-->

Tuesday, May 26, 2015

METODE SINGLE CHANNEL (M/M/1) : Laporan Metode Antrian Pada Pangkas Rambut


SISTEM ANTREAN PADA PANGKAS RAMBUT DENGAN METODE SINGLE CHANNEL (M/M/1)
(Laporan Mata Kuliah Riset Operasional)

Oleh:
Kelompok 3
Annie Widya Subagya            1314071007
Hendri Setiawan                     1314071028
Rafiko Ferilino                        1314071044
Sofyan Sambudi                     1314071053





JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


I.                   PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di dunia ini dalam antrian kerap kali ditemukan. Yang paling banyak kita jumpai yaitu di pusat perbelanjaan, pelayanan ATM maupun pelayanan di Bank. Hal ini tentu menjadi pemikiran tersendiri bagi pihak pemberi pelayanan terutama pada kenyaman pengantrian oleh pengantri. Sistem pengantrian yang baik sangat diperlukan untuk terjaganya ketertiban proses pelayanan. Kegunaan dari sistem pengantrian ini sangat membantu lancarnya pelayanan kepada pelanggan seperti pelanggan menunggu pelayanan di depan kasir, beberapa peralatan menunggu untuk diservice, dan masih banyak lagi.
Untuk sistem pengantrian kali ini kami akan melihat pada sistem pengantrian pada pangkas rambut dengan pelayanan satu. Tentu dengan adanya pelayanaan yang hanya satu akan membuat waktu tunggu pelanggan yang lain kan semakin lama. Hal ini tentu membutuhkan sistem pengantrian yang sangat baik.
Oleh karena itu, kami memilih tempat pangkas rambut sebagai pengamatan untuk sistem antrian single channel (M/M/1) dan menentukan variable-variable yang dicari dari sistem ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu:
1.      Menghitung tingkat intensitas pelayanan (ρ) pada tempat pangkas rambut.
2.      Menghitung jumlah rata-rata orang yang diharapkan dalam sistem .
3.      Menghitung jumlah orang yang diharapakan menunggu dalam antrian.
4.      Menghitung waktu yang diharapakan oleh setiap orang selama dalam sistem (menunggu pelayanan).

5.      Menghitung waktu waktu yang diharapkan oleh setiap orang untuk menunggu dalam antrian.

















I.                   TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antrian
Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari satuan yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas layanan). Jadi teori atau pengertian antrian adalah studi matematikal dari kejadian atau gejala garis tunggu (P. Siagian, 1987, hal. 390). Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan pelayanan. Dalam kehidupan sehari-hari, kejadian ini sering kita temukan misalnya seperti terjadi pada loket bioskop, loket kereta api, loket-loket pada kantor pos, dermaga di pelabuhan, loket jalan tol, pelabuhan udara, tempat praktek dokter, loket stadion, banyak lagi yang lainnya. Pada umumnya setiap orang mengalami kejadian antrian dalam hidupnya, oleh karena itu boleh dikatakan bahwa antrian sudah menjadi bagian dari kehidupan tiap orang. Sesungguhnya semua permasalahan antrian tersebut dapat kita atasi dengan menggunakan metode teori antrian. Dan metode antrian adalah suatu alat yuang bertujuan untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan mengurangi terjadinya antrian.
2.2 Tujuan Teori Antrian
Tujuan dasar dari teori antrian adalah untuk meminimumkan total 2 (dua) biaya, yaitu biaya langsung penyedian fasilitas dan biaya tak langsung yang timbul karena pelanggan yang harus menunggu untuk dilayani (Pangestu dkk, 1985, hal. 264 ). Bila sistem mempunyai fasilitas pelayanan lebih dari optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal yang berlebihan, tetapi apabila jumlah kurang dari optimal maka hasilnya adalah tertundanya pelayanan (P. Siagian, 1987, hal. 390). Teori antrian merupakan peralatan yang penting untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan meminimumkan jumlah antrian.
2.3 Pengertian Sistem dan Model
Sistem didefinisikan sekumpulan dari bermacam-macam objek yang saling berinteraksi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkaran yang kompleks (Simatupang, 1995, hal. 7). Sistem itu sendiri tergantung dan tujuan yang dipelajari yang dapat tersusun dari beberapa sub sistem. Sistem dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sistem diskrit dan sistem kontinyu. Sistem diskrit adalah sistem variable statenya hanya pada waktu tertentu dan banyaknya dapat dihitung. Sedangkan system kontinyu adalah sistem yang variabel statenya berubah terhadap waktu secara kontinyu.
Berdasarkan sifat proses pelayanan dalam saluran (channel) dan phase, saluran menunjukkan jumlah jalur atau tempat memasuki sistem pelayanan yang juga menunjukkan jumlah stasiun pelayanan dimana para customer harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada 4 struktur model antrian yaitu (Pangestu dkk, 1985, hal. 270 – 272) :
1.      Satu jalur dan satu stasiun pelayanan (Single Channel Single Phase)
Single channel artinya hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan, sedangkan single phase menunjukkan hanya ada satu stasiun pelayanan.


