PERBENGKELAN
PERBENGKELAN
(Tugas Makalah Mata Kuliah Perbengkelan)
Oleh:
Hendri Setiawan
1314071028
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
DEFINISI
MANAJEMEN
Dari berbagai definisi
Manajemen menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa secara umum :
“Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu melalui kerjasama dengan lebih dari satu orang”.
Didalam Ilmu Manajemen
terkandung nilai “seni” dibanding teori yang tertulis didalamnya (“more art
than science”), sehingga diperlukan pembedaan antara “Ilmu” dan “Ngelmu”
Manajemen. Ilmu diperoleh dengan cukup belajar dan membaca, sedangkan Ngelmu
harus dilakukan dengan “laku”, dengan demikian seseorang ahli Manajemen belum
tentu berhasil baik menjadi Manajer, atau sebaliknya, seseorang yang tidak tahu
Manajemen akan tetapi dapat berperan sebagai Manajer yang baik dan berhasil.
Yang terbaik tentu saja, seseorang mampu mengawinkan antara ILMU dengan NGELMU
tentang Manajemen.
Proses paling sederhana
didalam Manajemen itu sendiri terdiri atas sub-sub Proses yang diurutkan dan
dinamakan dengan P.O.A.C (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).
Masing-masing sub-sub Proses didalam manajemen sangat komplek, artinya
masing-masing proses saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dan pada
umumnya unsur-unsur yang dikelola terdiri atas 6 M (Man , Money , Material ,
Method, Machine, dan Moment) , bahkan ada sebagian ahli pemasaran memasukkan
unsur Marketing, sehingga menjadi 7 M.
Contoh sederhana aplikasi
Ilmu Manajemen adalah : mengganti ban mobil yang kempes di jalan raya oleh 4
(empat) penumpangnya, yaitu dengan me-RENCANA-kan dan meng-ORGANISASI : siapa
yang membongkar ban kempes ; siapa yang menyiapkan pendongkrakan ; siapa yang
melepaskan ban pengganti ; dan siapa yang mengatur kelancaran lalu lintas serta
menjaga keamanan mobil, selanjutnya di-AKTUALISASI-kan , dan terakhir
di-KONTROL apakah semuanya berjalan sesuai dengan rencana.
Contoh
yang rumit aplikasi Ilmu manajemen adalah : di suatu perusahaan raksasa yang
sebagaian karyawannya koruptor, dimana 7 M unsur saling kait-mengkait seperti
benang kusut, sehingga 7M unsur tersebut harus disusun secara Horisontal maupun
Vertikal, Misal : unsur MAN dengan MONEY dan sebaliknya MONEY terhadap MAN,
harus dicari solusinya mana yang salah MAN-nya atau MONEY-nya, perlu diingat
Manajemen tidak ada hubungannya dengan Agama, tetapi Manajernya BerAgama,
sehingga diperlukan Manajemen Qolbu.
Pemimpin Puncak didalam Manajemen disebut sebagai “Manajer” dan manajer
yang berpengalaman adalah yang mampu mengawinkan antara TEORI dan PRAKTEK Ilmu
Manajemen. Untuk itu seorang Manajer dituntut untuk dapat menguasai Ilmu dan
Pengetahuan SOSIAL yang lain selain Ilmu Manajemen, misalnya pengetahuan
tentang Ilmu Agama ; Personal approach ; Teori Kepemimpinan ; Pengetahuan
Administrasi ; Pengetahuan tentang Adab ber-Sopan - Santun ; dan sebagainya.
Penilaian keberhasilan seseorang Manajer sangat ditentukan oleh tingkat
ke-WIBAWA-annya. Kewibawaan dapat diperoleh melalui Jabatan serta Wewenang,
akan tetapi apabila tidak didasari oleh unsur RELIGI sebagai fitrah manusia,
maka kewibawaan tersebut akan bersifat VIRTUAL alias semu dan hanya terjadi
selama si Manajer tersebut mengemban tugasnya, dan begitu saat Manajer tersebut
pensiun musnahlah kewibawaan tersebut, dan tertutuplah kesempatan untuk menjadi
manajer yang kedua kalinya di tempat yang lain. Pada hakekatnya setiap orang
(manusia) sanggup menjadi Manajer, akan tetapi Manajer yang berhasil hanyalah
sedikit orang, yaitu yang benar-benar ahli didalam Ilmu dan Praktek Manajerial.
