-->

Wednesday, May 13, 2015

Pengoperasian Grain Seeder


PENANAMAN BENIH MENGGUNAKAN GRAIN SEEDER
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian)

Oleh:
Hendri Setiawan
1314071028




LABORATORIUM DAYA, ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


1.                  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penanaman merupakan proses penting dalam dunia pertanian. Tanpa adanya penanaman tidak akan mendapatkan hasil. Penanaman sendiri banyak jenisnya. Ada penanaman benih berupa biji, berupa semaian, dll. Tentunya dalam menanam benih tersebut mempunyai cara yang berbeda-beda.
Contohnya penanaman benih, dalam menanam terdapat banyak cara. Seperti menggunakan tenaga manusia langsung maupun dengan alat. Grain seeder adalah salah satu alat penanaman benih yang menggunakan tenaga hewan maupun manusia. Cara menggunakannya pun cukup mudah, biasa ditarik maupun didorong. Dalam menggunakannya tentu harus memilki keahlian tersendiri.
Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pengenalan dan selanjutnya melakukan penanaman dengan grain seeder sendiri. Pada praktikum ini kita akan melakukan penanaman biji-bijian dengan menggunakan grain seeder grain seeder.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1)      Mahasiswa mampu menggunakan grain seeder untuk penanaman benih.
2)      Mahasiswa mampu menanam benih dengan grain seeder sesuai teori yang diberikan saat pengenalan grain seeder.





II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alsintan
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
2.2 Fungsi Alsintan
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991, hal. 1) Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat
membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu
( Alihamsyah 1991, hal.108).
2.3 Pengertian Penanaman
Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980). Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman.
2.4 Seeder
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam dengan menggunakan alattanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih didalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang,jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu adakemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benihtanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-macam, seperti kacang tanah,jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang masing-masing memiki bentuk, ukuran,kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yangmemiliki kekuatan tanam yang bebrbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yangmempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran,density per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan.Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) inidapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
1.      Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah).
2.      Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
3.      Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur).
4.      Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur).
5.      Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama).
Dalam alat mesin tanam (seeder) terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Hopper
Hopper merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas, yang berfungsi sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah. Hopper mempunyai peranan penting dalam proses berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman.
2.      Seed Matering Device (SMD)
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih.
 Jenis-Jenis Seed Matering Device :
ü  Horizontal Feed/Rotor matering devices
ü  Vertical Feed/Rotor matering devices
3.      Feed Tube
Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur pengeluaran benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang tanam yang telah dibuat oleh furrow opener. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan kontinu.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran benih :
ü  Panjang saluran
ü  Tingkat kekerasan alat
ü  Pemantulan pada dinding alat
ü  Hambatan pada dinding alat
4.      Furrow Opener (Alat Pembuat Alur)
Furrow opener berfungsi sebgai pembuka alaur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih (biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar matahari serta binatang penganggu.
Faktor-faktor  penentu kedalam benih yang akan ditanam :
ü  Jenis tanaman
ü  Kelengasan tanah
ü  Temperature tanah     
Macam –macam Furrow Opener :
ü  Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
ü  Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar.
ü  Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana sangat dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
5.      Covering Device(alat penutup alur)
Corvering device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi lengas (tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh













III.             METODOLOGI

3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian yang berjudul Pengolahan Tanah Sekunder Dengan Garu Piring ini dilaksanakan pada hari rabu, 29 April 2015 pukul 08:00 – 10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah grain seeder, meteran, kamera, buk, pena.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah, benih jagung.
Rounded Rectangle: Disiapkan alat dan bahan praktikum3.3       Diagram alir

 













IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil dari praktikum ini adalah:
Tabel 1. Panjang, lebar, dan luas lahan.
No
Parameter
Ukuran (cm)
1
Panjang
300 cm
2
Lebar
83 cm
3
Luas
24900 cm2

Tabel 2. Hasil pengukuran jarak tanam beserta biji jatuh Arah 1.
No
Biji Jatuh
Jarak
1
2
18 cm
2
2
40 cm
3
2
43 cm
4
1
47 cm
5
2
44 cm
6
2
45 cm
7
2
39 cm