Gambar 2.1. Struktur model antrian single channel single phase
(Pangestu dkk, 1985, hal. 270 – 272)
1.      Satu jalur dengan beberapa stasiun pelayanan (Single Channel Multi Phase)
Artinya hanya ada satu jalur untuk memasuki pelayanan tetapi ada dua atau lebih stasiun pelayanan yang harus dilaksanakan secara kontinyu.


Gambar 2.2. Struktur model antrian single channel Multi phase
(Pangestu dkk, 1985, hal. 270 – 272)
1.      Beberapa jalur dengan satu stasiun pelayanan (Multi Channel Single Phase)
            Artinya beberapa fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.


Gambar 2.3. Struktur model antrian Multi channel Single phase
(Pangestu dkk, 1985, hal. 270 – 272)
1.      Beberapa jalur dengan beberapa stasiun pelayanan (Multi Channel Multi Phase)
Sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga ada lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.


Gambar 2.4. Struktur model antrian Multi channel Multi phase
(Pangestu dkk, 1985, hal. 270 – 272)
Antrian dapat dihasilkan jika kedatangan pelanggan yang diterima untuk dilayani harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Dalam antrian kedatangan pelanggan dalam sistem dan waktu pelayanan yang diberikan dapat mempunyai distribusi tertentu. Data yang kita perlukan untuk menganalisa model terdiri atas waktu kedatangan dan waktu antar dua kedatangan secara berurutan serta waktu pelayanan.
2.4 Mekanisme Pelayanan
Ada 3 (tiga) aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, (P. Siagian, 1987, hal. 392 - 393), yaitu :
a.       Tersedianya Pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
b.      Kapasitas Pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah konsumen (satuan) yang dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tetapi juga ada yang berubah-ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran tunggal atau system pelayanan tunggal disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
c.       Lamanya Pelayanan
Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang konsumen atau satu-satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua konsumen atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama dan tidak tegantung pada waktu pertibaan.












I.                   METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan survei atau pengamatan pada tugas mata kuliah Riset Operasional ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pukul 17:00 – 18:00 WIB yang bertempat di tempat Pangkas Rambut Trendy Polinela Jl. Komarudin Rajabasa, Bandar Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada pengamatan ini adalah stopwatch, buku, pena, kamera, kalkulator.
Adapun bahan yang digunakan pada pengamatan ini adalah sejumlah orang, tempat pangkas rambut Trendy.
3.3 Langkah Pengamatan
      Adapun langkah-langkah pengamatan ini yaitu:
-          Menentukan tempat yang akan digunakan untuk pengamatan.
-          Melakukan survei ke tempat yang telah ditentukan.
-          Melakukan pengamatan di tempat tersebut menggunakan metode Single Channel (M/M/1).
-          Mencari data atau informasi tambahan dari buku maupun internet.
-          Melakukan perhitungan sesuai variable-variable yang dicarai.
-          Menyusun laporan pengamatan.
















IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Data Pengamatan
Adapun data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan di tempat Pangkas Rambut Trendy yaitu hanya mencari dua variable saja. Hasil tersebut yaitu mencari jumlah rata-rata pelanggan yang datang per jam (λ) yaitu sebanyak 2 orang. Sedangkan jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per jam (µ) yaitu sebanyak 4 orang.
4.1.2 Perhitungan
Dari data yang diperoleh di atas, maka selanjutnya kita akan melakukan perhitungan sesuai variabel yang akan dicari dengan persoalan di bawah ini yaitu:
Soal:
Andi adalah seorang tukang cukur rambut di tempat  pemangkas rambut ‘Trendy’. Rata-rata tingkat kedatangan orang mengikuti distribusi poisson yaitu 2 orang per jam. Andi dapat melayani rata-rata 4 orang per jam, dengan waktu pelayanan setiap orang mengikuti distribusi probabilitas eksponensial. Jika diasumsikan model sistem antrian yang  digunakan Andi adalah (M/M/1), hitunglah soal-soal berikut ini untuk Andi.
a)      Tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (ρ).
Dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang. Maka kita dapat mencari ρ dengan rumus:

Angka tersebut menunjukkan bahwa Andi akan sibuk melayani orang selama 50 % dari waktunya. Sedangkan 50% dari waktunya atau (1-ρ) atau (1-0,50) yang sering disebut idle time akan digunakan Andi untuk istirahat, membersihkan peralatan cukur dan lain-lain.
a)      Jumlah rata-rata orang yang diharapkan menunggu dalam sistem (L).
Dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang. Maka kita dapat mencari L dengan rumus:


Angka 1 menunjukkan bahwa Andi dapat mengharapkan 1 orang yang berada dalam sistem.
a)      Jumlah orang yang diharapkan menunggu dalam antrian (Lq).
Dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang. Maka kita dapat mencari Lq dengan rumus:


Angka tersebut menunjukkan bahwa, orang yang menunggu untuk dilayani dalam antrian sebanyak 0,50 orang atau dapat dibulatkan menjadi 1 orang.
a)      Waktu yang diharapakan oleh setiap orang selama dalam sistem (menunggu pelayanan) (W).
Dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang. Maka kita dapat mencari W dengan rumus:


Angka tersebut menunjukkan bahwa, waktu rata-rata orang menunggu dalam sistem selama 30 menit.
a)      Waktu yang diharapkan oleh setiap orang untuk menunggu dalam antrian (Wq).
Dari data yang diperoleh sebelumnya yaitu λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang. Maka kita dapat mencari Wq dengan rumus:


Angka tersebut menunjukkan bahwa, waktu rata-rata orang menunggu dalam antrian selama 15 menit.
4.2 Pembahasan
Pada kegiatan pengamatan kali ini dilakukan di tempat Pangkas Rambut Trendy Polinela. Pada kegiatan ini variabel yang diamati yaitu jumlah rata-rata orang yang datang per jam (λ) dan jumlah rata-rata orang yang dilayani per jam (µ). Hasilnya adalah λ sebanyak 2 orang dan µ sebanyak 4 orang.
Dari kegiatan ini kita akan mencari bebrapa variabel pengamatan berdasarkan data yang sudah diperoleh yaitu tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (ρ), jumlah rata-rata orang yang diharapkan menunggu dalam sistem (L), jumlah orang yang diharapkan menunggu dalam antrian (Lq), waktu yang diharapakan oleh setiap orang selama dalam sistem (menunggu pelayanan) (W), waktu yang diharapkan oleh setiap orang untuk menunggu dalam antrian (Wq).
Dari hasil perhitungan dia atas maka didapat tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (ρ) sebesar 50%, jumlah rata-rata orang yang diharapkan menunggu dalam sistem (L) sebanyak 1 orang, jumlah orang yang diharapkan menunggu dalam antrian (Lq) sebanyak 0,5 orang atau bisa dibulatkan 1 orang, waktu yang diharapakan oleh setiap orang selama dalam sistem (menunggu pelayanan) (W) selama 30 menit, waktu yang diharapkan oleh setiap orang untuk menunggu dalam antrian (Wq) selama 15 menit.
















V.        KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pengamatan ini adalah:
1.      Pengamatan ini menggunakan Metode Single Channel (M/M/1).
2.      Pada kegiatan ini variabel yang di cari yaitu tingkat intensitas pelayanan (ρ), rata-rata orang yang diharaapkan dalam sistem (L), oarang yang diharapkan dalam antrian (Lq), waktu yang diharapkan pelanggan selama dalam sistem (W), waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam antrian (Wq).
3.      Dari hasil perhitungan didapat hasil yaitu ρ sebesar 50%, L sebanyak 1 orang, Lq sebanyak 1 orang, W selama 30 menit, dan Wq selama 15 menit.












DAFTAR PUSTAKA

Siagian, P. Penelitian Operasional Teknik dan Praktek. 1987. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Simatupang. TM. 1995. Pedoman Sistem. Klaten. Nindika.
Subagyo, Pangestu, dkk. 1985. Dasar-dasar Operasional Research (Twoth
Edition). BPFE. Yogyakarta.









0 comments:

Post a Comment

Kontak Saya

No. WhatsApp:

+62 852 9091 95XX

Alamat:

Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah

Email:

hendriseetiawan@gmail.com