1.
Definisi Bengkel
Didalam banyak Literatur/pustaka , disebutkan bahwa “Bengkel” (Workshop)
pada umumnya mempunyai dua arti yaitu :
1. Secara UMUM berfungsi sebagai tempat SERVICE ; REPAIR ; dan MINTENANCE
atau (Perawatan , Perbaikan , dan Pemeliharaan) yang konotasi artinya dapat
dijelaskan sebagai berikut ( Perbaikan = mengganti bagian yg aus/rusak agar
tidak terjadi kesalahan ; Perawatan = agar tetap cantik dan berumur panjang ;
dan Pemeliharaan = agar ber produksi secara effisien dan mampu beranak.
2. Secara KHUSUS berfungsi mirip dengan suatu Laboratorium tempat
membuktikan kebenaran Ilmu dan melahirkan Teknologi. Misal : Bengkel Teater ;
Bengkel Pengrajin ; Workshop/seminar di hotel, dan Bengkel R & D (Research
and Development).
Bengkel
yang akan diuraikan selanjutnya didalam makalah ini, adalah urian bengkel dalam
arti bengkel secara umum, dimulai dari bengkel Kecil (Bengkel Pertanian) ;
bengkel Menengah ; dan Bengkel Besar. Yang perlu ditekankan disini adalah :
bahwa tidak selamanya Bengkel Besar lahir begitu saja akan tetapi tumbuh
dimulai dari Bengkel Kecil terlebih dahulu. Terkecuali apabila dukungan modal
dan Saranya memang secara Manajerial di rancang lahir untuk Bengkel Besar
Katagori lain untuk bengkel kecil disebut pula sebagai PENGRAJIN akan tetapi
dalam uraian disini pengrajin dimasukkan ke dalam Bengkel Khusus meskipun
komponen-komponennya hampir mirip dengan Bengkel Umum.
2.
Bengkel Pertanian
Pada umumnya Alat dan Mesin modern (tidak hanya terbatas untuk mekanisasi
pertanian saja) apabila dioperasikan secara pantas dan dirawat/dipelihara
secara baik, akan bekerja dengan
periode umur yang lama sebelum reparasi besar diperlukan. Meskipun bidang
pengawasan diperketat, masih saja banyak terjadi proses perawatan/pemeliharaan
suatu alat dan mesin diabaikan, sehingga sering kerusakan timbul disertai
dengan kecelakaan yang sangat merugikan manusia. (kecelakaan pada mesin
transportasi : Pesawat Terbang, Kereta Api, Kapal Laut, dsb.) Kerusakan suatu
ALSINTAN (Alat dan Mesin Pertanian) akan menuntut ongkos perbaikan (Repair)
yang mahal apabila disaat pertama alsin beroperasi, proses
perawatan/pemeliharaan (Repair & Maintenance) tidak pernah dilakukan.
Diantara banyak tujuan Mekanisasi Pertanian, Salah satunya adalah terjadinya
peningkatan produksi dan mutu hasil dengan cara memanfaatkan secara optimum
ketepatan waktu (unsur MOMENT) dalam menangani beroperasinya alsin di lapangan.
Kerusakan Alsintan hanya akan menimbulkan penundaan waktu yang pada gilirannya
akan menimbulkan kerugian atau bahkan kehilangan hasil produksi (losses) dan
dalam hal inilah sub proses PLANNING memegang peranan yang penting. Dalam
pengelolaan alsintan ada hal yang mirip dengan administrasi kepegawaaian,
alsintan yang tidak dioperasikan sama halnya dengan pegawai yang tidak bekerja
tetapi tetap harus digaji. (unsur-unsur biaya TETAP operasi /Fixed cost), untuk
itulah diawal kegiatan usaha, pos-pos biaya seperti : Penyusutan , Suku cadang,
Pajak, Asuransi, Gudang sudah harus disusun dan dikelola secermat mungkin.
