MESIN TANAM KENTANG ( SEEDER)
MESIN TANAM KENTANG ( SEEDER)
(
Makalah Alat Mesin Pertanian)
Oleh:
Ade
Tiya Apriyani 1314071001
Hendri Setiawan 1314071028
Haposan Simorangkir 1314071027
Komang Suarme 1314071034
Ryan Wahyudi 1314071048
Fakultas Pertanian
Jurusan Teknik Pertanian
Universitas Lampung
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang merupakan
tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjang bisa mencapai 50
– 120 cm dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau
keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat
halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang juga mempunyai organ umbi.
Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini
merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa
dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang
baru. Kentang termasuk tanaman setahun yang ditanam untuk dipanen umbinya. Umbi
kentang merupakan ujung stolon yang membesar dan merupakan organ
penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi (Setiadi dan Nurulhuda,
1998). Menanam
merupakan proses pertama dalam membudidyakan tanaman dan penanaman merupakan
usaha penempatan benih atau biji didalam tanah padakedalaman tertentu atau
menyebarkan benih diatas permukaan tanah atau menanam tanah didalam tanah dan
dalam penanaman benih dapat dilakukan dengan menggunakan tangan saja, dengan
bantuan alat-alat sederhana atau dengan bantuan mesin-mesin pertanian. Dalam
penanaman diperlukan alat bantu tanam. Untuk penanaman konvesional sebagai alat
bantu adalah tugal, dan tali jarak tanam, serta ajir. Untuk alat tanam yang
modern menggunakan mesin tanam. Namun telah ada alat tanam yang semi mekanis
yaitu berupa ”seed-drill”. Penanaman dengan alat konvensional waktu yang
dibutuhkan relatif lebih lama dan efektif dilakukan pada lahan-lahan yang
sempit dan berteras.
1.2. Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis alat tanam yang digunakan
dalam budidaya kentang..?
2. Alat dan mesin tanam kentang?
3. Bagaimana cara pengopersian alat tanam kentang?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
alat-alat penanaman dalam budidaya pertanian
2. Mengetahui
bagian-bagian utama alat tanam bibit kentang (seeder)
3. Mengetahui
prinsip kerja seeder
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Kentang
Kentang berasal dari wilayah
pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Pendugaaan umur dengan menggunakan C14
terhadap butiran pati yang ditemukan dalam penggalian arkeologi menunjukkan
bahwa kentang telah dimanfaatkan sejak 8000 tahun yang lalu. Tanaman kentang
liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki
kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang tinggi yang memungkinkan untuk
regenerasi. Selama awal perkembangan dalam lingkungan primitif, kemampuan
manusia dalam menyimpan dan mengawetkan umbi yang dikumpulkan telah
meningkatkan manfaat kentang sebagai tanaman pangan (Rubatzky et al, 1998).
Solanum atau kentang
merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar.
Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50-120 cm, dan tidak
berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerahan atau keunguan. Bunga berwarna
kuning keputihan atau ungu, buahnya berbentuk buni (buah yang kulit/dindingnya
berdaging). Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil berwarna
keputih-putihan (Setiadi dan Fitri, 2006).
Kentang juga
mempunyai umbi yang berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah.
Cabang ini merupakan tempat menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa
dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang baru.
Semua bagian tanamannya mengandung racun solanin. Namun, bagi umbi ini, bila
telah berusia tua atau siap panen, racun ini akan berkurang bahkan bisa hilang,
sehingga aman untuk dimakan. (Setiadi dan Fitri, 2006).
