Teknik Pertanian (AGRICULTURAL ENGINEERING)
AGRICULTURAL
ENGINEERING
By:
HENDRI SETIAWAN
1314072028
ENGINEERING DEPARTMENT
OF AGRICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
UNIVERSITY OF LAMPUNG
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul : Agricultural Engineering
Nama : Hendri Setiawan
NPM : 1314071028
Jurusan : Teknik Pertanian
Fakultas : Pertanian
PEMBAHASAN
A.Sejarah Teknik Pertanian
Rekayasa Pertanian ( irigasi , drainase , pupuk dan pengelolaan
pertanian ) yang diajarkan di Texas A & M sedini 1891 dalam apa yang
kemudian Departemen Pertanian . Pada tahun 1911 , Sekolah Pertanian dan Sekolah
Teknik didirikan . Dalam setiap sekolah , departemen diciptakan berdasarkan
materi pelajaran . Kursus teknik pertanian dipindahkan ke Departemen Agronomi
dalam Sekolah Pertanian . Sebuah Departemen Teknik Pertanian diciptakan dalam
Departemen Agronomi pada tahun 1914 , dan pada tahun 1915 menjadi departemen
yang independen . Pada tahun 2005 , departemen merayakan tahun ke-90 sebagai
sebuah departemen .
Pada tahun 1946 ada ancaman ke program karena dirasa kurang
koordinasi dan kekakuan rekayasa . Program ini menjadi dikelola bersama oleh
Dekan Sekolah Pertanian dan Teknik tahun 1947 dan pada tahun 1950 , Dewan
Engineers ' untuk Pengembangan Profesional ( pendahulu ABET ) menyetujui
akreditasi kurikulum empat tahun di Teknik Pertanian di Texas A & M. Dengan
demikian , tingkat rekayasa merayakan tahun ke-50 akreditasi terus menerus .
Sebuah kurikulum dalam pertanian mekanik didirikan dan dikelola
oleh Departemen Teknik Pertanian pada tahun 1957 . Tingkat dan nama program
diubah menjadi Sistem Manajemen Pertanian ( RUPS ) pada tahun 1988 untuk
menekankan fokus manajemen teknis kurikulum .
The Doctor of Philosophy di bidang Teknik Pertanian didirikan pada
tahun 1967 dan itu adalah salah satu dari sepuluh derajat seperti yang
ditawarkan di Amerika Serikat pada saat itu . Selain itu, Master Pertanian dan
Doctor of Engineering Degrees telah disetujui pada tahun 1974 . Tahun 1970-an
melihat pertumbuhan kualitas mahasiswa dan pendaftaran di departemen. The
Gourman Report peringkat departemen kedua di negara ini pada tahun 1979 . Pada
tahun 1998, program rekayasa pertanian sarjana masih menduduki peringkat kedua
di negara di balik Cornell University, dan program pascasarjana menduduki peringkat
kedelapan . News and World Report majalah AS telah secara konsisten peringkat
lulusan departemen Program nomor satu di Amerika Serikat , termasuk peringkat
terbaru pada tahun 2003 .
B. Pengertian Teknik Pertanian
Teknik Pertanian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang pertanian melalui pendekatan keteknikan/rekayasa dengan melakukan
transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk kebutuhan
manusia. Ilmu Teknik Pertanian menitikberatkan pada beberapa disiplin keilmuan
antara lain adalah dasar perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi dan
penerapan unsur-unsur kesatuan sistem produksi seperti manusia, mesin dan
peralatan, serta sumber daya pertanian.
Cakupan bidang Teknik Pertanian tidak terbatas pada penggunaan
traktor, sistem pengairan dan pengolahan hasil pertanian saja, akan tetapi pada
seluruh proses dan berbagai aspek dalam budidaya tanaman maupun ternak dan
proses pengolahan hasilnya. Bidang-bidang yang termasuk dalam cakupan Teknik
Pertanian adalah teknik budidaya pertanian, teknik sumber daya alam pertanian,
teknik proses hasil pertanian/pangan, energi dan listrik pertanian,
perbengkelan dan instrumentasi di bidang pertanian, sistem dan manajemen
keteknikan pertanian, bangunan pertanian dan lingkungan.