Biaya tetap operasi (Fixed cost) akan memperbesar beban biaya produksi. Tetapi
biaya produksi menjadi lebih besar lagi apabila kerusakan suatu alsintan
terjadi akibat kurang cermatnya pengelolaan pos-pos biaya tetap operasi
(perawatan/perbaikan/pemeliharaan). Tidak jarang apabila suatu
proyek/perusahaan menjadi rugi bahkan gulung tikar oleh kasus semacam ini.
Klasifikasi bentuk/layout suatu bengkel pertanian didasrkan kepada jumlah
alsintan yang akan dipelihara :
1. Untuk jumlah alsintan kurang dari 50 unit alsintan ber-enjin, lihat
gambar 1 (bengkel pertanian).
2. Untuk jumlah antara 50 s/d 100 unit alsintan ber-enjin , lihat gambar
2 (Bengkel Menengah).
3. Untuk jumlah lebih dari 100 unit alsintan ber-enjin, lihat gambar 3
(Bengkel Besar).
Jenis dan macam peralatan/perkakas yang (A=diijinkan , B=layak dimiliki ,
dan C=diperlukan tapi tidak untuk tahap awal) untuk [ B.P. (Bengkel Pertanian ;
B.M. (Bengkel Menengah), dan B.B. (Bengkel Besar) ], dapat dilihat di Lampiran
Tabel 1. Biaya perawatan/pemeliharaan suatu alsintan adalah (1) Untuk Enjin
besarnya 1,2 % dari selisih harga baru alsintan dikurang harga akhir, untuk
tiap-tiap 100 jam kerja. (2) untuk peralatan (equiptment) besarnya 2 % dari
selisih harga baru alsintan dikurang harga akhir, untuk tiap-tiap 100 jam
kerja. Sumber biaya dianggap atau dapat diperoleh dari ongkos jasa alsintan itu
sendiri, sehingga diperlukan buku catatan administrasi tersendiri (khusus).
Meskipun
suatu alsintan dibeli untuk keperluan dipakai sendiri. Biaya Pokok (khususnya
Fixed cost) harus tetap dibayar atau dianggap dibayar sehingga terkumpul uang
(di akhir umur teknis alsintan) untuk diadakan pembelian alsintan baru
(peremajaan), disinilah letak makna PEMELIHARAAN dimana suatu alsintan mampu
beranak (reproduksi). (pepatah mengatakan :
“kerbau untuk mengolah tanah mampu beranak…traktorpun mampu juga mampu
beranak…apabila cara mengelolanya benar”). Apabila suatu usaha atau perusahaan
mempunyai catatan khusus pengelolaan alsintan secara benar dan sempurna akan
diketahui apakah jenis usaha tersebut harus memiliki alsintan tersendiri ataau
cukup menyewa jasa atau membeli secara leasing. Atau dengan kata lain sekala
usaha (kecil, menengah, besar) sudah sesuai tidak dengan kapasitas kerja
alsintan tersebut.
3. Hal-Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengelolaan Bengkel
1. Bekerja selalu dalam keadaan : bersih , hemat , dan praktis
2. Jagalah : keselamatan kerja, terutama bila bekerja dengan sistem
pelistrikan , bahan bakar , las , dsb, hindari kebakaran
3. Perhatikan mekanisme gaya bila bekerja dengan peralatan dongkrak ,
kunci -kunci baut , dsb.
4.Usahakan agar benda kerja tetap dalam keadaan BERSIH dan RAPI, Kerapian
akan sangat membantu kelancaran kerja .
5. Apabila melepas sesuatu bagian/komponen, kembalikan posisi bautnya
seperti semula, jangan menyimpan baut tsb. di dalam kaleng atau peti Dng. lain
kata , setiap baut harus dipasang kembali pada tempatnya semula. (Kecuali kalau
sudah hapal betul akibat Kerja yg terus berulang)
6. Jangan terburu-buru (hanyut) , ingat otak kiri untuk berfikir , otak
kanan untuk kreativitas, Apabila otak kiri jenuh , jangan dipaksakan ,
istirahat / rekreasi agar otak kanan bekerja
7. Pertimbangkan WAKTU dan RUANG yang tersedia , apabila ruangan sangat
sempit usahakan menumpuk barang arah vertikal
8. Pembelian dan pengadaan suku Cadang / Spare Part , diusahakan
sekaligus untuk menghemat waktu dan biaya.