Tanaman kentang yang
dihasilkan secara aseksual dari umbi memiliki akar serabut dengan percabangan
halus, agak dangkal, dan akar adventif berserat yang menyebar, sedangkan
tanaman yang tumbuh dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar
lateral yang banyak. Batang di atas tanah berdiri tegak, awalnya halus dan akhirnya
menjadi persegi serta bercabang jika pertumbuhannya sudah lanjut. Bentuk
pertumbuhan tanaman berkisar dari kompak hingga menyebar. Daun menyirip
majemuk, dengan lembar daun bertangkai memiliki ukuran, bentuk, dan tekstur
yang beragam. Batang di bawah permukaan tanah (rizoma), umumnya disebut stolon,
menimbun dan menyimpan produk fotosintesis dalam umbi yang membengkak dekat
bagian ujung. Karbohidrat ditranslokasikan sebagai sukrosa ke dalam stolon,
yang pembelahan dan pembesaran selnya menyebabkan
pertumbuhan umbi, sukrosa yang ditransportasikan dikonversi dan disimpan dalam
bentuk butiran pati. Permukaan umbi dapat halus atau kasar akibat jala-jala
dengan warna epidermis coklat hingga coklat cerah, merah atau ungu tua. Warna
daging umbi biasanya kuning muda atau putih, ada kultivar yang berwarna kuning
cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam: memanjang, kotak, bulat
atau pipih (Rubatzky et al, 1998).
2.2 Budidaya
Kentang
2.2.1 Persiapan lahan dan tanam.
Tanah diolah sampai gembur dengan
kedalaman 20-35 cm, disisir sampai halus dan dibiarkan dua minggu agar terkena
sinar matahari. Tanah yang sudah diolah dibuat menjadi blok, kemudian dibuat
petak-petak penanaman. Jarak tanam yang digunakan yaitu 70 x 25 cm dan 60 x 25
cm. Pada penanaman, kentang ditanam dua baris diantara garitan. Lahan yang
telah dipersiapkan berupa alur atau garitan-garitan diberi pupuk organik (pupuk
kandang) dan pupuk buatan. Pemberian dilakukan dengan cara diberikan setempat
diantara umbi kentang yang akan ditanam, yaitu pupuk buatan di atas pupuk
kandang dan ditutup dengan tanah tipis. Kemudian bibit ditanam pada
lubang-lubang yang telah disiapkan dengan kedalaman tanam 25-30 cm, selanjutnya
ditutup dengan tanah.
2.2.2 Teknik
Penanaman
Pemupukan dasar : urea (100 kg/ha),
SP 36 (80 kg/ha) diberikan sebelum tanam pada sekitar titik‐titik penanaman. Pemberian pupuk
kimia, pupuk kandang dan Furadan 3G dengan dosis sesuaiperlakuan semuanya
diberikan pada saat tanam. Dosis pupuk urea 300 kg/ha, Za 100 kg/ha, SP-36 200
kg/ha, KCl 200 kg/ha, pupuk organik 5 ton/ha dan mulsa jerami 5 ton/ha.
2.2.3 Cara
Penanaman
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih
yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang
relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup
tanah. Bila benih
dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi
penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah
benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di
samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam
alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-macam, seperti
kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang masing-masing memiki
bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat
tanam yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda pula. Beberapa sifat fisis
benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan
ukuran, density per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan.
Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat
digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
a) Broadcasting (benih disebar pada permukaan
tanah)
b) Drill seedling (benih dijatuhkan
secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh
jalur tanaman tertentu).
c) Pesicion drilling (benih ditanam
secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
d) Hill dropping (kelompok benih
dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur)
e) Chezktow planting (benih
diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua
arah yang sama)
2.3 Alat
Penanaman
Alat dan mesin
penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman,
atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di
atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah
untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan
penyulaman alat mesin penanam rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin
penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah
tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan
tanah kembali (Bambang P 1991) alat dan mesin pertanian dapat membantu petani
dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin
pertanian dapat membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam
serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu (Alihamsyah 1991).
Penanaman
merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman
tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan
tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan
serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman
berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih
adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil
dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982).
III.
PEMBAHASAN
3.1
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan
media tanam pada tanaman kentang dilakukan dengan cara yaitu Lahan dibajak
sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran
umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum
dibuat bedengan.