C. Yang Dipelajari di Teknik Pertanian
Mata kuliah yang ditawarkan di program studi Teknik Pertanian
merupakan materi-materi yang tersusun dalam kurikulum yang mencerminkan
perpaduan antara sistem produksi, manajemen dan rekayasa atau engineering yang
mendukung proses agroindustri. Untuk mengantarkan mahasiswa dalam mempelajari
bidang-bidang yang dicakup dalam ilmu Teknik Pertanian secara lebih mendalam
maka pada program studi Teknik Pertanian, mahasiswa akan diarahkan pada
beberapa bidang keahlian. Bidang keahlian tersebut antara lain adalah :
· 1. Sistem Manajemen dan Informatika Pertanian
· 2. Teknik Biosistem
· 3. Teknik Mesin Pertanian
· 4. Teknik Sipil Pertanian
· 5. Teknik Produk Pertanian
· 6. Teknik Sumberdaya Alam Pertanian
D. Prospek Lulusan Teknik Pertanian
Lulusan Teknik Pertanian berkesempatan untuk bekerja pada beberapa
bidang antara lain adalah :
· Perusahaan swasta (PT. Kubota Tractor, PT. Astra, PT. Perkebunan
Nusantara, Nestle, Arnott, Sriboga Raturaya, dan beberapa perusahaan lainnya
yang bergerak di bidang Teknik Pertanian, pangan dan agroindustri)
· Instansi pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta
(Departemen Pertanian, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Kehutanan, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Sedangkan pada perguruan tinggi, lulusan Teknik Pertanian dapat berprofesi
sebagai dosen maupun peneliti di perguruan tinggi negeri maupun swasta)
Spesialisasi
bidang teknik pertanian mencakup banyak hal mengenai desain proses
dan alat mesin pertanian. Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan
memanen sinar matahari untuk dimanfaatkan bagi
kesejahteraan umat manusia dan lingkungan [1]; hal ini berarti mencakup
budidaya tanaman pertanian, peternakan, perikanan,
pemrosesan hasil pertanian, hingga produk hasil pertanian siap dikonsumsi
masyarakat.
Contoh dari
spesialisasi di bidang teknik pertanian diantaranya:
· budidaya tanaman pertanian, mencakup pembibitan, pengolahan
tanah, irigasi,
dan konservasi tanah dan air.
· produksi hewan ternak dan perikanan,
termasuk desain dan konstruksi fasilitas pemeliharaan dan pemrosesan hasil.
· desain proses pengolahan bahan pangan dan hasil produk pertanian
lainnya.
· teknik sumber daya hayati, yang
menggunakan mesin dan teknologi terbaru untuk menyelamatkan lingkungan.
E. Seni Dalam Keteknikan Pertanian
Jika mendengar kata seni, mungkin yang terlintas di pikiran adalah
lukisan, musik atau beberapa jenis pahatan dan ukiran. Namun sebetulnya seni
lebih dari itu. Seni ada disekitar kita, seni berbicara, seni berjalan, seni
bersikap dan lain sebagainya. Begitu juga didalam pertanian, ada seni, namun
masyarakat lebih suka menyebutnya “cara”. Misalkan saja dalam menarik singkong
dari dalam tanah tidak asal tarik begitu saja, namun ada cara tersendiri dan
cara yang tersendiri inilah yang bisa disebut “seni dalam menarik singkong”.
Dalam proses invensi teknologi sendiri terjadi beberapa tahapan,
dimulai dari filosofi ataupun seni, menjadi ide, lalu dikaitkan terhadap sains
maka terciptalah teknologi. Banyak dari penemuan di dunia diawali dari filosofi
bukan dari seni, dimana penemuan tersebut lebih mengutamakan fungsi terlebih
dahulu. Hal ini memang menjadi keutamaan dalam seluruh penemuan, namun saat ini
banyak penemuan yang lebih diminati dengan adanya sentuhan seni pada proses
invensi.
Seperti dalam pembuatan traktor, jika lebih mengutamakan fungsi
maka yang tercipta adalah mesin besar yang hanya memiliki fungsi menarik suatu
implemen untuk mengolah lahan. Namun kini, ada sisi estetika pada pembuatan
traktor, sisi estetikanya bisa lebih ke arah pemilihan warna rangka mesin,
bentuknya yang compact dan terlihat kokoh dan tidak lupa juga mempertimbangkan
rasa nyaman dari operator yang akan menggunakan traktor tersebut.
F. Seni Sebagai Awal Invensi
Menjadikan
seni sebagai awal dari sebuah penemuan memang jarang sekali ditemui di bidang
engineering. Biasanya sentuhan seni diberikan ketika hasil dari invensi
tersebut akan dipopulerkan ke masyarakat, hal inilah yang menjadi kelemahan
para enjinir. Penemuan yang berdasar seni adalah penemuan yang lebih
menitikberatkan pada tampilan dari penemuan tersebut, walaupun terkadang hasil
penemuan tersebut kurang begitu baik namun akibat tampilannya yang menarik dan
disukai maka penemuan tersebut dinilai lebih baik oleh para penilai yang
berasal dari kaum awam. Berbeda dengan penemuan-penemuan yang berdasar fungsi
dan tujuan operasional, misalkan saja untuk mesin-mesin pertanian yang dibuat
oleh bengkel, rata-rata hanya dicat hijau dan seringkali dibiarkan blank tanpa
penutup komponen mesin yang bekerja sehingga menurunkan minat ketika pertama
kali melihat mesin tersebut. Begitu juga dengan bangunan pertanian,
terkadang modelnya tidak jauh berbeda dengan gudang yang tidak terurus
dan begitu juga dengan kandang hewan, yang dipentingkan adalah hewan tersebut aman
dari lingkungan luar.