9. Pergunakan Perlengkapan berupa CATATAN , TANDA-TANDA , GORESAN , dsb.
Guna mengingat atau memperkuat ingatan dan Logika
10. Hati-hati bila membuka Komponen Berbentuk TANGKUPAN , gunakan Logika
dan Analisa agar TANGKUPAN tersebut dapat dibelah dengan mudah. (Kombinasikan
antara fungsi kerja Logika dan Perasaan)
11. Jangan menaruh sembarang KUNCI (Wrench) disembarang tempat , satukan
dalam BOX (Bekerjalah sistematis)
12. Ingat Peralatan bengkel adalah untuk membantu memperlancar pekerjaan
kita , Jangan sekali-kali kita diperalat oleh ALAT. (Contoh: akan memakai
perkakas Golok, akan tetapi malah memperbaiki gagang Golok lebih dahulu, karena Goloknya Tumpul atau
Rusak).
13. Gunakan logika ANALISA SISTEM setiap kali membongkar / memasang /
memperbaiki / menggunakan mesin yang sifatnya KOMPLEK.
PENGENALAN
PERALATAN BENGKEL
Di
dalam bengkel terdapat alat-alat yang memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda. Mulai dari alat ukur, penitik, penggores, alat pelipat dan
pemotong plat, serta mesin bor. Oleh karena itu kita harus mengetahui fungsi
atau kegunaan dari masing-masing alat dan mesin tersebut.
1.
Mistar
Mistar
merupakan alat ukur yang paling sederhana dan praktis digunakan untuk mengukur
benda yang tidak membutuhkan keakuratan yang tinggi dalam pengukurannya, karena
alat ini hanya memiliki ketelitian 0,1 cm.
2.
Jangka sorong
Jangka
sorong adalah alat ukur yang dapat mengukur hingga ketelitian 0,02 mm sehingga
dapat mengukur suatu benda lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan mistar.
Jangka
sorong memiliki dua buah skala, yaitu skala utama dan skala nosius.
Dimana skala utama tersebut memiliki skala-skala standar yang sama dengan skala
standar mistar. Sedangkan skala nosius dapat dibuat dengan ukuran tertentu,
sehingga dapat dibagi ke dalam bebrapa bagian dimana tiap-tiap bagiannya
memberikan panjang dan proposional terhadap skala utama.
Selain
berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda jangka sorong juga dapat digunakan
untuk mengukur kedalaman sebuah lobang dan juga mengukur diameter lobang
tersebut dengan benar dan akurat.
Jangka
sorong terdiri atas:
a.
Rahang tetap (fixed jaw)
Disepanjang bingkai rahang tetap
terdapat pembagian skala yang sangat teliti dan dibuat dengan diagriver.
b.
Rahang bergerak
Rahang
bergerak dan skala nosius dapat digerakkan sepanjang bingkai, dan pada rahang
bergerak terdapat skrup pengencang untuk menjaga ketetapan ukuran.
Skala
utama dibagi atas 10 mm dan diberi nomor sedangkan skala nosius 49 mm
panjangnya dan dibagi kedalaman 50 bagian yang sama. Adapun panjang dari setiap
bagian adalah 0,98 mm panjangnya. Ini berarti skala nosius lebih pendek 0.02 mm
dari skala utamanya.
Adapu
cara mengukur suatu benda menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut:
-
Mengukur bagian luar dari rahang
pengukuran ditambah tebal dari rahang-rahang itu sendiri. Jadi ukuran pembacaan
adalah ditambah 10 mm.
-
Lobang yang telah diukur lebih dari 10
mm diukur dengan rahang silang.
-
Untuk mengukur
kedalaman gunakanalah batang kedalaman, dalam posisi tegak lurus, jangan
sekali-kali dalam keadaan miring.

3. Siku-siku
dan radius
Siku-siku
berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda telah datar atau untuk
mengetahui apakah bidang tersebut telah membentuk bidang siku (90 derajat).
Sedangkan radius berfungsi sebagai penentu apakah radius yang kita baut telah
memiliki radius yang tepat.