Pada
lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar
memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah
bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar
bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan
jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai
dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat
saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
3.2
Bibit Tanaman Kentang
Bibit
Tanaman kentang dapat berasal dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan
stek tunas daun. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram.
Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak
cacat, umbi baik, varitas unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang
dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7
bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C. Pilih umbi dengan
ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan
sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2
cm, umbi siap ditanam. Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit
yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas.
Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi
dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi
yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10
menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah
menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut
harus diperhitungkan secara ekonomis. Stek Batang dan stek tunas cara ini tidak
biasa dilakukan karena lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman
yang akan diambil stek batang/tunasnya harus ditanam di dalam pot. Pengambilan
stek baru dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi
25-30 cm. Stek disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek
batang atau tunas daun, ambil dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya.
3.3
Alat Penanaman
Alat penanaman dengan sumber bahan tanam yang
digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Seeder
![Mesin Tanam Mekanik.png](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Mesin
penanam kentang mekanik
1. titik penyambung dengan lowerlink
2. titik penyambung dengan upperlink
3. benih jatuh di punggung elevator
4. elevator melekat pada belt yang berputar
5. kotak benih
6. penutup alur
7. roda pemadat
8. roda penggerak elevator
9. Roda
1. titik penyambung dengan lowerlink
2. titik penyambung dengan upperlink
3. benih jatuh di punggung elevator
4. elevator melekat pada belt yang berputar
5. kotak benih
6. penutup alur
7. roda pemadat
8. roda penggerak elevator
9. Roda
Seeder merupakan alat penanam bibit dengan
jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman
padi, dapat dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya.
Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed
root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa
harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional
sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup
lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah
mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus.
Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian
harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara
dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Bila
dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis
mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam
yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau
enjin sendiri. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan
menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan
dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan,
permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian
juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan
operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga
akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.
Seeder
Gambar
: Seeder
spesifikasi mesin
|
|
Kekuatan
|
1 orang
|
kapasitas kerja
|
0,3-0,4 ha/hari
|
Kedalaman Penanaman
|
Berfariasi
|
Penempatan Tray
|
1,0-1,3 cm
|
ketinggian air disawah
|
1-5 cm
|
Berat
|
120 kg
|
Dimensi :
|
|
- panjang
|
200 cm
|
- lebar
|
125 cm
|
bahan kontruksi :
|
Besi
|
-
persiapan tanaman
|
|
- ukuran bedeng/semai (ha)
|
1.2 m x 45 m
|
Bagian-bagian Utama Mesin Tanam
(Seeder)
Dalam
alat mesin tanam (seeder) terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah
sebagai berikut:
Hopper
ü Hopper
merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas, yang berfungsi
sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah.
ü Hopper
mempunyai peranan penting dalam proses berjalannya benih karena apabila desain
hopper tidak bagus maka akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat
proses penanaman.
Seed Matering Device
(SMD)
ü Seed
matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah
ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih
dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman
bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih.
Jenis-Jenis
Seed Matering Device :
a.
Horizontal Feed/Rotor matering devices
b.
Vertical Feed/Rotor matering devices
Feed Tube
Feed
tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur
pengeluaran benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang
tanam yang telah dibuat oleh furrow opener. Dalam pengalirannya diharapkan
benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan kontinu.
Faktor
yang mempengaruhi kecepatan aliran benih :
a.
Panjang saluran
b.
Tingkat kekerasan alat
c.
Pemantulan pada dinding alat
d.
Hambatan pada dinding alat
Furrow Opener (Alat
Pembuat Alur)
Furrow
opener berfungsi sebgai pembuka alaur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih
(biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar
matahari serta binatang penganggu.
Faktor-faktor
penentu kedalam benih yang akan ditanam :
a.
Jenis tanaman
b.
Kelengasan tanah
c.
Temperature tanah
Macam
–macam Furrow Opener :
a.
Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
b.
Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar.
c.
Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana
sangat
dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
Covering Device(alat
penutup alur)
Corvering
device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi lengas
(tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih
tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh (Rahmat Ariza,2010).
