KOMUNIKASI SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
KOMUNIKASI SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
(Laporan Pengembangan
Masyarakat)
Oleh :
Kelompok 2
Eka Puri Wahyuni
|
1214071027
|
Melauren Oktavina R
|
1214071050
|
Hendri Setiawan
|
1314071028
|
M.Adita Putra
|
1314071035
|
Ridho Al-Akbar Gustam
|
1314071046
|
JURUSAN TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN\
1.2 Latar
Belakang
Komunikasi
merupakan peristiwa sosial yang paling dominan terjadi dalam kehidupan manusia.
Komunikasi berperan sangat penting manakala manusia ingin berinteraksi dengan
manusia lainnya dan terus berkembang menjadi komunikasi yang sangat modern dan
canggih. Perkembangan dan pentingnya komunikasi pada saat ini dapat dibuktikan
dengan perangkat-perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih dan relatif
sudah menyebar di setiap lapisan masyarakat.
Selain
dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi juga sangat berperan dalam
pengembangan potensi masyarakat. Dengan adanya komunikasi yang baik diharapkan
mampu membantu penyuluh dalam pelaksanaan
program. Oleh karena itu, komunikasi diharapkan efektif agar mampu mencapai
tujuan dari program yang direncanakan.
Untuk mengetahui komunikasi sosial yang diterapkan di
Kelurahan Sumberejo Sejahtera, maka dilakukanlah kegiatan turun lapang ini.
2.3 Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
model komunikasi
2.
Mengetahui
komunikasi yang diterapkan di Kelurahan Sumberejo Sejahtera.
3.
Mengetahui
kendala yang dihadapi dalam proses komunikasi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) (Widjaya, 2008).
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain (Little John,
1995).
Menurut Lasswell, (dalam Wiryanto, 2004) mendefinisikan komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With
what effect?)
2.2 Model Komunikasi
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of
Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear
karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu
model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).
Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication
model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source),
pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi
bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan
pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses
komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni
setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama
sebuah pesan yang diterima oleh penerima.
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada
tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi
menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang
lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai
kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional
adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu
pesan.
Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund
pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima
sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang
terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus
mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan
nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses
negosiasi makna.
Model Tubbs
Tubbs
menerangkan bahwa komunikasi merupakan transaksi yang berkeseninambungan, komunikasi
bisa saja dimulai dari satu orang yang bisa sementara disebut sebagai sumber
akan tetapi pada kenyataannya diantara kedua pelaku komunikasiakan terjadi
pengiriman dan penerimaan pesan secara terus menerus.Bisa disimpulkan bahwa
komunikasi yang terjadi di kehidupan nyaris tidak memiliki struktur utuh
karena setiap komunikasi yang terjadi merupakan sambungan darikomunikasi yang
terjadi sebelumnya, dan sesutu yang dianggap akhir dari komunikasimerupakan
awal dari terjalinnya komunikasi selanjutnya (Mulyana, 2007).
2.3 Pengertian
Komunikasi Sosial
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Melalui tafsiran pada perilaku
pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau
peran yang ingin disampaikan oleh pihak itu (Effendi, 2003).
Komunikasi sosial dapat di artikan
suatu proses interaksi dimana seseorang atau sesuatu lembaga menyampaikan
amanat kepada pihak lain agar pihak lain itu dapat menangkap maksud yang dikehendaki
penyampainya baik secara verbal maupun nonverbal
(Sutaryo, 2005).
III.
KOMUNIKASI SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKT
3.1 Gambaran
Umum
Kelurahan Sumberejo Sejahtera terletak di kecamatan
kemiling, Bandar Lampung. Kelurahan ini merupakan pemecahan dari kelurahan
Sumberejo.
3.1.1 Batas
Daerah
Sebelah Utara :
Kelurahan Sumberejo
Sebelah Selatan :
Kelurahan Kedaung
Sebelah Barat :
Kelurahan Beringin Raya
Sebelah Timur :
Kecamatan Langkapura
3.1.2 Keadaan
Demografis
a.
Jumlah
Penduduk
Tabel 2.1. Jumlah
Penduduk berdasarkan jenis kelamin
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1.
|
Laki-laki
|
2386 orang
|
2.
|
Perempuan
|
2271 orang
|
3
|
Jumlah Penduduk
|
4657 orang
|
Sumber
: Data Kelurahan Sumberejo Sejahtera
Tabel 2.2. Jumlah
Penduduk berdasarkan jenis kelamin
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1.
|
Jumlah penduduk tahun ini
|
4657 orang
|
2.
|
Jumlah penduduk tahun lalu
|
4529 orang
|
Sumber
: Data Kelurahan Sumberejo Sejahtera
b. Umur Penduduk
Tabel 3.2 Tabel umur penduduk
Umur (tahun)
|
Laki-laki (orang)
|
Perempuan (orang)
|
0 – 10
|
663
|
824
|
11 – 20
|
519
|
667
|
21 – 30
|
424
|
462
|
31 – 40
|
546
|
463
|
41 – 50
|
742
|
914
|
51 – 60
|
737
|
887
|
> 60
|
220
|
268
|
Jumlah
|
3351
|
4451
|
c.