4. Penggores
Alat
ini digunakan untuk menandakan ukuran-ukuran pada benda kerja yang terbuat dari
bahan yang keras. Penggores ada beberapa macam yaitu:
·
Penggores tangan sedukan
·
Penggores dengan satu ujung bengkok
·
Penggores dengan satu ujung dirubah
dengan cara pemakaian:
1. Membentuk
sudut 25 derajat
2. Tekan
penggores pada gambar dan gambar sekaligus
3. Kecondongan
penggores yaitu kearah maju



Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat
lobang pada benda kerja. Penitik terbuat dari besi yang ujungnya runcing
membuat sudut 30-90 derajat.
Adapun
cara menitik adalah:
·
Pegang penitik dengan tangan kiri,
tempatkan pada yang dibuat
·
Penitik harus tegak lurus terhadap bahan
·
Penitik dipukul satu kali dengan pemukul
ringan serta periksa posisinya, jika tepat baru dipukul dengan kuat agar
didapat titik yang jelas dengan syarat jangan terlalu keras.

5. Jangkar besi
Jangka basi terbuat dari sepasang kaki baja yang diatur oleh sebuah mordan yang disatukan dengan sebuah ujung. Jangka besi dipergunakan untuk:
Ø Untuk
menggores lingkaran-lingkaran dan garis pada besi atau benda kerja
Ø Untuk
memindahkan suatu ukuran dari penggaris atau untuk memindahkan jarak
Ø Untuk
mengukur suatu jarak antara titik dan membandingkan dengan skala penggaris
batasan ukuran
Adapun
cara menggores lingkaran adalah dengan memiringkan jangka pada arah putaran.
Sedangkan cara pemindahan ukuran yaitu dengan mengatur kaki jangka pada ukuran
yang dikehendaki, tempatkan satu pada garis skala dan yang lain pada jarak yang
dikehendaki.
Hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan jangka adalah mendapatkan garis-garis
yang tepat, ujung jangka haruslah tajam seperti tajamnya penggores.

6.
Pemotong plat

7. Gergaji
Gergaji
merupakan alat pemotong yang praktis dan dapat digunakan untuk memotong benda
yang rumitr atau memotong secara melingkar. Gergaji memiliki beberapa tipe yang
disesuaikan dengan keperluannya. Bagian-bagian dari gergaji adalah sebagai
berikut:
a. Bingkai,
terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku
b. Tangkai
c. Pasak,
berguna untuk menahan mata gergaji sehingga mata gergaji tersebut tidak
mengenai tubuh
d. Mor
kupu-kupu, berfungsi sebagai pemegang mata gergaji
e. Mata
gergaji, berfungsi untuk memotong benda kerja

8. Kikir
Kikir
digunakan untuk pengikiran suatu benda sehingga mudah untuk mengerjakan dan
memperhalus benda kerja. Adapun bentuk kikir itu terdiri dari berbagai macam
bentuk dan tipe seperti berbentuk bulat, pipih, setengah bulat, persegi,
segitiga dan berbentuk lainnya yang kegunaannya disesuaikan dengan keperluan
masing-masing. Misalnya kita ingin mengikir bentuk radius, maka sebaiknya kita
menggunakan kikir bulat. Sedangkan jika ingin mengikir kedudukan rata maka kita
harus menggunakan kikir pipih.
Macam-macam
ukuran kikir yaitu:
·
Kikir enam
·
Kikir delapan
·
Kikir sepuluh, dll.


9.
Ragum dan alas ragum
Ragum berguna untuk menjepit benda kerja
sehingga dapat memudahkan dalam mengerjakan tugas. Setelah benda kerja dijepit
dengan ragum maka kita dapat memulai pekerjaan , baik itu mengikir atau
memotong benda kerja.


10. Mesin
bor
Mesin
bor digunakan untuk membuat lobang pada benda kerja dan mesin bor mempunyai
bentuk yang bermacam-macam, ada yang dipegang ada juga bor duduk dan kita hanya
memegang benda kerja saja, bor ini disesuaikan dengan keperluan kita. Namun
pada saat melakukan pengeboran harus diperhatikan dengan seksama.

11. Alat
pelipat
Alat
ini diguanakan untuk membengkokkan atau melipat plat-plat, biasanya alat
pelipat ini digunakan untuk membuat heat sink dan box. Tetapi bisa juga untuk
keperluan lainnya.
12. Sikat
Pembersih

13.