Tabel 2. Hasil pengukuran jarak tanam beserta biji jatuh Arah 2.
No
Biji Jatuh
Jarak
1
2
30 cm
2
1
38 cm
3
2
45 cm
4
1
35 cm
5
1
43 cm
6
2
41 cm
7
2
43 cm

4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Praktikum
Pada praktikum ini praktikan akan melakukan penanaman biji dengan grain seeder. Penanaman dimulai dengan menyiapkan lahan dan benih yang akan digunakan. Lahan yang digunakan adalah lahan buatan yang terbuat dari alas banner dan di atasnya diletakkan tanah . Setelah lahan selesai dibuat, disiapkan benih. Setelah itu, biji diletakkan di grain seeder yaitu di copper. Setelah itu grain seeder diletakkan di lahan dan mulai menanam. Grain seeder ditarik oleh dua orang dari kelompok kami. Dan ada yang mengukur setiap jatuh benih dan diukur jarak dari benih satu jatuh dan benih lainnya. Selain itu dari kelompok kami ada yang melakukan dokumentasi. Setelah satu arah selesai, maka arah penanaman dilakukan berbalik arah dengan jatak 30 cm dari arah satu tadi.
4.2.2 Bahas Data Praktikum
Dari hasil data praktikum kali ini hanya diambil 3 sampel data setiap arah penanamannya. Adapun hasil itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Sampel hasil praktikum dan rata-rata arah 1.
No
Biji Jatuh
Jarak (cm)
1
2
40 cm
2
2
43 cm
3
1
47 cm
Rata-rata
1,7 = 2
43,3 cm

Tabel 3. Sampel hasil praktikum dan rata-rata arah 2.
No
Biji Jatuh
Jarak (cm)
1
1
38 cm
2
2
45 cm
3
1
35 cm
Rata-rata
1,3 = 1
39,3 cm

Dari hasil tabel di atas bahwa di dapat 3 sampel pada setiap arah. Sampel pertama untuk arah satu yaitu pada jarak 40 cm dari biji jatuh sebelumnya menjatuhkan biji sebanyak 2 biji, pada jarak 43 cm kemudian menjatuhkan biji sebanyak 2 biji, dan pada jarak 47 kemudian menjatuhkan biji sebanyak 1 biji. Kemudian dari ketiga sampel tersebut bisa ditarik rata-rata jarak maupun biji jatuh. Pada arah ini sudah di dapat rata-rata dari data sampel tersebut yaitu untuk rata-rata biji jatuh yaitu sebanyak 1,7 biji atau setara dengan kebutuhan 2 biji. Sedangkan untuk jaraknya yaitu 43,3 cm yaitu setara dengan 43 cm.
Setelah itu dari sampel arah 2 didapat hasilnya yaitu untuk sampel pertama untuk arah dua yaitu pada jarak 38 cm dari biji jatuh sebelumnya menjatuhkan biji sebanyak 1 biji, pada jarak 45 cm kemudian menjatuhkan biji sebanyak 2 biji, dan pada jarak 35 kemudian menjatuhkan biji sebanyak 1 biji. Kemudian dari ketiga sampel tersebut bisa ditarik rata-rata jarak maupun biji jatuh. Pada arah ini sudah di dapat rata-rata dari data sampel tersebut yaitu untuk rata-rata biji jatuh yaitu sebanyak 1,3 biji atau setara dengan kebutuhan 1 biji. Sedangkan untuk jaraknya yaitu 39,3 cm yaitu setara dengan 39 cm.
Dari hasil data setiap sampel diatas memang tidak sesuai dengan teori yang sudah di dapat saat pengenalan. Terutama pada jarak penanaman, terlalu jauh untuk jarak yang dihasilkan. Secara umu harusnya jaraknya antara 30-35 cm. Namun hasil ini sangat berbada.  Hal ini terjadi karena terjadinya slip roda yang dikarenakan perputaran roda yang tidak sempurna. Kondisi ini lagi-lagi disebabkan oleh lahan yang kurang baik. Karena lahan yang digunakan yaitu lahan buatan. Mungkin jika lahannya tidak buatan maka bisa dapat hasil yang sedikit berbeda.
4.2.3 Mekanisme Kerja Grain Seeder
Adapun mekanisma kerja dari grain seeder adalah sebagai berikut:
a.       Pertama-tama benih ditampung di copper.
b.      Setelah benih ditampung di copper, lalu roda belakang berputar ,menghasilkan daya putaran.
c.       Daya putaran yang dihasilkan oleh roda belakang akan dihubungkan oleh rantai menuju bawah copper yaitu lempengan pembagi benih.
d.      Maka benih akan turun dari copper secara perlahan sedikit demi sedikit melalui lubang.
e.       Setelah itu roda depan membuat alur tanam yang akan dijatuhi oleh benih.
f.       Setelah alur terbuat maka benih akan jatuh ke dalam alur melalui selang yang berada dibelakang roda depan.
g.      Setelah itu, singkal yang berada di belakang roda akan menutup alur setelah ditaruh benih.
h.      Kemudian roda belakang akan meratakan tanah atau alur. Pada roda belakang terdapat mata roda berfungsi untuk  menghindari slip.
2.2.4 Hal Yang Perlu Saat Penanaman.
Penanaman menggunakan grain seeder membutuhkan keahlian. Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu memilki masalah pada penarikan grain seeder yang tidak lurus pada lintasan. Hal ini dikarenakan roda pembuat alur tidak begitu lurus dengan alur, sehingga pada saat menarik sedikit demi sedikit akan berbelok.
Selain itu putaran roda belakang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan pada saat penarikan beban belakang tidak begitu berat dan akibatnya roda belakang akan mengalami slip dan daya yang disalurkan ke bawak copper perputarannya lambat. Akibat dari masalah ini yaitu jatuhnya benih tidak sesuai harapan dan jarak tanam akan bervariasi serta akan terlalu jauh jarak tanamnya. Seharusnya saat penarikan grain seeder pada bagian belakang harus diberi beban atau penarikan dilakukan dua orang dan yang satunya memberi beban pada bagian belakang.s