Sarana
dan Prasarana
Pendidikan
Tabel
3.3 Tabel prasarana pendidikan
Nama
|
Kepemilikan
|
Jumlah
|
Play Group
|
Kel. Pematang Wangi
|
1
|
TK
|
Pemerintah
|
3
|
SD/Sederajat
|
Pemerintah
|
1
|
SMP/Sederajat
|
Pemerintah
|
1
|
SMA/Sederajat
|
Pemerintah
|
1
|
Kesehatan
Tabel
3.4 Tabel prasarana kesehatan
Nama
|
Jumlah
|
Puskesmas Pembantu
|
1
|
Apotik
|
1
|
Posyandu
|
6
|
Kantor praktik dokter
|
1
|
Rumah bersalin
|
2
|
3. 2 Program
Program
– program pengembangan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Sumberejo
Sejahtera adalah :
a)
Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar
Lampung dan bekerjasama melalui kecamatan pada berbagai program :
-
Posyandu,
melalui program ini masyarakat diharapkan mampu menjamin kesehatan diri dan
keluarga secara mandiri. Dan hasil yang terlihat adalah peningkatan BB bayi
serta menurunnya wabah penyakit menular seperti DBD dan sebagainya.
-
Sosialisasi
KB, melalui program ini masyarakat diharapkan mampu mengendalikan pertumbuhan
penduduk secara mandiri serta peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Hasil yang
terlihat adalah menurunnya angka kematian ibu dan bayi.
b)
Pendidikan
Kegiatan pengembangan masyarakat dibidang pendidikan
dimaksudkan untuk peningkatan partisipasi masyarakat pada pendidikan formal. Bebeapa
kegiatan dilakukan dengan melaksanakan program pemerintah. Program yang
dilakukan berupa :
Biling (Bina Lingkungan) kegiatan ini adalah kegiatan
dari pemerintah yang dilakukan dengan cara membebaskan masyarakat dari biaya
pendidikan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Dan hasil yang terlihat
adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan formal.
c)
Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan
rumah tangga melalui beberapa program, yaitu :
-
Peningkatan
peran perempuan dalam bidang ekonomi, seperti peningkatan pada usaha kecil
menengah yang dilakukan oleh kaum ibu seperti usaha kue, pecel, dll. Hasilnya
adalah kaum ibu kini lebih produktif dan mampu membantu kepala keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
-
Ekonomi
kerakyatan, berupa program pemerintah yang memberikan bantuan modal bagi
masyrakat. Dana tersebut disalurkan melalui koperasi usaha. Program ini
mendapat tanggapan positif dari masyarakat terbukti dengan meningkatnya
kegiatan wirausaha di sekitar kelurahan, dan kebanyakan adalah usaha warung
kecil.
d)
Sosial
Budaya
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan
masyarakat di sektor sosial budaya adalah sebagai berikut :
-
Meningkatkan
partisipasi dalam membangun wilayahnya. Ini adalah kegiatan yang dikelola
secara mandiri oleh kelurahan dan bentuk nyatanya berupa kegiatan gotong-royong
yang dilaksanakan setiap hari minggu.
-
Meningkatkan
kesenian daerah khususnya kesenian Lampung dan Jawa karena mayoritas dari
penduduk kelurahan ini adalah suku Lampung dan Jawa.
3.3 Model Komunikasi yang Digunakan
Dalam
kegiatan pengembangan masyarakat, komunikasi merupakan hal yang sangat penting
karena akan menyangkut ketercapaian tujuan dari pelaksanaan program yang telah
direncanakan. Jika komunikasi berjalan dengan lancar, maka proses pengembangan
masyarakat akan berjalan dengan mudah dan tujuan yang direncanakan pun dapat
tercapai.
Kelurahan
Sumberejo Sejahtera menggunakan model komunikasi interaksional pendekatan dalam
kegiatan pengembangan masyarakat. Model komunikasi ini menekankan pada proses komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada
penerima dan dari penerima kepada pengirim.. Para peserta komunikasi menurut
model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensinya melalui
interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Dalam model
ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu
elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu
pesan.
Model
ini dirasa efektif karena membuat peserta mengembangkan pemikiran dan pendapat
mereka mengenai suatu permasalahan melalui kegiatan diskusi. Sehingga terjadi
proses komunikasi yang aktif dan masyarakat pun akan dilibatkan dalam
pengambilan keputusan. Secara umum, tidak ada kendala yang berarti dalam proses
komunikasi di Kelurahan Sumberejo Sejahtera.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan:
1)
Beberapa
model komunikasi yang sering digunakan adalah model komunikasi linier, model
interaksional, transaksional dan model Tubbs.
2)
Komunikasi
yang diterapkan di kelurahan Sumberejo Sejahtera adalah komunikasi
interaksional dengan menekankan pada komunikasi dua arah sehingga membuat
masyarakat berfikir dan mau mengeluarkan pendapat mereka dalam pemecahan
masalah.
3)
Secara
umum tidak ada kendala yang dihadapi oleh pihak pekerja dalam komunikasi sosial
di Kelurahan Sumberejo Sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2003.
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Remaja
Rosdakarya. Bandung
Little
John, S.W. 1995.
Theories of Human Communication Edisi
Kesembilan. Wadsworth
publishing Company. Belmont California
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung
Sutaryo. 2005. Sosiologi Komunikasi. Arti
Bumi Intaran. Yogyakarta
Widjaya H.A.W. 2008. Komunikasi
& Hubungan Masyarakat. PT
Bumi Angkasa. Jakarta
Wiryanto,Dr. 2004.
Pengantar
Ilmu Komunikasi Jilid
I. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta
0 comments:
Post a Comment