Obeng,Tang dan Amplas
Obeng
digunakan untuk memasang baut pada benda kerja khususnya heat sink, tang
digunakan untuk memgang benda kerja, sedangkan amplas digunakan untuk
membersihkan dan menghaluskan permukaan benda kerja
PERATURAN
PERBENGKELAN
1. Organisasi
Bengkel
Adapun urutan penanggung jawab keselamatan kerja atau
keselamatan bengkel adalah sebagai berikut :
a.
Instruktur
Adapun tanggung jawab instruktur bekerja dengan baik,
bertugas dan berkewajiban untuk :
v
Menyelidiki
sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan
v
Memberikan
instruktur yang baik dan benar
v
Melaporkan
segera bila terjadi kecelakaan,kerusakan pada mesin maupun kerusakan pada alat
b.
Storeman
Adapun
tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat
dan mesin-mesin yang ada di dalam bengkel. Storeman berkewajiban untuk :
v Mencatat
keluaran masuk barang
v Mencatat
kerusakan alat-alat
v
Memberikan
alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja atau praktikum
v Memelihara
alat-alat kerja
c.
Pekerja atau praktikan
Setiap pekerja atau praktikan haruslah waspada pada waktu
bekerja karena tiada seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat
kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh karena itu pekerja atau praktikan harus mengikuti
peraturan-peraturan sbb :
v
Bertindak
dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan memberikan laporan
kepada instruktur
v
Segera
melaporkan jika terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
v Menerangkan
sebab-sebab terjadinya kecelakaan
v Mentaati
peraturan dan instruksi
v
Mentaati
instruksi untuk bekerja dengan baik dan benar
2. Kesadaran
dan Keselamatan Kerja
Keselamatan
disini sama halnya keselamatan mengendarai kendaraan. Perlengkapan instalasi,
peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel direncanakan untuk
memotong, membentuk, mengukur dan sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan
yang dikehendaki. Adapun dalam waktu melakukan praktek bengkel yakni baju
praktek dan perlengkapan penunjang lainnya untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan akibat kerja.
Mengenai pakaian praktek khususnya saat menggunakan mesin
bor yang perlu diperhatikan adalah :
v
Yang
pertama adalah baju,baju haruslah dikancingkan sampai kebawah, agar lempeng besi atau bran yang dibor tidak
masuk kebaju
v
Untuk
baju lengan panjang sebaiknya lengan baju dikancingkan sebab akan mengganggu
pada saat pengeboran
v
Memakai
sarung tangan pada waktu pengeboran sangatlah berbahaya, tapi pakailah pada
waktu mesin bor berhenti untuk membuka mata bor
v
Pada
waktu pengeboran diharuskan memakai kacamata sebab pada waktu melakukan
pengeboran banyak bran atau serbuk-serbuk besi yang berterbangan yang apabila
terkena mata menyebabkan kerugian yang fatal
v
Seapatu
sebaiknya digunakan sepatu kulit atau sepatu yang keras pada bagian ujungnya.
Hal ini bertujuan untuk melindungi kaki dari timpaan benda yang jatuh
v
Bagi
perempuan jilbab sebaiknya dimasukkan ke dalam baju agar tidak mengganggu
sewaktu bekerja
v
Penjepit benda kerja harus kuat dan
posisi harus benar-benarrata/horizontal.
v Kurangi
tekanan pada saat pengeboran akan tembus/berakhir dangunakan pendingin, angkat
kembali untuk memotong geramnya.
v Perhatikan
pada saat mengetap, proses gerakan tangan untuk mata tapdiusahakan harus ada
putaran balik setiap satu gerakan putar
3.
Keselamatan alat dan mesin
Pada
saat melakukan pekerjaan bengkel pengguna alat harus mengetahui kondisi
alat-alat mesin yang digunakan misalnya pemberian pelumas putaran mesin
bor,memberi pelumas pada ragum,membersihkan setelah menggunakan alat dan mesin
supaya menjaga mesin tetap awed dan tidak mudah rusak.
4.
Keselamatan Benda Kerja
Apapun
pekerjaan yang kita lakukan kita juga harus memperhatikan keselamatan lingkungan
sekitar sebab lingkungan juaga mempengaruhi keselamatan kita,contohnya pada
saat pengeboran,benda kerja harus dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya
supaya hasil pengukuran yang kita inginkan sesuai dengan hasil pengeboran.Untuk
menghasilkan kerja yang baik kita harus menjaga benda kerja.
