupuk sebelum dipakai. Sebagian dari padatan yang terdapat
dalam pupuk kandang terdiri dari senyawa organik, antara lain selulosa, pati
dan gula, hemiselulosa dan lignin seperti yang di jumpai dalam humus
ligno-protein. (Brady, 1990).
Berdasarkan urain tentang manfaat pupuk kandang, maka
dalam praktikum mata kuliah Tanaman Hortikultura akan melaksanakan pengamatan
Pengaruh Penambahan dosis Pupuk kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai
kriting ( Capsicum Annum L) Var.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Benih
2.1.1 Pengisian
Media Tanam
Media yang digunakan untuk pembibtan
adalah berupa arang sekam padi dan tanah. Kedua bahan dicampur secara merata,
kemudian dimasukan kedalam polibag atau rak pembibitan.
2.1.2 Penyemain
Benih
Sebelum benih disemai benih direndam
dalam air hangat, kemudian benih ditanam kedalam wadah pembibitan yang telah
disiram terlebih dahulu. Setelah umur 1 minggu kemudian bibit dipindah ke
polibag.
2.2 Persiapan lahan
Lahan yang dibutuhkan adalah lahan
yang bersih dari gulma serta kotoran-kotoran yang mengganggu tanaman dengan
cara dicangkul atau dibajak.Pada penelitian ini lahan yang dibutuhkan seluas 1
ha.Kemudian lahan digemburkan dengan cara dicangkul agar tanah menjadi gembur
dan aerasi tanah baik.Lalu tanah dibentuk bedengan dengan panjang sesuai lahan
dan lebar 1,2 m. Pembuatan
lubang tanam dengan jarak tanam 40 x 30 cm, bertujuan untuk pemberian pupuk
kandang sesuai dengan perlakuan.
Pemasangan mulsa plastik hitam perak
(MPHP) setelah pupuk kandang dibenamkan selama satu minggu.Permukaan bedengan
diratakan terlebih dahulu agar mulsa tidak rusak atau robek.Pertama mulsa
dipasang pada ujung bedengan dengan cara ujung mulsa digulung dengan bambu
kemudian ditancabkan kedalam tanah dan bagian ujung mulsa satunya ditarik ke
ujung bedengan yang sama proses sama dengan yang pertama.Penggunaan mulasa
bertujuan agar menghambat pertumbuhan gulma, menggurangi erosi, mengurangi
penguapan dan serangan HPT.
2.3 Penanaman
Penanaman dilahan dilaksanakan setelah bibit berumur 3-4
MST. Sebelum dilaksanakan penanaman dilahan terlebih dahulu pembuatan lubang
tanam dengan cara membolongi mulsa dengan menggunakan gunting dengan ukuran
diameter menggunakan bekas kaleng susu, dengan ukuran jarak tanam 30 x 40
cm. Bibit cabai hasil sortasi kemudian ditanam dengan cara membuka polibag
terlebih dahulu dan dimasukan secara hati kedalam lubang tanam.
2.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan
terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase,
penyiangan, penggemburan, dan pemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang mati
dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam. Pemasangan ajir berupa bilah bambu
setinggi kurang lebih 1 m di dekat tanaman.
Penyiraman harus
diperhatikan agar tanaman tidak kekeringan terutama pada musim kemarau.
Pemberian mulsa plastik hitam perak selain berfungsi untuk mengurangi populasi
hama juga membantu menjaga kelembapan tanah. Pada musim penghujan pengaturan
drainase harus diperhatikan agar lahan tidak tergenang air, karena hal tersebut
dapat meningkatkan serangan penyakit akibat kelembaban yang tinggi.
Penyiangan
terhadap gulma dilakukan pada umur tanaman 1 bulan. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengurangi kompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara.
Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. Kebutuhan pupuk meliputi
pupuk kandang 10-30 ton/ha, urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha dan KCl
150-250 kg/ha. Pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat
pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara
membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepi bedengan dan jarak antar larikan 70
cm, kemudian taburkan pupuk secara merata pada larikan tersebut. Pemberian
pupuk dasar ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah
dosis.
Pemupukan
susulan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan, menggunakan sisa pupuk
dasar. Pemupukan susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor, setiap tanaman
disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk. Larutan pupuk dibuat dengan
mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabai rawit
merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahun maka
sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar produksinya terus
bertahan.
2.5 Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
Hama lalat buah
dapat dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buah yang mengandung metil
eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutudaun, trips dan kutu kebul dapat
dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak dan juga pemasangan
perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikan dengan
penggunaan varietas tahan dan juga penggunaan fungisida secara selektif.
Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakan pestisida, maka harus benar
dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan
waktu aplikasinya.
2.6 Panen dan Pascapanen
Pada saat panen,
buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan, kemudian buah yang dipanen dimasukkan
dalam karung jala dan kalau akan disimpan sebaiknya disimpan di tempat yang
kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.
Dalam setiap
pohon bobot buah cabai berkisar sekitar 200 gr setiap pemetikan.Jika dalam 1 ha
terdapat 8.333 pohon dengan jarak tanam 30 x 40 cm, maka dalam sekali pemetikan
petani bisa memperoleh sekitar 1.666 kg buah cabai.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil selama pengamatan terhadap tanaman
cabai yang diberikan perlakuan pupuk kandang dengan beda dosis. Bahwa pupuk
kandang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah.
Karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pada perlakuan tiga sangat efektif untuk
tanaman cabai merah, karena menunjukan hasil yang tinggi terhadap pertumbuhan
dan produksi . Tanaman cabai yang tidak diberikan pupuk kandang sehingga pertumbuhan
dan produksi tanaman sangat rendah dibandingkan dengan tanaman yang diberi
pupuk kandang.
0 comments:
Post a Comment