· Dengan digunakannya seni sebagai awal proses penemuan tentu akan
menjadikan hasil penemuan lebih menarik dilihat dan juga tentunya tidak
melupakan sisi ergonomis dari hasil penemuan tersebut.
· Dalam sebuah penemuan, seni bisa dimasukkan pada tahap awal
penemuan, yaitu perancangan atau design. Tidak hanya di bidang produk konsumsi,
bahkan di bidang engineering tahap perancangan adalah tahap yang paling penting
yang menentukan hasil dari sebuah penemuan. Di bidang perancangan inilah
terjadi fushion antara sains dan seni dalam tujuan menciptakan sebuah penemuan
yang berfungsi optimal dan tetap memiliki nilai estetika. Kita ambil contoh
robot line follower, robot akan terlihat lebih menarik ketika semua komponen
tertutup dan tidak ada kabel yang berseliweran ketika robot dijalankan, apalagi
jika robot ditambahi casing yang membuat robot tersebut benar-benar terlihat
seperti produk pabrikan yang berharga mahal.
G. Kolaborasi
Seni dan Sains
Seni
dan sains adalah hal yang seharusnya tidak dapat dipisahkan, meskipun terlihat
garis besar diantara keduanya. Seni dan sains pada dasarnya bisa digambarkan
sebagai otak kiri dan otak kanan dimana umumnya pada manusia tidak bisa bekerja
secara berimbang antara keduanya, hal inilah yang menyebabkan banyak penemuan
tidak sampai tahap populerisasi, namun hanya sebatas penemuan. Karena jika
sebuah penemuan didasari kolaborasi antara seni dan sains maka yang terjadi
adalah penemuan yang fungsional dan tetap menarik. Dari segi fungsional dapat
bekerja secara optimal dan dari segi penampilan terlihat nilai estetika di
penemuan tersebut.
Banyak
penemuan pada dahulu kala ditemukan oleh seniman, karena terkadang dari sudut
pandang orang yang berkecimpung di dunia seni tentu ada perbedaan dalam menilai
sebuah penemuan. Karena sudut pandang segi estetika tentu ingin melihat sebuah
penemuan yang memiliki kemampuan menarik perhatian orang banyak ketika melihat
penemuan tersebut, rasa takjub dan kagum melihat sebuah penemuan dengan
penampilan mutakhir dan ciamik sehingga minat pemerhati tertuju pada penemuan
tersebut.
H. Seni, Sains
dan Teknologi pada Keteknikan Pertanian
Sepeti
yang dijelaskan sebelumnya, penemuan-penemuan yang biasa saja terkadang
menjemukan, apalagi penemuan di bidang pertanian. Persepsi orang banyak jika
mendengan penemuan mesin baru di bidang pertanian pasti berujung kepada sebuah
mesin yang dibuat bengkel dengan hasil las yang tidak rata dan cat akhir
berwarna hijau gelap. Namun jika saja penemuan mesin pertanian tetap menjunjung
nilai estetika maka persepsi orang pasti lebih mengarah ke mesin canggih dengan
tampilan menarik serta bentuknya memberikan kesan hi-tech. Namun sedikit
disayangkan, penemuan di bidang keteknikan pertanian hingga saat ini dan
nampaknya untuk beberapa tahun ke depan tetap mengarah ke mesin buatan bengkel
dengan hasil las yang buruk dan hanya dicat warna hijau.
Tidak
hanya alat dan mesin, seni juga bisa diterapkan pada bangunan pertanian, dimana
seni instalasi pada bangunan bisa diterapkan, walaupun bangunan tersebut
fungsinya mungkin hanya sebagai gudang menumpuk beras, namun ketika petani atau
pekerja memasuki ruangan tersebut tentu ada rasa nyaman ketika berada di
ruangan tersebut dengan melihat bangunan yang berbentuk rapi dan memiliki kesan
canggih.
Lebih
jauh lagi, mengingat sekarang penemuan juga tidak pada perangkat keras, seni
juga bisa diterapkan pada perangkat lunak. Dimisalkan pada perangkat lunak
untuk menghitung laju infiltrasi pada tanah, tampilan yang kaku dan terlihat
“kotak-kotak” akan menjemukan bagi pengguna awam yang ingin mencoba perangkat
lunak tersebut namun jika saja diberikan sentuhan seni pada tampilannya tentu
perangkat lunak itu tidak jauh berbeda kelihatannya dengan perangkat lunak
dari perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang IT.
Oleh
karena itu tidak ada salahnya jika mulai dari saat ini, penemuan-penemuan di
bidang keteknikan pertanian mulai mempertimbangkan aspek seni dengan tujuan
mengubah persepsi orang awam ketika melihat penemuan tersebut. Sekali lagi,
seni, sains dan teknologi sudah seharusnya menjadi komponen yang tidak boleh
dipisahkan pada sebuah penemuan keteknikan pertanian, apalagi pada tahap
perancangan, agar penemuan tersebut dapat menarik perhatian orang banyak namun
tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan juga membesarkan nama keteknikan
pertanian.
0 comments:
Post a Comment