3.4
Cara Kerja Mesin Tanam
Acak
Prinsip
kerja mesin tanam acak adalah perputaran mesin (motor) baik motor bakar
maupun motor bensin yang akan memutarkan SMD, sehingga terjadi sirkulasi
perputaran benih yang menyebabkan benih masuk kedalam SMD dengan jumlah
tertentu sesuai dengan setingan (pengaturan), yang kemudian disalurkan pada
feed tube yang selanjutnya ditanam pada alur yang telah dibuat oleh furriw
opener dan kemudian ditutup oleh converind device sehingga tertutup dan
terhindar dari koservasi legas.
Mesin
tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih
dijatah dari hoper oleh suatu silinder yang digerakkan dengan roda tanah
(ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui
lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih
jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa
berupa disk atau bentuk lain.
Alat
penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relative tinggi. Sebagian
besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah.
Mesin
yang dipergunakan untuk menempatkan benih di dalam tanah serta menutupinya
sekaligus dalam satu lintasan akan menghasilkan larik-larik tertentu. Jika
larik-larik ataupun bedengan-bedengan tersebut cukup renggang untuk
memungkinkan dilakukannya pekerjaan menggunakan mesin di sela-sela larikan guna
keperluan pendangiran ataupun pekerjaan pemeliharaan lainnya, cara tanam jenis
ini disebut sebagai tanam-larik (row-crop planting), jika sebaliknya
disebut sebagai tanam-rapat (solid planting). Dengan demikian bijian
yang diicir dalam larik berjarak 15 sampai 36 cm adalah termasuk bentuk tanam
rapat, sedangkan penanaman bit dengan jarak 51 cm dikatakan sebagai tanam
larik.
Penebaran
benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapatdigolongkan
menjadi 5 macam diantaranya :
a)
Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)
ialah
penyebaran benih secara acak di atas permukaan tanah. Fungsi umum sebuah broadcaster
ialah menakar pengeluaran benih dan menyebarkannya secara merata di atas luasan
tanah tertentu.
b)
Drill Seeding / Icir (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada
kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu)
ialah
penjatuhan benih secara acak dalam alur serta menutupinya kembali untuk
memperoleh larik-larik dengan jarak tertentu.
c)
Precision Planting / Tanam benih tunggal (benih ditanam secara tunggal dengan
interval yang sama dengan alur)
ialah
penempatan secara cermat satu per satu benih pada jarak yang kira-kira sama
dalam larik-larik.
d)
Hill Dropping / Tanam jumput (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan
interval yang hampir sama dengan alur)
ialah
penempatan sejumlah benih dalam larikan dengan jarak yang kira-kira sama.
e)
Chezktow planting
Ialah
benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan
dua arah yang sama.
f)
Penyetelan
Penyetelan
ini berfungsi untuk mengatur seeder sehingga diperoleh penebaran benih dengan
jumlah dan jarak (lebar alur) yang diharapkan kecuali pola penebaran
broadcasting.
IV.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari penjelasan diatas adalah:
1.
Penanaman kentang menggunakan seeder
dapat menghemat waktu dan tenaga.
2.
Seeder adalah alat untuk penanaman
biji-bijian.
3.
Sistem penanaman seeder adalah acak
dengan larik.
4. Alat
penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relative tinggi. Sebagian
besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar
Swadaya. Jakarta. 136 hal.
Irwanto,
A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor;
Bogor.
Purwadi,
T., 1999, Mesin dan Peralatan,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.
Setiadi.
2009. Budidaya Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta
Setiadi
dan Nurulhuda, S. I. 1998. Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta. 70 hal.
Sukirno.
1999, Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian .Universitas
Gadjah Mada ;Jogjakarta.
Tasliman,1996.
Peralatan Tanam. Program
Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Jember ; Jember.
Don't Promotion!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ReplyDeletehttp://bandarqqok-blog.logdown.com/posts/2242516
ReplyDelete