V.                KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu:
1)      Hasil sampel benih jatuh dari penanaman menghunakan grain seeder ini pada arah 1 didapat rata-rata benih jatuh yaitu 1,7 dan pada arah 2 yaitu 1,3.
2)      Hasil jarak tanam berdasarkan sampel yang sudah diambil menghasilkan rata-rata jarak tanam pada arah 1 yaitu 43,3 cm dan pada arah 2 yaitu 39,3 cm.
3)      Jarak benih yang tidak sesuai dengan teori disebabkan oleh slip roda yang terjadi.
4)      Masalah yang terjadi pada grain seeder pada saat penarikan tidak lurus dengan lintasan dikarenakan pada bagian belakang tidak terdapat beban sebagai penyeimbang agar tidak terjadi slip roda.











DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T.1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian
dalam Suatu Usahatani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan Keterampilan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Sistem Usahatani. Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa (SWAMP-Il) Halaman: 108-17.
Ciptohadijoyo, S. 1991. Alat dan Mesin Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Bogor.
Purwadi, T. 1999. Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Gadjah Mada; Jogjakarta.



















LAMPIRAN









Foto Praktikum
Arah 1
Lahan.jpg
Lahan penanaman
Awal.jpg
Saat biji pertama jatuh dari jarak 18 cm dari pinggir

40.jpg
Jarak 40 cm kemudian dari biji pertama jatuh


433.jpg
Jarak 43 cm dari biji jatuh sebelumnya
IMG_20150429_084935.jpg
Jarak 47 cm dari biji jatuh sebelumnya

Arah 2
30.jpg
Jarak baih jatuh apad awal arah 2
IMG_20150429_084949.jpg
                       Jarak 38 cm kemudian dari benih jatuh pertama arah 2          
4333.jpg
Jarak 45 cm dari benih jatuh sebelumnya
35.jpg
Jarak 35 cm dari benih jatuh sebelumnya
Foto1016.jpg

Data hasil praktikum

0 comments:

Post a Comment

Kontak Saya

No. WhatsApp:

+62 852 9091 95XX

Alamat:

Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah

Email:

hendriseetiawan@gmail.com