Kalau
kita tidak menggunakan aturan keselamatan mungkin terjadi kecelakaan yang tidak
kita inginkan begitu juga dengan pekerjaan bengkel segala perlengkapan
keselamatan sebaiknya digunakan semua jenis keselamatan kerja diatas sama
halnya mengendarai kendaraan..
Pada waktu melakukan pengeboran benda kerja yang
berukuran kecil harus dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya agar tidak
bergeser atau lari dari kedudukannya sewaktu melakukan pengeboran.
5. Keselamatan
Pada Lingkungan
Lingkungan
sangat mempengaruhi dalam kita bekerja dan harus mempunyai rasa timbale balik
terhadap lingkungan. Didalam proses pengeboran kita harus mengoleksi dan
mengetahui lingkungan juga mempengaruhi keselamatan kita dan harus bias memberi
perasaan atau keselamatan pada lingkungan.
Segala
perlengkapan instalasi,peralatan dan alat-alat potong yang terdapat dibengkel
sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur dll.Sesuai dengan bidang
kerja yang dikehendaki. Walaupun benda kerja itu mati dan tidak bias berfikir,
akan tetapi dapat berfungsi bila dikendalikan.
Maka
sebagai pedoman keselamatan kita harus difikirkan bahwa penyebab kecelakaan
yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan sbb :
v
Benda-benda
putar yang menjepit tangan dan merusak pakaian
v
Aliran
listrik yang merusak dan membakar
v Asam
yang merusak
v Panas
api yang membakar
v Kecelakaan
yang tidak disanggka
v
Ujung
sisi yang tajam dan memotong
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita
memulai Pekerjaan bengkel
a) Mesin
dan alat kerja
Sebelum
bekerja pada suatu mesin, sebuah alat kerja kita harus mempertimbangkan dan
mengingat akan keselamatan kerja, sehingga program kerja akan bekerja dengan
lancar seperti :
v Lingkungan
dan suasana kerja
v Mesin dan alat mana yang harus diketahui
v Pengaman
kerja
v Kebersihan
mesin dan alat
b) Perlengkapan
diri sendiri
v Rambut
yang panjang diberi pelindung
v Gunakan
sepatu yang sesuai
v Gunakan
sarung tangan jika diperlukan
v Jangan
memakai dasi
v
Menggunakan
pakaian yang sesuai dan rapi
v Jangan
menyimpan benda tajam disaku
v Gunakan
kacamata khusus
v Jangan
memakai perhiasan di tangan
c) Kebersihan
v Gunakan
pakaian kerja sebersih mungkin
v Meja tempat bekerja harus bersih sebelum dan sesudah bekerja
v Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja
d) Keselamatan
Kerja di Bangku Kerja
Adapun
kecelakaan yang terejadi dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh pengguna
alat-alat yang salah atau tidak hati-hati.
Adapun
kecelakaan ini disebabkan oleh ujung alat potong atau benda kerja yang tajam,
pencegahannya adalah sebagai berikut :
v
Bersihkan
alat-alat sebelum dan sesudah dipakai
v
Jangan
menyimpan alat yang tajam dikantong pakaian kerja
v
Gunakan
alat-alat yang sesuai dengan kondisi yang baik
v
Pergunakan
alat dengan baik dan benar
v Bekerja
dengan hati-hati
v
Pergunakan
alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita
v
Alasi
alat-alat presisi dengan lap halus
v Ambillah
alat dengan hati-hati
v
Lindungi
alat-alat yang tajam dengan gabus atau alat-alat lainnya
v
Pisahkan
alat-alat ukur pressisi dengan alat-alat potong
v
Simpanlah alat-alat terpisah satu
DAFTAR PUSTAKA
Qarry, Ageng.
2013. www.scribd.com. Laporan Bengkel.
[Diakses hari senin
tanggal 6 April 2015).
Sulistiadji, Koes. 2006. Teknologi Mekanisasi
Pengelolaan (Manajemen
Bengkel). Dit. Bina Produksi, Tan.
Pangan, Ditjentan, Deptan.
0 comments:
Post a Comment